Loggo Daerah
LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI
METODE INKURI PADA PELAJARAN MEMELIHARA SISTEM HIDROLIK DAN
KOMPRESOR UDARA SISWA KELAS X
SMK .............. TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Disusun dan Diajukan sebagai
Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat Golongan
dari .../a ke .../b
Oleh
..............
NIP. ..................................
SMK ..............
Jl.
.............................................................................
2013
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
|
Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Inkuri pada Pelajaran Memelihara
Sistem Hidrolik dan Kompresor Udara Siswa Kelas X SMK .............. Tahun
Pelajaran 2013/2014
|
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat, Golongan, NIP
d. Asal Sekolah
e. Alamat Kantor
f. Alamat Rumah
|
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
Telp/HP. ..............................
|
3. Lama Penelitian
4. Sumber Biaya
|
3 bulan / dari bulan ............ sampai dengan bulan ..................
20....
Swadana
|
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
……………………………….
NIP.……………………..
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI
METODE INKURI PADA PELAJARAN MEMELIHARA SISTEM HIDROLIK DAN
KOMPRESOR UDARA SISWA KELAS X
SMK .............. TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
..............
NIP. .............................
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK .............. melalui metode inkuiri pada materi materi prinsip-prinsip,
konstruksi dan kerja sistem hidrolik, serta prosedur pemeliharaan, perbaikan
dan pengujian. Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMK .............. sebanyak 31 siswa. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi, dan pemberian tes pada
setiap akhir siklus pembelajaran.
Data-data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar mengalami
peningkatan dari kondisi awal sebanyak 12 siswa atau 38,71%, naik menjadi 18
siswa atau 58,06% pada siklus pertama, dan 96,77% atau 30 siswa pada siklus
kedua. Hasil belajar siswa pada studi awal hanya 60,97, naik menjadi 64,52 pada siklus pertama,
dan 76,45 pada siklus kedua, dengan
tingkat ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa (35,48%) pada studi awal, 54,84%
atau 17 siswa pada siklus pertama, 28
siswa atau 90,32% pada siklus terakhir, walaupun masih ada tiga siswa (9,68%)
yang belum tuntas namun karena semua kriteria keberhasilan proses pembelajaran
telah tercapai pada siklus kedua maka dinyatakan bahwa proses perbaikan
pembelajaran selesai dan berhasil pada siklus kedua. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Memelihara Sistem Hidrolik dan Kompresor Udara
pada materi materi prinsip-prinsip,
konstruksi dan kerja sistem hidrolik, serta prosedur pemeliharaan, perbaikan
dan pengujian dengan menggunakan metode inkuiri, maka
aktivitas dan hasil belajar siswa pada siswa kelas X SMK .............. tahun
2013/2014 dapat meningkat.
Kata kunci : inkuiri, aktivitas, hasil belajar
KATA PENGANTAR
Penulis
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNyalah seluruh proses penelitian
sampai penulisana laporan berjudul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Melalui Metode Inkuri pada
Pelajaran Memelihara Sistem Hidrolik dan Kompresor Udara Siswa Kelas X SMK ..............
Tahun Pelajaran 2013/2014” dapat terselesaikan. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dan golongan dari ..… ke …..
Peneliti mengakui, dengan terselesaikannya penulisan karya tulis ini,
tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, melalui tulisan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1.
………………….., Kepala Dinas ……………. yang telah mengijinkan dan mendukung dilakukannya
Penelitia Tindakan Kelas ini.
2. …………..,
Pengawas SMK ……………. yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
pada penulisan karya tulis ini.
3.
Kepala Sekolah serta teman-teman guru SMK .............. lainnya yang
senantiasa memberi semangat dan dorongan selama penelitian dan penulisan karya
tulis ini berlangsung.
4.
Siswa-siswa kami kelas X, yang telah ikut terlibat
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.
Penelitipun
menyadari, bahwa penulisan karya tulis
ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, segala kritik dan saran yang
sifatnya membangun, akan peneliti terima dengan senang hati.
Akhirnya peneliti
berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
…………………… …….
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Permasalahan.................................................
B.
Identifikasi Masalah ..............................................................
C.
Rumusan Masalah ..................................................................
D.
Tujuan Penelitian....................................................................
E.
Manfaat Penelitian .................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian....................................................................
B.
Metode dan Rancangan Penelitian.........................................
C.
Subjek Penelitian....................................................................
D.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
E.
Validasi Data..........................................................................
F.
Analisis Data..........................................................................
G.
Prosedur Penelitian.................................................................
H.
Indikator Keberhasilan...........................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................
B. Pembahasan............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel
3.1 Indikator
Komponen Pengamatan Kegiatan Siswa.....................
Tabel
3.2 Deskriptor
Komponen Pengamatan Kegiatan Siswa...................
Tabel
3.3 Skenario
Pembelajaran Tiap Siklus .............................................
Tabel
4.1 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Kondisi Awal...........................
Tabel
4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal
Tabel
4.3 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama
Tabel
4.4 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Siklus Pertama ........................
Tabel
4.5 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus Kedua
Tabel
4.6 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Siklus Pertama ........................
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar
2.1 Bagan
Kerangka Pikir...............................................................
Gambar
3.1 Model
PTK Kemmis & Taggart................................................
Gambar
4.1 Peningkatan
Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama...................
Gambar
4.2 Peningkatan
Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus Pertama....
Gambar
4.3 Peningkatan
Aktivitas Siswa pada Siklus Kedua.....................
Gambar
4.4 Peningkatan
Hasil Tes Formatid Siswa pada Siklus Kedua ....
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 : Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Lampiran 6 : Daftar Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
Lampiran 7 : Daftar Hadir Peneliti dan Observer Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8 : Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 9 : Daftar Nilai Hasil Observasi Peningkatan
Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 10 : Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 11 : Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 12 : Dokumentasi Pelaksanaan
Kegiatan Penelitian Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tujuan bangsa Indonesia yang
terkandung di dalam Undang
Undang Dasar 1945 salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sarana yang paling tepat yaitu dengan
pendidikan di sekolah, hal itu dikarenakan kemajuan dan masa depan
bangsa sepenuhnya terletak di pundak anak bangsa dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang dengan pesat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga
pendidikan formal yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan peserta
didik dalam menguasai keterampilan tertentu untuk dapat masuk ke dalam
industri sekaligus memberikan bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi yaitu untuk masuk ke perguruan tinggi.
Undang Dasar 1945 salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sarana yang paling tepat yaitu dengan
pendidikan di sekolah, hal itu dikarenakan kemajuan dan masa depan
bangsa sepenuhnya terletak di pundak anak bangsa dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang dengan pesat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga
pendidikan formal yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan peserta
didik dalam menguasai keterampilan tertentu untuk dapat masuk ke dalam
industri sekaligus memberikan bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi yaitu untuk masuk ke perguruan tinggi.
Sekolah Menengah Kejuruan
menyediakan bidang keahlian yang
beragam sesuai dengan sektor industri yang ada. Peserta didik akan dilatih,
dididik dan diberikan keterampilan yang sesuai dengan bidang keahlian yang
telah diambil agar profesional dalam bidang tersebut. Di dalam
kurikulum tersebut pembelajarannya berorientasi terhadap siswa, siswa
dituntut bersikap aktif dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun di
ruang praktik. Namun faktor yang paling berpengaruh dalam menerapkan
kurikulum tersebut yaitu kemampuan guru di dalam pengelolaan
pembelajaran di ruang kelas maupun saat praktik melalui penggunaan metode pembelajaran yang bertujuan untuk menunjang ketercapaian
efektifitas dalam pembelajaran.
beragam sesuai dengan sektor industri yang ada. Peserta didik akan dilatih,
dididik dan diberikan keterampilan yang sesuai dengan bidang keahlian yang
telah diambil agar profesional dalam bidang tersebut. Di dalam
kurikulum tersebut pembelajarannya berorientasi terhadap siswa, siswa
dituntut bersikap aktif dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun di
ruang praktik. Namun faktor yang paling berpengaruh dalam menerapkan
kurikulum tersebut yaitu kemampuan guru di dalam pengelolaan
pembelajaran di ruang kelas maupun saat praktik melalui penggunaan metode pembelajaran yang bertujuan untuk menunjang ketercapaian
efektifitas dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru meliputi cara-cara
untuk menentukan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran. Sekarang
ini tak sedikit guru yang masih menerapkan cara konvensional di dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Karena banyaknya materi yang
diberikan oleh guru akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
menerima materi yang disampaikan, di sisi lain dalam pembelajaran cara
konvensional ini siswa lebih cenderung hanya memperhatikan guru
menyampaikan materi di depan, sehingga siswa tidak melakukan banyak
aktivitas.
untuk menentukan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran. Sekarang
ini tak sedikit guru yang masih menerapkan cara konvensional di dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Karena banyaknya materi yang
diberikan oleh guru akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
menerima materi yang disampaikan, di sisi lain dalam pembelajaran cara
konvensional ini siswa lebih cenderung hanya memperhatikan guru
menyampaikan materi di depan, sehingga siswa tidak melakukan banyak
aktivitas.
Dari keterangan yang
diperoleh, diketehui bahwa hasil belajar pada memelihara sistem hidrolik dan
kompresor udara masih rendah Ketidakmampuan
siswa tersebut menunjukkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan oleh guru. Siswa menerima materi yang
disampaikan oleh guru secara aktif dengan mencatat dan tanpa ada satu pun siswa
yang mengajukan pendapat atau bertanya secara lisan terkait dengan materi
tersebut. Siswa masih berperan sebagai objek pembelajaran, belum sebagai subjek
pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada metode
ceramah sehingga siswa tampak pasif selama proses pembelajaran berlangsung.
Oleh karena itu, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa
untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan dapat memahami konsep memelihara
sistem hidrolik dan kompresor udara yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar. Strategi pembelajaran yang dapat dirancang yaitu dengan menerapkan
metode, model, atau pendekatan pembelajaran yang relevan (Uno, 2011: 2).
Suatu strategi pembelajaran
efektif yang dapat diterapkan salah satunya adalah pembelajaran dengan metode
inkuiri. Pembelajaran dengan metode inkuiri ini berpusat pada siswa sehingga
siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Adanya
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut mampu
mendorong siswa untuk mendapatkan suatu pemahaman konsep atau prinsip memelihara
sistem hidrolik dan kompresor udara yang lebih baik sehingga siswa akan lebih
tertarik terhadap memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara. Dalam
pembelajaran dengan metode inkuiri ini, siswa dibimbing untuk dapat
mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide memelihara sistem hidrolik dan
kompresor udaranya, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk
menemukan suatu pengetahuan baru. Setiap siswa berkesempatan untuk memikirkan
permasalahan yang telah disajikan oleh guru atau permasalahan yang muncul dari
siswa sendiri sehingga siswa akan mampu mengkaji permasalahan tersebut dan
mampu untuk menemukan konsep atau prinsip memelihara sistem hidrolik dan
kompresor udara melalui beberapa proses serta bimbingan guru sebatas yang
diperlukan saja. Pembelajaran dengan metode inkuiri ini mempunyai prosedur yang
ditetapkan secara langsung untuk memberi siswa kesempatan berfikir,
berkreativitas, merumuskan hipotesis dan menarik kesimpulan. Berdasarkan uraian
diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan formulasi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Inkuri pada Pelajaran memelihara Sistem
Hidrolik dan Kompresor Udara Siswa Kelas X SMK .............. Tahun Pelajaran
2012/2013.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang ada, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sabagai
berikut:
1.
Rendahnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran memelihara sistem hidrolik dan
kompresor udara
2.
Guru
kurang kreatif dan inovatif menggunakan model dan metode pembelajaran dalam menyajikan materi
3.
Keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran kurang maksimal karena peran siswa masih
sebagai objek pembelajaran, belum sebagai subjek pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana
peningkatan aktivitas belajar pada pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara melalui penerapam metode inkuiri
siswa kelas X
SMK .............. Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana
peningkatan hasil belajar pada pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara melalui penerapam metode inkuiri
siswa kelas X
SMK .............. Tahun Pelajaran 2012/2013?
D.
Tujuan
Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk
1.
Meningkatkan
aktivitas
belajar pada pembelajaran memelihara
sistem hidrolik dan kompresor udara melalui penerapam metode inkuiri siswa kelas X SMK .............. Tahun Pelajaran
2012/2013.
2.
Meningkatkan hasil belajar pada
pembelajaran memelihara sistem hidrolik
dan kompresor udara
melalui penerapam metode inkuiri siswa kelas X SMK .............. Tahun Pelajaran
2012/2013.
E.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari
pelaksanana penelitian tindakan
sekolah ini adalah:
1.
Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap pendidikan teknik kendaraan ringan dan
memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberikan
gambaran mengenai metode-metode pembelajaran khususnya metode
inkuiri.
sumbangan terhadap pendidikan teknik kendaraan ringan dan
memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberikan
gambaran mengenai metode-metode pembelajaran khususnya metode
inkuiri.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru memelihara
sistem hidrolik dan kompresor udara sekaligus memberikan inovasi baru dalam
pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara yang berguna untuk
meningkatkan hasil belajar memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara
siswa.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
terutama dalam pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara.
d. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang pembelajaran memelihara
sistem hidrolik dan kompresor udara, sehingga tidak sekedar mengetahui teorinya
saja. sekaligus dapat mempratikkan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan
dalam pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Aktivitas
Belajar
Istilah
aktivitas sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari yang bermakna kegiatan. dijelaskan bahwa "Activity is being active or lively, when a
man is over seventy last time of full us usually past," Artinya:
Aktivitas mengerjakan sesuatu kegiatan dengan aktif, di mana seseorang
mempergunakan waktunya semuanya selalu berhasil, Sedangkan belajar atau
learning dapat didefenisikan : "Learning
Is a relatively permanent change In behavioral tendency and is the result of
reinforced practice," (John P. De Cacco, 1996:243) Yang
bermaksud: Belajar adalah perubahan yang relatif tetap dalam kecenderungan
berpusat dan ia membawa hasil kenyataan yang kuat. Pendapat lain
tentang belajar berbunyi :"Belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian (M.Ngalim Purwanto, 1985: 81)
Dalam
proses pembelajaran, aktivitas merupakan salah satu faktor penting, karena aktivitas
merupakan proses pergerakan
secara berkala dan
tidak akan tercapainya proses
pembelajaran yang efektif
apabila tidak adanya
aktivitas. Seperti yang diungkapkan
oleh Dave Meiner
(dalam Iis Indraeni 2009:10)
bahwa “belajar berdasar aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik
ketika belajar dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin, sehingga dapat
membuat seluruh tubuh dan fikiran terlibat dalam proses belajar mengajar”
Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar siswa
adalah bergerak aktif
secara berkala yang
melibatkan fisik, fikiran
dan semua indera yang
berhubungan dengan proses
pembelajaran. Tidak ada
belajar kalau tidak ada aktivitas. Oeh
sebab itulah aktivitas
dikatakan asas yang
snagt penting dalam pembelajaran.
Bila pengertian aktivitas
dikaitkan dengan pengertian belajar dapat dimaksudkan : Aktivitas adalah
melakukan suatu perbuatan yang dapat merubah kepribadian seseorang dengan
aktif, dimana seseorang mempergunakan waktunya, kecakapannya sehingga
menghasilkan kecakapan baru yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan,
kapandaian dan pengertian. Dengan kata lain aktivitas belajar adalah kegiatan
yang aktif dilakukan oleh seseorang untuk membawanya pada perubahan
tingkah laku yang baru dan dicerminkan dalam kepribadiannya.
Menurut Usman
( dalam Iis Indraeni 2009:11)
mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam
beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut:
a. Aktivitas
visual (Visual activities) meliputi
membaca, menulis, melakukan
eksperimen dan demontrasi.
b. Aktivitas
lisan (Oral activities) meliputi
bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi dan menyanyi.
c. Aktivitas
mendengarkan (Listening
activities) meliputi mendengarkan penjelasan dari
guru, mendengarkan ceramah,
mendengarkan pengarahan.
d. Aktivitas gerak (Motor actifities) meliputi senam, atletik, menari.
e. Aktivitas
menulis (Writing activities) meliputi
mengarang, menulis surat, membuat
makalah.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan
sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Snelbeker (dalam Rusmono, 2012: 8) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah
perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan
belajar. Selanjutnya Winkel (dalam Purwanto, 2011: 45) mengemukakan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya. Senada dengan hal itu, Suprijono (2012: 7) mengemukakan bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran tidak dilihat
secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2009: 200), hasil belajar adalah sebuah kegiatan belajar mengajar yang
menghendaki tercapainya tujuan pengajaran yang ditandai dengan skala nilai dan
perubahan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dari seorang siswa bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan
teori Taksonomi Bloom (dalam Arikunto, 2008: 117) hasil belajar dalam rangka
studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,
psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut :
a. Ranah Kognitif Berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yang diuraikan Uno (
2011: 36) yaitu:
1) Pengetahuan (Knowledge)
2) Pemahaman (Comprehension)
3) Penerapan (Application) d. Analisis (Analysis)
4) Sintesis (Synthesis)
5) Evaluasi (Evaluation).
b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai, ranah
afektif meliputi 5 jenjang kemampuan yang diuraikan Uno ( 2011: 37) yaitu :
1)
Kemauan
menerima
2)
Kemauan
menanggapi
3)
Berkeyakinan
4)
Penerapan
karya
5)
Ketekunan
dan ketelitian
c. Ranah Psikomotor Meliputi
yang terdiri dari lima aspek yang diuraikan Arikunto ( 2008: 122) yakni :
1)
Peniruan
(menirukan gerak)
2)
Penggunaan
(menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
3)
Ketepatan
(melakukan gerak dengan benar.
4)
Perangkaian
(melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
5)
Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).
Hasil belajar sangat erat
kaitannya dengan proses belajar, seperti yang diuraikan Sudjana ( 2009 : 23 )
bahwa “ Secara umum keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat ditinjau
dari dua segi, yakni dari segi proses dan hasil belajar”. Dari segi proses
artinya keberhasilan pengajaran terletak pada proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa sebagai akibat proses-proses yang dilakukan oleh siswa.
Dari uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhirnya
akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia
menerima suatu pengetahuan melalui pengalaman belajarnya, yang mengakibatkan
perubahan perilaku yang baru pada siswa tersebut . Hasil belajar yang
dimaksudkan pada penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil
tes dan dapat diamati dalam setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil
belajar yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang mereka peroleh
dan ditandai dengan skala nilai yang baik dan keantusiasan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran yang diberikan.
3. Pemeliharaan Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik dan kompresor udara ini merupakan salah satu
mata pelajaran menerapkan dasar hidrolik yang diajarkan di SMK
............... Menerapkan dasar hidrolik merupakan salah
satu Kompetensi dasar (KD) yang berada dalam kategori mata pelajaran
Teknologi Dasar Otomotif (TDO), sedangkan TDO sendiri merupakan
salah satu mata pelajaran produktif yang ada di jurusan Teknik
Kendaraan Ringan (TKR). Selain TDO, kategori mata pelajaran lain yang
diajarkan di sekolah ini yaitu Keterampilan Dasar Teknik Otomotif (KTDO), Teknik Listrik Dasar Otomotif (TLDO), Pemeliharaan Mesin, Pemeliharaan Chassis dan Pemindah Tenaga (PCPT) dan Pemeliharaan Kelistrikan. Semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut memiliki nilai KKM yang sama yaitu 75.
mata pelajaran menerapkan dasar hidrolik yang diajarkan di SMK
............... Menerapkan dasar hidrolik merupakan salah
satu Kompetensi dasar (KD) yang berada dalam kategori mata pelajaran
Teknologi Dasar Otomotif (TDO), sedangkan TDO sendiri merupakan
salah satu mata pelajaran produktif yang ada di jurusan Teknik
Kendaraan Ringan (TKR). Selain TDO, kategori mata pelajaran lain yang
diajarkan di sekolah ini yaitu Keterampilan Dasar Teknik Otomotif (KTDO), Teknik Listrik Dasar Otomotif (TLDO), Pemeliharaan Mesin, Pemeliharaan Chassis dan Pemindah Tenaga (PCPT) dan Pemeliharaan Kelistrikan. Semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut memiliki nilai KKM yang sama yaitu 75.
Selain menerapkan dasar hidrolik, di dalam mata pelajaran TDO
juga terdapat kompetensi dasar yang lainnya seperti memahami dasar
mesin, memahami proses dasar pembentukan logam, menjelaskan proses
mesin koversi energi, menginterpretasikan gambar teknik, menggunakan
seal, gasket dan bearing, menggunakan jacking, blocking dan lifting,
menggunakan service literatur, dan menggunakan treaded fastener,
sealant dan adhesive. Semua materi tersebut merupakan kompetensi
dasar yang diajarkan di kelas X pada semester gasal dan genap.
Kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu menerapkan dasar hidrolik, namun di sekolah ini dikenal dengan mata pelajaran sistem hidrolik dan
kompresor udara. Kompetensi dasar menerapkan dasar hidrolik merupakan salah satu kompetensi dasar dalam TDO yang harus dikuasai oleh para siswa di jurusan TKR, diharapkan para siswa mampu mengidentifikasi komponen yang ada pada sistem hidrolik, membaca diagram sistem hidrolik dan mengetahui nama, fungsi dan cara kerja dari komponen hidrolik.
juga terdapat kompetensi dasar yang lainnya seperti memahami dasar
mesin, memahami proses dasar pembentukan logam, menjelaskan proses
mesin koversi energi, menginterpretasikan gambar teknik, menggunakan
seal, gasket dan bearing, menggunakan jacking, blocking dan lifting,
menggunakan service literatur, dan menggunakan treaded fastener,
sealant dan adhesive. Semua materi tersebut merupakan kompetensi
dasar yang diajarkan di kelas X pada semester gasal dan genap.
Kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu menerapkan dasar hidrolik, namun di sekolah ini dikenal dengan mata pelajaran sistem hidrolik dan
kompresor udara. Kompetensi dasar menerapkan dasar hidrolik merupakan salah satu kompetensi dasar dalam TDO yang harus dikuasai oleh para siswa di jurusan TKR, diharapkan para siswa mampu mengidentifikasi komponen yang ada pada sistem hidrolik, membaca diagram sistem hidrolik dan mengetahui nama, fungsi dan cara kerja dari komponen hidrolik.
Masalah
pemeliharaan pada system hydraulik adalah hal yang sangat penting untuk menjamin system hidraulik
bekerja dengan benar sesuai prosedur yang ada. Hal ini untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang disebabkan system hidraulik tidak bekerja dengan
baik. Untuk itu kita perlu mengetahui prinsip dasar dari system hidraulik
seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar.
2.1. Prinsip dasar system hidraulik
Kita membebani piston dari pompa piston
tinggal dengan gaya tertentu. Makin kuat kita menekan piston, makin kuat gaya
pada piston, maka tekanan makin meningkat.
Tekanan meningkat berdasarkan luas dari silinder dan dapat mengalahkan beban. Kecepatan
gerak beban hanya tergantung pada volume
fluida yang dimaksudkan ke selinder. Hal ini bahwa makin cepat piston
diturunkan ke bawah, makin bannyak fluida per satuan waktu yang dialirkan ke
dalam silinder. Sehingga beban akan terangkat lebih cepat.
Gambar. 2.2 Bagan dari system hidraulik
Sumber energi mekanik dapat berupa gerakan tekan dari
tangan, gerakan tekan dari kaki, gerakan putar engine, gerakan putar motor
listrik. dan lain-lainnya Pengubah energi mekanik
menjadi energi hidraulik yaitu (1) Pompa
piston aksial, (2) Pompa
piston radial, (3) Pompa
roda gigi, (4) Pompa
sudu / vane, dan (4) Pompa
sekrup
Fluida yang digunakan dapat digolongkan
dalam dua jenis yaitu fire
Resistance Oils,dan Hydraulic
Mineral Oils. Pengubah
energi hidraulik menjadi energi mekanik
yaitu Silinder kerja tunggal,d an Silinder kerja ganda
Dari uraian dan gambar di atas dapat
dilihat bahwa ada tiga bagian utama dari system
hidraulik yaitu: Unit penghasil energi hidraulik, Fluida dan katup-katup, Unit
pengubah energi hidraulik menjadi mekanik. Sehingga masalah pemeliharaan system
hidraulik harus dilakukan secara berkala pada tiga unit tersebut.
4. Metode Inkuiri
a. Konsep Dasar Metode Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan
melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan metode inkuiri ini siswa dimotivasi
untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan, dan mampu menyelesaikan
tugas sendiri. Kata inkuiri berasal dari kata inquiry dalam bahasa
inggris-indonesia (John dan Shadily, 2000: 825) berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006: 196)
bahwa “Metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan”. Sementara itu menurut
Sagala (2006: 196) Metode inkuri merupakan metode mengajar yang merupakan dasar
dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, metode ini menempatkan siswa lebih
banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Russefendi (2006: 334) metode inkuiri adalah
metode mengajar yang serupa dengan metode penemuan. Bedanya ialah bahwa
membawakan pengajaran penemuan pada umumnya dengan ekspositori dan kelompok
kecil (laboratorium, diskusi), tetapi menyampaikan materi dengan inkuiri tidak
perlu dengan cara demikian tetapi dengan ekspositori, kelompok, dan
sendiri-sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah metode
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran melalui percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa
berkreativitas dan berpikir kritis untuk menemukan sendiri suatu pengetahuan
yang pada akhirnya mampu menggunakan pengetahuannya tersebut dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Metode inkuiri beriorientasi pada keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Sanjaya (2009: 196-197)
menyatakan ada tiga ciri metode inkuiri, yaitu: pertama, motode inkuiri
menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
(siswa sebagai subjek belajar). Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan
siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah
pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sifat percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan metode
inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis. Metode inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut
(Sagala, 2006: 197) : 1) Guru harus terampil memilih persolan yang relevan
untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang
menantang siswa/problematic) dan sesuai dengan daya nalar siswa. 2) Guru
harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan. 3) Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
4) Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi. 5)
Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar. 6) Guru tidak banyak
campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Alasan rasional penggunaan metode inkuiri adalah bahwa siswa akan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai memelihara sistem hidrolik dan
kompresor udara dan akan lebih tertarik terhadap memelihara sistem hidrolik dan
kompresor udara jika mereka dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inkuiri.
Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep dan meningkatkan
keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam
metode inkuiri ini setiap siswa dijadikan sebagai subjek dan objek dalam
belajar mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai
kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai
stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan
guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan
fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan
sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan
guru.
b. Proses Pembelajaran Metode
Inkuiri
Pada hakikatnya, inkuiri adalah suatu proses. Semua tahap dalam
proses inkuiri tersebut merupakan kegiatan belajar dari siswa. Guru berperan
untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar. Menurut Sanjaya
(2009: 201) proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut: 1) Orientasi; 2) Merumuskan masalah; 3)
Hipotesis; 4) Mengumpulkan data; 5) Menguji hipotesis; 6) Merumuskan
kesimpulan.
Orientasi, adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki.
Orientasi, adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa
untuk berpikir dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah
yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Mengutip dari pendapat Sanjaya (2009: 202) yang mengemukakan
bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, di
antaranya: 1) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Dengan demikian,
guru hendaknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya
memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang
sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa. 2)
Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung jawaban yang pasti. Artinya,
guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru
jawanbannya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara
pasti. 3) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui
terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji melalui proses
inkuiri, terlebih dahulu guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah
memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
Hipotesis, adalah
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Dalam langkah ini, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan hipotesis adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
mengajukan jawaban sementara. Selain itu, kemampuan berpikir yang ada pada diri
siswa akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap siswa yang kurang mempunyai
wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
Mengumpulkan data, adalah
aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percobaan atau eksperimen. Dalam
metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam
tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
Menguji hipotesis, adalah
proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, yang terpenting dalam
menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan
siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan
berpikir rasional.
Merumuskan kesimpulan, adalah
proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam pembelajaran.
Biasanya yang terjadi dalam pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya
guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Sedangkan menurut
Gulo, (dalam Trianto, 2011: 138) ada lima tahapan yang ditempuh dalam
melaksanakan metode inkuiri yakni 1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan,
2) Merumuskan hipotesis, 3) Mengumpulkan data, 4) Analisis data, 5) Membuat
kesimpulan. Dari beberapa pendapat diatas Maka dapat disimpulkan bahwa tahapan
yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu : a) Orientasi pada
masalah, b) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah
hipotesis, c) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab
hipotesis atau permasalahan, d) Analisis data, e) Menarik kesimpulan.
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Metode Inkuiri.
Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2009: 208) Adapun
keunggulan dan kelemahan dalam proses metode inkuiri adalah sebagai berikut: 1)
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna. 2) Metode inkuiri memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3) Metode inkuiri
merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. 4) Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Disamping memiliki keunggulan, metode inkuiri juga mempunyai
kelemahan, diantaranya: 1) Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode
pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2)
Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar. 3) Dalam mengimplementasikan, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan
oleh setiap guru.
Sedangkan Menurut Hudoyo (dalam Ramayanti, 2009: 30) keunggulan
metode inkuiri adalah: a. Dapat membentuk dan mengembangkan konsepsi pada diri
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep atau ide-ide yang lebih
baik. b. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru. c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas
inisiatif sendiri, bersikap obyektif, jujur, dan terbuka. d. Mendorong siswa
untuk berpikir intuitif dan mampu merumuskan hipotesis. e. Memberikan kepuasan
yang bersifat intrinsik. f. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
g. Siswa dapat menghindari cara-cara yang tradisional. h. Memberi kebebasan
siswa untuk berpikir sendiri. Sedangkan kelemahan metode inkuri adalah: a. Guru
harus tepat memilih masalah yang akan dikemukan untuk membantu siswa menemukan
konsep. b. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswa-siswanya.
c. Guru sebagai fasilitator diharapkan kreatif dalam mengembangkan pertanyaan-pertanyaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
guru hendaknya memperhatikan beberapa prosedural dan memiliki pengetahuan yang
lebih mendalam mengenai metode inkuiri sehingga segala kekurangan yang terdapat
dalam metode inkuiri ini dapat teratasi. Adapun Kelemahan dari pembelajaran
dengan metode inkuri ini dapat diatasi dengan cara:
1. Guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa terdorong
mengajukan dugaan awal.
2. Menggunakan
bahan atau permainan yang bervariasi.
3. Memberikan
kesempatan kepada siswa mengajukan gagasan-gagasan meskipun gagasan tersebut
belum tepat.:
B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia
menerima suatu pengetahuan melalui pengalaman belajarnya, yang mengakibatkan
perubahan perilaku yang baru pada siswa tersebut. Dalam pembelajaran memelihara
sistem hidrolik dan kompresor udara hasil belajar siswa masih rendah. Salah
satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar ini adalah guru yang kurang
kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi. Biasanya guru mengajarkan materi memelihara
sistem hidrolik dan kompresor udara, dengan menggunakan
pembelajaran langsung yang disertai dengan pemberian tugas. Siswa merasa bosan
dan jenuh dengan cara penyajian materi yang dilakukan oleh guru. Sehingga
materi yang di sampaikan guru tidak terserap sepenuhnya oleh siswa. Untuk dapat
mengatasi hal tersebut maka dirancang Suatu strategi pembelajaran efektif yang
dapat diterapkan untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Salah satu
strategi pembelajaran efektif yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan
metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan salah satu metode dalam pembelajaran
yang banyak melibatkan siswa selama proses pembelajaran. Metode inkuiri ini
menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Peranan guru dalam metode inkuiri ini
adalah sebagai mediator dan fasilitator belajar. Dengan metode ini siswa akan
belajar berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Selain itu konsep yang mereka
dapatkan akan lebih lama tersimpan di dalam memori mereka.
Dalam pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara dengan
metode inkuiri siswa akan mampu mengembangkan disiplin intelektual dan
kebutuhan keterampilan untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan mencari jawaban
dari keingintahuannya. Dengan demikian, hal ini dapat memotivasi siswa untuk
dapat mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide tentang pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara, konsep, dan
keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan suatu pengetahuan baru.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor
udara diharapkan akan meningkat setelah dilaksanakan penelitian yang menerapkan
pembelajaran dengan metode inkuiri. Model
pembelajaran inkuiri menitik beratkan kepada keaktifan siswa didalam proses
pembelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator didalam
proses pembelajaran, dan tidak menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber
belajar.
Kerangka berfikir dalam penelitian dapat
digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakan dalam penelitian ini yaitu “Jika metode Inkuiri diterapkan pada
pembelajaran memelihara sistem hidrolik dan kompresor udara maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMK .............. Tahun Pelajaran 2012/2013akan meningkat”.
Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini