LOGO DAERAH
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW
SISWA KELAS X SMK ...................
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Disusun sebagai salah satu syarat
Kenaikan Pangkat Golongan dari Golongan IV/a ke VI/b
Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Oleh
..............
NIP. ………………………..
UPT DISDIKPORA KECAMATAN ..............
KABUPATEN ..............
SMK ...................
2014
HALAMAN PENGESAHAN
1.
a. Judul
Penelitian : Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa
Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014
b. Mata
Pelajaran : Pendidikan
Kewarganegaraan
c. Kategori
Penelitian : Teknik Pembelajaran
d. Jenis
Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
2.
Ketua Peneliti
a. Nama
Lengkap dan Gelar : ..............
b. NIP
: ………………………..
c. Pangkat
/ Golongan : Pembina, IV/a
d. Jabatan
: Kepala Sekolah
e. Instansi
: SMK ...................
f. Tempat
Penelitian : SMK ...................
3.
Lama Penelitian : 3
bulan (Bulan Agustus 2014 sampai dengan Bulan Oktober 2014)
4. Sumber Biaya :
Swadaya
Mengetahui .............., Oktober 2014
Pengawas Sekolah Kepala
Sekolah
………………. .......................
NIP. …………………….. NIP. ……………………….
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW
SISWA KELAS X SMK ...................
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
ABSTRAK
Penelitian
ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMK ................... Tahun
Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Gambar Teknik hasil belajar siswa belum
optimal. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar tersebut karena
siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi sehingga perlu dicari
alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan proses pembelajaran yang lebih
berorientasi pada siswa secara aktif, yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran kooepratif tipe jigsaw.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan proses pembelajaran, aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas X SMK ...................
Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2
siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek pelaksanaan perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa
sebanyak 18 siswa terdiri dari laki-laki sebanyak … siswa dan perempuan
sebanyak …. siswa. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
data Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
lembar observasi, teknik tes dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik
deskriptif kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw terbukti
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini buktikan dari hasil penelitian yang
menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar pada setiap siklusnya, dimana pada
kondisi awal hanya ada 6 siswa atau 33,33% meningkat menjadi 13 siswa atau
72,22% dan 18 siswa atau 100% pada siklus terakhir. Penjelasan peningkatan
hasil dan ketuntasan belajar juga meningkat pada setiap siklusnya dari 58,33
menjadi 66,88 dan 72,78 pada siklus kedua.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan belajar
secara klasikal dimana pada kondisi awal hanya terdapat 4 siswa atau 22,22%
meningkat menjadi 50% atau 9 siswa dan 16 siswa atau 88,89% pada siklus kedua. Dari
penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
X SMK ................... Tahun
Pelajaran 2013/2014.
Kata kunci : aktivitas, hasil belajar, kooperatif
tipe jigsaw
KATA
PENGANTAR
Puji syukur senanatiasa kami
panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang menciptakan kehidupan dan menjadikan
manusia yang telah dianugerahinya dengan akal dan budi sehingga laporan penelitian
tindakan kelas ini dapat penulis
selesaikan tepat pada waktunya. Dalam penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini mengambil judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
Gambar Teknik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran
2013/2014”. Penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu syarat dalam rangka
memenuhi salah satu syarat pada penilaian angka kredit unsur pengembangan
profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV/b.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarah
dari berbagai pihak, maka selayaknya penulis haturkan rasa syukur atas bantuan,
bimbingan dan pengarahnya. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini ini
tidak serta merta terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan
segala sesuatu yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan bernilai ibadah di
hadapan Allah SWT.
Penulis sebagai manusia
menyadari akan kekurangan dalam setiap tindakan, oleh karena itu mohon maaf
apabila terdapat kesalahan pada penelitian ini. Sebagai peneliti, penulis
menerima kritik dan saran bersifat membangun untuk perbaikan demi kemajuan
penelitian tindakan kelas ini. Semoga Allah subhanahuwata’ala
menjadikan penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
..............,
Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
ABSTRAK.......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
C. Rumusan Masalah .......................................................................
D. Tujuan Penelitian .........................................................................
E.
Manfaat Penelitian ......................................................................
BAB II LANDASAN
TEORI
A. Kajian Teori.................................................................................
B. Kerangka Pikir
Penelitian............................................................
C. Hipotesis
Tindakan......................................................................
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Setting Penelitian.........................................................................
B. Metode dan Rancangan Penelitian .............................................
C. Subjek Penelitian..........................................................................
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...........................................
E.
Validasi Data...............................................................................
F.
Analisis Data................................................................................
G. Indikator dan Kriteria Keberhasilan ...........................................
H. Prosedur Penelitian .....................................................................
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data.............................................................................
B. Hasil Penelitian............................................................................
C. Pembahasan.................................................................................
BAB V SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan .....................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Kriteria
Penilaian Observasi Siswa.......................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi
Nilai Ulangan Pembelajaran pada Kondisi Awal
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Nilai Ulangan Pembelajaran Gambar Teknik
pada Siklus I
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Nilai Ulangan Pembelajaran Gambar Teknik
pada Siklus II
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pembelajaran Gambar Teknik pada Siklus II...........................................................................................
Tabel 4.7 Rekapitulasi
Peningkatan Aktivitas belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II.......................................
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Hasil belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II......................................................................
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar
2.1 Diagram
Kerangka Pikir............................................................
Gambar
3.1 Desain
PTK hasil Adaptasi Model Hopkin...............................
Gambar
4.1 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I dan
II..................................................................................................
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Gambar 4.3 Grafik
Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Pada Kondisi Awal, Siklus I dan II ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1.
Surat Ijin Penelitian
2.
Jurnal Kegiatan
Penelitian
3.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
b.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
4.
Berkas Instrumen
Pengumpulan Data
a.
Lembar Kerja Siklus I
b.
Soal Tes Formatif
Siklus I
c.
Lembar Kerja Siklus II
d.
Soal Tes Formatif
Siklus II
e.
Lembar Penilaian
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
5.
Hasil Analisis Data
6.
Contoh Hasil Pekerjaan
Siswa
7.
Daftar Hadir Siswa
(Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)
8.
Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
a.
Pra Siklus
b.
Siklus I Pertemuan Pertama
c.
Siklus I Pertemuan Kedua
d.
Siklus I Pertemuan Pertama
e.
Siklus I Pertemuan Kedua
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang
dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah
pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar mengajar adalah suatu
kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam
konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa,
sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat
pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Dalam pembelajaran terdapat
dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru
mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana
seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi
perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru
yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan
lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat yang optimal. Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi
dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di
dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan
bertujuan untuk mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains,
agama dan pengetahuan lainnya sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat
pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.
Pembelajaran di kelas X SMK ...................
khususnya pembelajaran gambar teknik masih menggunakan metode ceramah, hafalan
dan terkadang tanya jawab, kondisi pembelajaran yang terus menerus seperti itu
membuat siswa tidak mampu mencapai kompetensi yang seharusnya dicapai. Siswa
akan cenderung bosan dan jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja, tidak ada
sesuatu yang bisa membuat mereka antusias terhadap pelajaran. Hal ini jelas
dapat menghambat siswa dalam mengeksplorasi dirinya, menghambat mereka dalam
menuangkan kreatifitasnya, dan masih banyak kerugian-kerugian yang lain yang
dapat menghambat pertumbuhan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa.
Demikian juga dengan para guru yang tidak dibekali dengan metodologi yang
variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dalam penyampaian
materi cenderung membosankan. Pikiran para guru hanya dipenuhi dengan bagaimana
mengajarkan materi tersebut sehingga sesuai dengan kurikulum dan sedapat
mungkin mengejar target sehingga materi-materi tersebut dapat selesai, bahkan
terkadang ada pula beberapa guru yang kurang menguasai materi. Mereka tidak
memikirkan apakah siswanya dapat memahami apa yang dia sampaikan dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat yang notabenenya menjadi
kehidupan nyata siswa.
Pelajaran produktif Gambar Teknik adalah salah satu pelajaran dari kurikulum SMK Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan yang harus disampaikan di kelas X semester 1. Materi
pelajaran ini cukup sulit dipahami siswa baik dari aspek teori maupun praktek.
Kesulitan siswa dari aspek teori meliputi : fungsi gambar dan standardarisasi,
alat-alat gambar dan penggunaannya, membaca gambar, gambar proyeksi dan
penerapannya dalam bidang keahlian teknik otomotif. Dalam penguasaan praktek kesulitan siswa
meliputi : praktek penggunaan alat-alat gambar, menggambar proyeksi, menerapkan
gambar proyeksi pada bidang keahlian teknik otomotif, membuat sketsa rencana
gambar teknik otomotif, membuat lay out gambar sesuai dengan sketsa dan ukuran
kertas gambar yang ditentukan. Kesulitan siswa untuk memahami pelajaran disebabkan karena pada pelajaran Gambar
Teknik terdapat aturan-aturan teknik dalam menggambar yang belum pernah
diperoleh pada tingkat pendidikan sebelumnya. Dalam bidang keahlian keahlian
teknik otomotif gambar teknik merupakan
salah satu kompetensi yang harus dikuasai
disamping kompetensi-kompetensi yang lain. Hal
ini karena kompetensi gambar teknik mendasari semua kompetensi yang ada
dalam bidang teknik otomotif. Gambar teknik sebagai bahasa komunikasi teknik
digunakan dari sejak proses perencanaan, proses produksi dan pembuatan, proses
pemasaran dan penjualan sampai dengan proses pelayanan purna jual yaitu untuk
kebutuhan servis dan reparasi.
Dalam penelitian ini penulis mengambil
mata pelajaran Gambar Teknik, karena pelajaran Gambar Teknik biasanya merupakan
pelajaran yang paling membosankan dibandingkan dengan pelajaran yang lain,
materi dalam Gambar Teknik masih terasa sulit untuk dicerna oleh peserta didik,
karena sebagian materi dari pelajaran ini merupakan nilai-nilai yang terdapat
dalam masyarakat, dan nilai-nilai tersebut merupakan hal abstrak dan tidak
konkrit, inilah salah satu alasan yang membuat pelajaran ini menjadi pelajaran
yang tidak disukai oleh sebagian besar siswa.
Pada studi pendahuluan pembelajaran Gambar Teknik materi menunjukkan daya serap siswa masih rendah
dalam memahami materi. Dari siswa X SMK ................... yang berjumlah 18
anak, hanya 4 anak (22,22%) yang
mencapai kategori tuntas. Artinya sebagian besar siswa belum mencapai tingkat
penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai 70, dengan tingkat aktivitas
belajar sebesar 38,89% atau 7 orang siswa dari 18 siswa, serta perolehan nilai
rata-rata hasil belajar sebesar 57,78 dengan standar nilai KKM sebesar 70.
Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan
metode jigsaw dalam menyampaikan materi pembelajaran gambar teknik, dengan
menerapkan metode ini diharapkan siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar,
serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, karena tujuan dari
pembelajaran itu pada intinya adalah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan,
oleh karena itu metode dan strategi perlu digunakan agar siswa tidak merasa
jenuh dengan pembelajaran tersebut, selain itu pembelajaran akan lebih
bervariatif, sedang manfaat bagi guru tersebut adalah dia mampu mengembangkan
berbagai macam metode dan strategi, satu metode atau strategi yang bagus belum
tentu layak atau mungkin tidak layak sama sekali jika diterapkan secara terus
menerus, dalam arti digunakan pada semua kompetensi dasar, sehingga metode yang
bagus sekalipun jika digunakan secara terus menerus hal itu justru akan
menimbulkan perasaan jenuh pada diri siswa, seorang guru harus mampu memilih
dan memilah metode maupun strategi belajar guna menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, karena situasi belajar yang menyenangkan terbukti dapat
membantu siswa mencerna, memahami, dan mengolah materi yang didapatkan.
Dalam metode ini, siswa benar-benar
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak memiliki
kesempatan mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lagi. Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa pelajaran Gambar Teknik merupakan pelajaran yang
penting untuk meletakkan dasar-dasar tata cara hidup bermasyarakat dalam diri
siswa, oleh karena itu pelajaran Gambar Teknik harus mampu diserap sepenuhnya
oleh siswa, dan guru harus menggunakan metode, strategi, pendekatan maupun
media yang dapat menunjang tercapainya kompetensi yang telah ditentukan.
Kenyataan yang ada di X SMK ...................
khususnya kelas X sebagian besar siswa hasil belajarnya belum optimal terutama
pada mata pelajaran Gambar Teknik. Belum optimalnya hasil belajar siswa ini
disebabkan karena siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran
Gambar Teknik. Dengan demikian maka perlu dicari alternatif pemecahan masalah
dengan menerapkan proses pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa secara
aktif. Pembaharuan dan perbaikan proses pembelajaran Gambar Teknik di kelas X SMK ................... perlu
diupayakan suatu model strategi atau metode pembelajaran yang lebih mudah
seperti belajar kelompok (pembelajaran kooperatif).
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka
salah satu strategis belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dapat melatih siswa
untuk bekerja sama dan berfikir secara analisis mempunyai rancangan
penyelesaian serta mampu menyelesaikan masalah dalam kelompoknya, saling
memberikan kesempatan kepada teman kelompok untuk bertukar pikiran dengan teman
yang lainya, mengajar serta diajar oleh sesama teman dan merupakan bagian yang
penting dalam proses belajar yang merupakan sosialisasi yang berkeseimbangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
perlu melakukan penelitian tindakan yang difomulasikan dengan judul: “Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa
Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang
masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1.
Proses pembelajaran Gambar
Teknik lebih mementingkan pada penghapalan konsep bukan pada pemahaman.
2.
Gambar Teknik merupakan pelajaran
yang membosankan dibandingkan dengan pelajaran lain. Pembelajaran cenderung
dilakukan dengan metode ceramah dan penugasan.
3.
Materi dalam Gambar Teknik
masih terasa sulit untuk peserta dididk
4.
Metode yang digunakan yang
digunakan guru dalam pembelajaran kurang variatif.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas,
maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan
pembelajaran Gambar Teknik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun
Pelajaran 2013/2014?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran
Gambar Teknik?
3.
Bagaimana
peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun
Pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran Gambar Teknik?
D.
Tujuan Penelitian
Bertolak dari uraian dan penjelasan pada
latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran Gambar
Teknik melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun
Pelajaran 2013/2014.
2.
Untuk
mengetahui peningkatan aktivitas belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun
Pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran Gambar Teknik.
3.
Untuk
mengetahui peningkatan aktivitas belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun
Pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran Gambar Teknik.
E. Mafaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran khususnya Gambar Teknik melalui pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
b. Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya, baik oleh
peneliti sendiri maupun peneliti-peneliti lainya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran Gambar
Teknik sehingga prestasi belajarnya meningkat.
2) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
diajarkan guru.
3) Meningkatkan motivasinya dalam mengikuti proses belajar mengajar.
b. Bagi guru
1)
Meningkatkan profesionalisme
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2) Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan berbagai metode
mengajar.
3) Meningkatkan kreatifitas karena tidak semua media belajar telah
tersedia di sekolah.
c. Bagi
sekolah
1) Sebagai
bahan pertimbangan terhadap peningkatan kinerja guru.
2) Sebagai
upaya peningkatan kualitas pengelolaan pengajaran.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Kajian Teori
1. Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa
dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2008: 38) aktivitas artinya
kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan
yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan siswa untuk belajar. Menurut Sagala (2011: 124) mempelajari psikologi
berarti mempelajari tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak
teramati. Segenap tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis,
karena itu secara umum aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum
psokologis yang mendasarinya.
Menurut Sardiman (2011: 22) belajar
adalah merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dapat
di jelaskan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas
belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun
mental/non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi (guru
dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut
kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar.
Aktivitas yang diutamakan dalam
pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat seorang penulis dari Jombang (dalam Asmani, 2010:211) yang menyatakan
bahwa guru yang baik adalah guru yang sedikit bicara banyak diamnya. Maksud
dari pernyataan tersebut adalah guru hanya sebagai fasilitator saja sedangkan
siswa yang harus aktif melakukan berbagai aktivitas dalam proses pembelajaran
dengan melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, bertanya dan lempar gagasan.
Kegiatan atau aktivitas siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang
demikian akan mewujudkan pembelajaran aktif.
b. Jenis-jenis aktivitas
Sardiman (2011: 101) menyatakan bahwa
jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebgai
berikut:
1) Visual activities, yang
termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti :
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi, musik, pidato.
3) Listening activities, sebagai
contoh mendengarkan; uraian, percakapan, diskusi, angket, menyalin.
4) Writing activities, seperti
misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5) Drawing activities, misalnya
megambar, membuat grafik, peta, diagram.
6) Motor activities, yang
termasuk didalam antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, berternak.
7) Mental activities, sebagai
contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat
hubungan, mengambil keputusan.
8) Emotional ectivities, seperti
misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani,
tenang, gugup.
Jadi dengan klasifikasi aktivitas
seperti diuraikan di atas, menunjukan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks
dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di
sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan
benar-benar menjadi pusat aktivitas berlajar yang maksimal dan bahkan akan
memperlancar peranannya sebagai pusat dan trasformasi kebudayaan. Kreativitas
guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang sangat
bervariasi itu. Dari jenis–jenis aktivitas belajar yang dikemukakan di atas
maka dijadikan sebagai pedoman membuat lembar observasi aktivitas siswa dan
guru dalam proses pembelajaran.
2.
Hasil
Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut
Gagne hasil belajar harus harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku melalui
stimulus respon (Sudjana, 2005:19). Hasil belajar berkenaan dengan kemampuan
siswa di dalam memahami materi pelajaran. Menurut Hamalik (2007: 31)
mengemukakan, “hasil belajar pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, ablititas dan keterampilan”.
Hasil belajar tampak sebagai terjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam
bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan
menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2007: 155)
Penilaian proses serta hasil belajar dan
pembelajaran merupakan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional pendidikan (SNP). Penetapan SNP membawa implikasi
terhadap model dan Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan
pembelajaran mencakup rencana penilaian proses pembelajaran dan rencana
penilaian hasil belajar peserta didik. Rencana penilaian proses serta hasil
belajar dan pembelajaran merupakan rencana penilaian yang akan dilakukan oleh
guru untuk memantau proses kemajuan perkembangan hasil belajar peserta didik
sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.
Berdasarkan Taksonomi Bloom, hasil
belajar dalam rangka pembelajaran meliputi tiga kategori ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yaitu: a). Pengetahuan (C.1) b). Pemahaman (C. 2) c).
Penerapan (C. 3) d). Analisis (C. 4) e). Sintesis (C. 5) f). Evaluasi (C. 6).
2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
meliputi lima jenjang kemampuan, yaitu: a). Menerima b). Menjawab/ Reaksi d).
Karakteristik dengan suatu nilai e). Kompleks Nilai.
3) Ranah psikomotor, meliputi: a). Keterampilan motorik b).
Manipulasi benda-benda c). Koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengintai)
Tipe hasil belajar kognitif lebih
dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol namun hasil
belajar psikomotor dan afektif harus menjadi bagian dari hasil penilaian dan
proses pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan dari pengertian di atas maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan hasil tersebut dapat
digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu
tujuan pendidikan dan hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami
belajar dengan diringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
b.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
antara lain faktor yang terdapat dalam diri siswa, dan faktor yang ada diluar
diri siswa. Faktor internal berasal dari dalam diri anak bersifat biologis,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang sifatnya dari luar diri siswa.
1) Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor
fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor
fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan
jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya
kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus
cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan
jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah. Faktor psikologis,
yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
a) Adanya keinginan untuk tahu
b) Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
c) Untuk memperbaiki kegagalan.
d) Untuk mendapatkan rasa aman.
2) Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari
luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal
dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
a) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini
utamanya adalah sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini
dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis,
pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe
mendidik yang dimikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula
kekurangannya. Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan
Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam
mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam. Prinsip kepemimpinan
Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung
tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Orang tua
juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak
langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang
kurang tertib dalam belajar.
b) Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat
berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan.
Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang
menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran,
karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja,
sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi
tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.
c) Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan
masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap
pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau
tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.
3.
Pembelajaran
Gambar Teknik
Pembelajaran
bertujuan untuk mempelajari berbagai kompetensi dasar tersebut sehingga siswa
dapat memahami dan menguasai materi mata pelajaran Gambar Teknik. Penguasaan
materi tersebut akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa, sehingga hasil
belajar Gambar Teknik dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
dalam memperoleh kemampuan baru berupa pengetahuan materi Gambar Teknik, yang
dapat diukur secara kualitatif lebih tinggi dibandingkan kemampuan yang sudah
ada sebelumnya yang diwujudkan dalam bentuk angka atau nilai.
4.
Pembelajaran
Kooperatif
Kata kooperatif berasal dari kata ko sama
dan operatif melaksanakan tugas. Dengan demikian kooperatif dapat
diartikan melakukan kegiatan bersamasama Dimiyati dan Mudjiono (2002:3).
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategis yang akan dilakukan guru
dalam pembelajaran PKn, yang bertujuan untuk meningkatkan pencapaian hasil
belajar siswa. Belajar dalam kelompok pada umumnya saling membantu satu sama
lain, kelas disusun dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri atas 4 sampai 5
orang dalam setiap kelompoknya, dengan latar belakang yang berbeda baik dalam
hal kemampuan akademik maupun jenis kelaminnya.
Cooperatife learning (belajar kelompok) merupakan suatu lingkungan belajar di kelas, dimana para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan yang umum yang harus dicapai. Belajar kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan agar siswa dapat bekerja sama secara aktif dalam menyelesaikan tugas.
Cooperatife learning (belajar kelompok) merupakan suatu lingkungan belajar di kelas, dimana para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan yang umum yang harus dicapai. Belajar kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan agar siswa dapat bekerja sama secara aktif dalam menyelesaikan tugas.
Belajar kelompok ditandai dengan adanya
tugas bersama dari siswa yang menjadi tujuan yang harus dicapai oleh kelompok
dalam pembelajaran. Dalam belajar kelompok diperlukan adanya kerja sama dalam
arti bahwa kriteria utama keberhasikan ditentukan pada prestasi dalam kelompok.
Kelompok yang efektif ditandai dengan suasananya yang hangat dan produktifitas
yang tinggi dalam pemenuhan tugas-tugas tanpa adanya anggota kelompok yang
dikorbankan dan ditonjolkan. Dalam pengelompokkan yang heterogen, para siswa
diberi tugas agar bisa memaksimalkan atau menampakkan keragaman anggota
kelompok baik kemampuan prestasi, jenis kelamin, latar belakang, rasa atau
etnis, dan usia terhadap pokok bahasan dan juga kemampuan dalam memimpin.
Menurut Rindel (2009:204) pembelajaran
kooperatif mengutamakan interaksi siswa antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana mereka tetap dengan
struktur sosial. Siswa diberi satu permasalahan atau pertanyaan untuk
mengembangkan pemahaman mereka. Siswa lalu menjawab pertanyaan dengan bekerja
bersama-sama sebagai sebuah kelompok untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Tarigan (2008:28) juga menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang lebih mengutamakan aktifitas siswa yaitu belajar bersama dalam kelompok
kecil untuk mempelajari materi dan mengerjakan tugas serta setiap anggota
kelompok bertanggung jawab atas kesuksesan kelompoknya. Berdasarkan pendapat
ini dapat dilihat bahwa dalam pengajaran kooperatif siswa dituntut untuk saling
membantu dan bekerja sama guna mecapai prestasi yang baik terutama kelompoknya.
Adapun unsur-unsur dalam pembelajaran
kooperatif menurut Corebima (2002:5) adalah sebagai berikut:
a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka
sepenanggungan bersama.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya
seperti milik mereka sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
keluarganya.
e. Siswa saling bertukar pikiran dan membutuhkan keterampilan umtuk
belajar bersama selama proses belajar mengajar. 6. Siswa akan dimintai
pertanggung jawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif.
Lebih lanjut Ibrahim (2002:7) mengemukakan
bahwa ciri-ciri model kooperatif yaitu:
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, suku,
budaya, dan jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dibanding individu.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh
Slavin (2005:25) bahwa “pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran
dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar”.
Dengan pembelajaran kooperatif yang berorietasi pada siswa diharapkan siswa
dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, dengan cara berfikir aktif
selama proses belajar berlangsung. Pembelajaran dapat berarti bila dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Berdasarkan riset di atas, maka dalam
pembelajaran sebaiknya kemampuan-kemampuan siswa perlu dikembangkan secara
stimulat dengan perolehan belajar yang dicapai. Artinya dalam pengolahan dan
pengemasan bahan ajar, peningkatan kemampuan belajar maupun proses pengalaman
belajar siswa, pendekatan belajar dan pembelajaran perlu diperhatikan. Model
pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama siswa antar kelompoknya dan tidak
saling ketergantungan dalam struktur tugas dan
mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran, karena siswa lebih paham apa yang akan disampaikan oleh temanya daripada disampaikan oleh gurunya, sehingga siswa yang kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa yang kelompok bawah dan memperoleh bantuan khusus dari siswa kelompok atas dalam meningkatkan kemampuan akademiknya karena yang lebih mendalam tentang ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu.
mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran, karena siswa lebih paham apa yang akan disampaikan oleh temanya daripada disampaikan oleh gurunya, sehingga siswa yang kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa yang kelompok bawah dan memperoleh bantuan khusus dari siswa kelompok atas dalam meningkatkan kemampuan akademiknya karena yang lebih mendalam tentang ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu.
5.
Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
a. Pengertian Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
Adalah salah satu strategi pembelajaran
kooperatif di mana pembelajaran tersebut melalui penggunaan kelompok kecil
siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencari
tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Pada pembelajaran strategi
Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok
asal dan anggota kelompok ahli. Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa
yang setiap anggotanya diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada
kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah dikembangkan dan diuji
cobakan oleh Elliot yang kemudian diadaptasi oleh Salvin (2003:21). Dalam
penerapanyan pendekatan jigsaw siswa
dibagi dalam beberapa kelompok dengan 4-5 anggota kelompok pelajar yang
heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, materi yang diberikan pada siswa
berbentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian
tertentu bahan yang diberikan. Pada langkah awal siswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil. Kelompok tersebut dinamakan kelompok asal. Pada
langkah berikutnya kelompok asal dilebur dan dilanjutkan menjadi kelompok ahli.
Dengan demikian terbentuk dengan cara
mengambil satu anggota pada setiap anggota kelompok asal. Setelah kelompok ahli
tersebut terbentuk mereka berdiskusi tentan sub materi yang telah ditetapkan
dalam waktu yang telah ditentukan. Selesai melaksanakan diskusi kelompok ahli
membubarkan diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan setiap anggota
kelompok mengajarkan apa yang telah dipelajari dari diskusinya dalam kelompok
ahli pada teman-teman kelompok asal.
Pada pembelajaran menggunakan strategi
Jigsaw siswa dibagi menjadi dua anggota kelompok yaitu kelompok asal dan
kelompok ahli, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kelompok kooperatif
awal (kelompok asal). Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5
anggota. Setiap anggota diberi nomor kepala, kelompok harus heterogen terutama
di kemampuan akademik. 2) Kelompok Ahli, anggotanya adalah nomor kepala yang
sama pada kelompok asal.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw seperti oleh Dimiyati dan
Mudjiono (2004:10) adalah sebagai berikut:
1) Kelompok kooperatif (awal)
a) Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang
b) Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan
c) Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatakan wacana atau tugas
yang berbeda-beda dalam memahami informasi yang ada di dalamnya.
2) Kelompok ahli
a) Masing-masing siswa yang memiliki wacana atau tugas yang sama
dalam setiap kelompok dibentuk dalam satu kelompok, sehingga membentuk kelompok
ahli yang jumlah kelompoknya sesuai dengan wacana atau tugas yang telah
disiapkan oleh guru.
b) Dalam kelompok ahli ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk
menjadi ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang menjadi tanggung jawab
c) Diberikan tugas pada semua kelompok ahli untuk memahami dan dapat
menyampaikan informasi tentang hasil wacana atau tugas yang telah dipahami
kepada kelompok asal.
d) Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli
masing-masing kembali ke kelompok awal.
e) Memberikan kesempatan secara bergiliran kepada masing-masing siswa
untuk menyampaikan hasil dari tugas dikelompok ahli.
f) Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan
masingmasing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi.
Guru yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw juga mengacu
pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa
setiap minggu. Siswa dalam satu kelas tertentu dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan anggota 4-5 orang setiap kelompoknya. Anggota tim menggunakan lembar
kegiatan merupakan atau perangkat pemmbelajaran yang lain untuk menentukan
materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
b. Kelebihan dan Kekurangan strategi pembelajaran model jigsaw
Kelebihan pembelajaran strategi jigsaw adalah
sebagai berikut:
1)
Siswa diajarkan bagaimana
bekerjasama dalam kelompok
2)
Siswa yang lemah dapat
terbantu dalam menyelesaikan masalah
3)
Menerapkan bimbingan sesama
teman
4)
Rasa harga diri siswa yang
lebih tinggi
5)
Memperbaiki kehadiran
6)
Penerimaan terhadap
perbedaan individu lebih besar
7)
Sikap apatis berkurang
8)
Pemahaman materi lebih
mendalam
9)
Meningkatkan motivasi
belajar
10) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
11) Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
12) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain
13) Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.
Kelemahan pembelajaran menggunakan
strategi jigsaw adalah sebagai berikut:
1)
Keadaan kondisi kelas yang
ramai, sehingga membuat siswa bingung dan pembelajaran dengan strategi jigsaw
merupakan pembelajaran baru
2)
Jika guru tidak meningkatkan
agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok
masing-masing maka di khawatirksn kelompok akan macet
3)
Siswa lemah dimungkinkan
menggantungkan pada siswa yang pandai
4)
Jika jumlah anggota kelompok
kurang akan menimbulkan masalah, misalnya jika ada anggota yang hanya
membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
5)
Membutuhkan waktu yang lebih
lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga
perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu
dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan
baik.
Dari penjelasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa strategi Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus
siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang
lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus
bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.
B. Kerangka Berpikir
Hakekat pembelajaran gambar teknik
adalah belajar konsep. Untuk belajar gambar teknik diperlukan cara–cara khusus
dalam belajar dan mengajarkannya. Hasil belajar merupakan puncak dari suatu
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran gambar teknik di kelas X SMK ...................
masih banyak ditemukan masalah–masalah antara lain : Proses pembelajaran lebih
mementingkan pada penghapalan konsep bukan pada pemahaman, gambar teknik
merupakan pelajaran yang membosankan dibandingkan dengan pelajaran lain.
Pembelajaran cenderung dilakukan dengan metode ceramah dan penugasan, Materi
dalam gambar teknik masih terasa sulit untuk peserta didik serta metode yang
digunakan yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang variatif.
Untuk mengatasi masalah di atas,
peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam
pembelajaran statika, karena model ini merupakan salah satu pandangan tentang
proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar diawali dengan
terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif tersebut terjadi saat interaksi
antara konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan fenomena baru yang dapat
diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur
kognitif untuk mencapai kesimbangan.
Dengan diterapkannya pembelajaran
kooperatif jigsaw dalam pembelajaran gambar teknik, diharapkan dapat
membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih memahami penjelasan
guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk meningkatkan hasil
belajar statika dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi
untuk belajar. Diperlukan model pembelajaran interaktif dimana guru lebih
banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan
proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan
siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar.
Dengan penerapan prosedur pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ini maka akan muncul keefektifitasan
pembelajaran. Dalam keefektifitasan pembelajaran ini akan muncul pembelajaran
yang berkualitas dan tidak berkualitas. Dikatakan berkualitas jika hasil dari
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut bisa meningkatkan
hasil nilai gambar teknik siswa kelas kelas X SMK ....................
Sedangkan tidak berkualitas jika tidak ada peningkatan nilai hasil belajar
gambar teknik pada siswa sehingga perlu diadakan evaluasi mulai dari perbaikan
perencanaan tindakan, dan pelaksanaan tindakan. Dalam bentuk diagram kerangka
pikir pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagaimana dijelaskan di bawah
ini.
Kondisi
Nyata
|
Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran
kooperatif
tipe jigsaw:
1. Orientasi
· Guru memberikan apersepsi
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kerja Kelompok
· Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (kelompok asal)
· Setiap anggota kelompok diberi materi yang berbeda namun masih
dalam satu topik
· Anggota kelompok yang memiliki materi yang sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli)
· Kelompok ahli berdiskusi mengerjakan materi yang telah
diberikan
· Setiap kelompok mendapatkan bimbingan dari guru
· Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk memberikan
informasi yang berkaitan dengan materi yang sudah di kerjakan
· Kelompok mempersentasekan hasil kerja kelompoknya
3. Evaluasi:
· Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
· Siswa mengerjakan evaluasi
· Guru memberikan pesan moral
|
1. Hasil belajar siswa rendah pada pembelajaran gambar teknik
2. Mata pelajaran gambar teknik merupakan mata pelajaran hafalan
yang mengakibatkan siswa merasa jenuh menerima pelajaran.
3. Pemilihan model pembelajaran yang belum tepat
|
Kondisi
Ideal
|
Siswa dilibatkan dalam proses
pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif
|
1.
Aktivitas belajar siswa meningkat
2.
Hasil belajar siswa meningkat
|
Gambar
2.1 Diagram Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori yang
dikemukakan diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah: “Jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, maka proses, aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
gambar teknik siswa X SMK ...................
Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 akan meningkat”
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Asmani, Jamal. (2010).
Buku
Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter. Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Corebima,
A. Duran, 2002. Pembelajaran Kooperatif, Jakarta: Depdikbud
Depdiknas
.2006. Permendiknas No 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta :
Depdiknas
Depdinkas.2005.
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, Jakarta: Departemen
Pendidikan. Nasional
Dimiyati
dan Mudjiono, 2002.Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati
& Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Proyek
Pembinaan dan Peningkatan Mutu Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud
Hamalik, Oemar, (2007), Evaluasi Kurikulum Pendekatan
Sistematik, Bandung:Bumi Aksara
Herawati Susilo, Prof. Dra.
dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Malang : Bayu Media. Publishing.
Heryanto, Imam, 2007, Membuat Database Dengan MS Office Access,. Informatika, Bandung
Ibrahim,
2002.Pembelajaran Kooperatif, Universitas Press: UNESA Maleong,
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya: UNESA Press
Ittihad,
Zainul Amin. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Terbuka,
Jakarta. 446 hlm
Jakarta. 446 hlm
Lexy
J. Moleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nunnally,
J.C. (1978). Psychometric Theory. McGraw.
Pemerintah
Republik Indonesia, (2005), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Rindel
D.W. 2009. Mediteranean Climate Ecosystem. Academi Press. San Diego. LA
Ruminiati.
(2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala,
2011. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Sinar Baru
Sardiman,
AM. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo
Satori, Djamaan dan Aan
Komariah., 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif,. Bandung: Alfabeta
Slavin,
2005. Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud: Jakarta
Slavin, Robert E.
2003. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Sudjana.
2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Syaiful
Bahri Djamarah.
(2008).
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tarigan,
2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif, Makala Pada Comprehensif:
Surabaya
Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini