Friday, 13 May 2016

PTK TEKNIK LISTRIK



LOGO DAERAH








LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS



UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
SISWA KELAS X SMK ...................
TAHUN PELAJARAN 2013/2014


Disusun sebagai salah satu syarat
Kenaikan Pangkat Golongan dari Golongan IV/a ke VI/b
Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan






Oleh

..............
NIP. ………………………..






UPT DISDIKPORA KECAMATAN ..............
KABUPATEN ..............
SMK ...................
2014


HALAMAN PENGESAHAN


1.   a.   Judul Penelitian                    :  Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014        
      b.   Mata Pelajaran                     : Pendidikan Kewarganegaraan
      c.   Kategori Penelitian              :  Teknik Pembelajaran
      d.   Jenis Penelitian                     : Penelitian Tindakan Kelas
2.   Ketua Peneliti
      a.   Nama Lengkap dan Gelar    : ..............
      b.   NIP                                      :  ………………………..
      c.   Pangkat / Golongan             : Pembina, IV/a
      d.   Jabatan                                 : Kepala Sekolah
      e.   Instansi                                 : SMK ...................
      f.    Tempat Penelitian                :  SMK ...................
3.   Lama Penelitian                         : 3 bulan (Bulan Agustus 2014 sampai dengan Bulan Oktober 2014)
4.   Sumber Biaya                             : Swadaya


                        Mengetahui                                   ..............,      Oktober 2014
                  Pengawas Sekolah                                       Kepala Sekolah




                     ……………….                                          .......................
            NIP. ……………………..                      NIP. ……………………….





UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
SISWA KELAS X SMK ...................
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRAK


Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Gambar Teknik hasil belajar siswa belum optimal. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar tersebut karena siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi sehingga perlu dicari alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan proses pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa secara aktif, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooepratif tipe jigsaw. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan proses pembelajaran, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa terdiri dari laki-laki sebanyak … siswa dan perempuan sebanyak …. siswa. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, teknik tes dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal  ini buktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar pada setiap siklusnya, dimana pada kondisi awal hanya ada 6 siswa atau 33,33% meningkat menjadi 13 siswa atau 72,22% dan 18 siswa atau 100% pada siklus terakhir. Penjelasan peningkatan hasil dan ketuntasan belajar juga meningkat pada setiap siklusnya dari 58,33 menjadi 66,88 dan 72,78 pada siklus kedua.  Hal tersebut juga dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dimana pada kondisi awal hanya terdapat 4 siswa atau 22,22% meningkat menjadi 50% atau 9 siswa dan 16 siswa atau 88,89% pada siklus kedua. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata kunci : aktivitas, hasil belajar, kooperatif tipe jigsaw



KATA PENGANTAR

Puji syukur senanatiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang menciptakan kehidupan dan menjadikan manusia yang telah dianugerahinya dengan akal dan budi sehingga laporan penelitian tindakan kelas ini  dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Dalam penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini  mengambil judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini  merupakan salah satu syarat dalam rangka memenuhi salah satu syarat pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV/b.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarah dari berbagai pihak, maka selayaknya penulis haturkan rasa syukur atas bantuan, bimbingan dan pengarahnya. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini ini tidak serta merta terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.
Penulis sebagai manusia menyadari akan kekurangan dalam setiap tindakan, oleh karena itu mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada penelitian ini. Sebagai peneliti, penulis menerima kritik dan saran bersifat membangun untuk perbaikan demi kemajuan penelitian tindakan kelas ini. Semoga Allah subhanahuwata’ala menjadikan penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

..............,      Oktober 2014
Penulis




DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................      i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................     ii
ABSTRAK..........................................................................................................    iii
KATA PENGANTAR........................................................................................    iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................     v
DAFTAR TABEL...............................................................................................    vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................   vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii

BAB    I     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah ..............................................................      
B.  Identifikasi Masalah ....................................................................      
C.  Rumusan Masalah .......................................................................      
D.  Tujuan Penelitian .........................................................................      
E.   Manfaat Penelitian ......................................................................      

BAB    II   LANDASAN TEORI
A.  Kajian Teori.................................................................................      
B.  Kerangka Pikir Penelitian............................................................      
C.  Hipotesis Tindakan......................................................................      

BAB    III METODE PENELITIAN         
A.  Setting Penelitian.........................................................................      
B.  Metode dan Rancangan Penelitian .............................................      
C.  Subjek Penelitian..........................................................................      
D.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...........................................      
E.   Validasi Data...............................................................................      
F.   Analisis Data................................................................................      
G.  Indikator dan Kriteria Keberhasilan ...........................................      
H.  Prosedur Penelitian .....................................................................      

BAB    IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Deskripsi Data.............................................................................      
B.  Hasil Penelitian............................................................................      
C.  Pembahasan.................................................................................      

BAB    V   SIMPULAN DAN SARAN                  
A.  Simpulan .....................................................................................      
B.  Saran ...........................................................................................      

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN



DAFTAR TABEL

TABEL                                                                                                       Halaman

Tabel      3.1     Kriteria Penilaian Observasi Siswa.......................................              
Tabel      4.1     Rekapitulasi Nilai Ulangan Pembelajaran pada Kondisi Awal                      
Tabel      4.2     Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal               
Tabel      4.3     Rekapitulasi Nilai Ulangan Pembelajaran Gambar Teknik  pada Siklus I                 
Tabel      4.4     Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I                  
Tabel      4.5     Rekapitulasi Nilai Ulangan Pembelajaran Gambar Teknik  pada Siklus II                
Tabel      4.6     Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pembelajaran Gambar Teknik  pada Siklus II...........................................................................................              
Tabel      4.7     Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik  pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II.......................................              
Tabel      4.8     Rekapitulasi Hasil belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik  pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II......................................................................              











DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                                                  Halaman

Gambar    2.1 Diagram Kerangka Pikir............................................................         
Gambar    3.1 Desain PTK hasil Adaptasi Model Hopkin...............................         
Gambar    4.1  Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I dan II..................................................................................................         
Gambar    4.2  Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II                     
Gambar    4.3  Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa  Pada Kondisi Awal, Siklus I dan II       ..................................................................................................















DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN                                                                                                             

1.        Surat Ijin Penelitian
2.        Jurnal Kegiatan Penelitian
3.        a.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
4.        Berkas Instrumen Pengumpulan Data
a.       Lembar Kerja Siklus I
b.      Soal Tes Formatif Siklus I
c.       Lembar Kerja Siklus II
d.      Soal Tes Formatif Siklus II
e.       Lembar Penilaian Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
5.        Hasil Analisis Data
6.        Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
7.        Daftar Hadir Siswa (Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)
8.        Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
a.    Pra Siklus
b.    Siklus I Pertemuan Pertama
c.    Siklus I Pertemuan Kedua
d.   Siklus I Pertemuan Pertama
e.    Siklus I Pertemuan Kedua



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan lainnya sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.
Pembelajaran di kelas X SMK ................... khususnya pembelajaran gambar teknik masih menggunakan metode ceramah, hafalan dan terkadang tanya jawab, kondisi pembelajaran yang terus menerus seperti itu membuat siswa tidak mampu mencapai kompetensi yang seharusnya dicapai. Siswa akan cenderung bosan dan jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja, tidak ada sesuatu yang bisa membuat mereka antusias terhadap pelajaran. Hal ini jelas dapat menghambat siswa dalam mengeksplorasi dirinya, menghambat mereka dalam menuangkan kreatifitasnya, dan masih banyak kerugian-kerugian yang lain yang dapat menghambat pertumbuhan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Demikian juga dengan para guru yang tidak dibekali dengan metodologi yang variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dalam penyampaian materi cenderung membosankan. Pikiran para guru hanya dipenuhi dengan bagaimana mengajarkan materi tersebut sehingga sesuai dengan kurikulum dan sedapat mungkin mengejar target sehingga materi-materi tersebut dapat selesai, bahkan terkadang ada pula beberapa guru yang kurang menguasai materi. Mereka tidak memikirkan apakah siswanya dapat memahami apa yang dia sampaikan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat yang notabenenya menjadi kehidupan nyata siswa.
Pelajaran produktif Gambar Teknik  adalah salah satu  pelajaran dari kurikulum SMK Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang harus disampaikan di kelas X semester 1. Materi pelajaran ini cukup sulit dipahami siswa baik dari aspek teori maupun praktek. Kesulitan siswa dari aspek teori meliputi : fungsi gambar dan standardarisasi, alat-alat gambar dan penggunaannya, membaca gambar, gambar proyeksi dan penerapannya dalam bidang keahlian teknik otomotif.  Dalam penguasaan praktek kesulitan siswa meliputi : praktek penggunaan alat-alat gambar, menggambar proyeksi, menerapkan gambar proyeksi pada bidang keahlian teknik otomotif, membuat sketsa rencana gambar teknik otomotif, membuat lay out gambar sesuai dengan sketsa dan ukuran kertas gambar yang ditentukan. Kesulitan siswa untuk memahami pelajaran  disebabkan karena pada pelajaran Gambar Teknik terdapat aturan-aturan teknik dalam menggambar yang belum pernah diperoleh pada tingkat pendidikan sebelumnya. Dalam bidang keahlian keahlian teknik otomotif gambar teknik  merupakan salah satu  kompetensi yang harus dikuasai disamping kompetensi-kompetensi yang lain. Hal  ini karena kompetensi gambar teknik mendasari semua kompetensi yang ada dalam bidang teknik otomotif. Gambar teknik sebagai bahasa komunikasi teknik digunakan dari sejak proses perencanaan, proses produksi dan pembuatan, proses pemasaran dan penjualan sampai dengan proses pelayanan purna jual yaitu untuk kebutuhan servis dan reparasi.
Dalam penelitian ini penulis mengambil mata pelajaran Gambar Teknik, karena pelajaran Gambar Teknik biasanya merupakan pelajaran yang paling membosankan dibandingkan dengan pelajaran yang lain, materi dalam Gambar Teknik masih terasa sulit untuk dicerna oleh peserta didik, karena sebagian materi dari pelajaran ini merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, dan nilai-nilai tersebut merupakan hal abstrak dan tidak konkrit, inilah salah satu alasan yang membuat pelajaran ini menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian besar siswa.
Pada studi pendahuluan pembelajaran  Gambar Teknik materi  menunjukkan daya serap siswa masih rendah dalam memahami materi. Dari siswa X SMK ................... yang berjumlah 18 anak, hanya 4 anak  (22,22%) yang mencapai kategori tuntas. Artinya sebagian besar siswa belum mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai 70, dengan tingkat aktivitas belajar sebesar 38,89% atau 7 orang siswa dari 18 siswa, serta perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 57,78 dengan standar nilai KKM sebesar 70.
Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan metode jigsaw dalam menyampaikan materi pembelajaran gambar teknik, dengan menerapkan metode ini diharapkan siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, karena tujuan dari pembelajaran itu pada intinya adalah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itu metode dan strategi perlu digunakan agar siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran tersebut, selain itu pembelajaran akan lebih bervariatif, sedang manfaat bagi guru tersebut adalah dia mampu mengembangkan berbagai macam metode dan strategi, satu metode atau strategi yang bagus belum tentu layak atau mungkin tidak layak sama sekali jika diterapkan secara terus menerus, dalam arti digunakan pada semua kompetensi dasar, sehingga metode yang bagus sekalipun jika digunakan secara terus menerus hal itu justru akan menimbulkan perasaan jenuh pada diri siswa, seorang guru harus mampu memilih dan memilah metode maupun strategi belajar guna menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, karena situasi belajar yang menyenangkan terbukti dapat membantu siswa mencerna, memahami, dan mengolah materi yang didapatkan.
Dalam metode ini, siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lagi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran Gambar Teknik merupakan pelajaran yang penting untuk meletakkan dasar-dasar tata cara hidup bermasyarakat dalam diri siswa, oleh karena itu pelajaran Gambar Teknik harus mampu diserap sepenuhnya oleh siswa, dan guru harus menggunakan metode, strategi, pendekatan maupun media yang dapat menunjang tercapainya kompetensi yang telah ditentukan.
Kenyataan yang ada di X SMK ................... khususnya kelas X sebagian besar siswa hasil belajarnya belum optimal terutama pada mata pelajaran Gambar Teknik. Belum optimalnya hasil belajar siswa ini disebabkan karena siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Gambar Teknik. Dengan demikian maka perlu dicari alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan proses pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa secara aktif. Pembaharuan dan perbaikan proses pembelajaran Gambar Teknik di  kelas X SMK ................... perlu diupayakan suatu model strategi atau metode pembelajaran yang lebih mudah seperti belajar kelompok (pembelajaran kooperatif).
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka salah satu strategis belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.  Model pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk bekerja sama dan berfikir secara analisis mempunyai rancangan penyelesaian serta mampu menyelesaikan masalah dalam kelompoknya, saling memberikan kesempatan kepada teman kelompok untuk bertukar pikiran dengan teman yang lainya, mengajar serta diajar oleh sesama teman dan merupakan bagian yang penting dalam proses belajar yang merupakan sosialisasi yang berkeseimbangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis perlu melakukan penelitian tindakan yang difomulasikan dengan judul: “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Gambar Teknik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.    Proses pembelajaran Gambar Teknik lebih mementingkan pada penghapalan konsep bukan pada pemahaman.
2.    Gambar Teknik merupakan pelajaran yang membosankan dibandingkan dengan pelajaran lain. Pembelajaran cenderung dilakukan dengan metode ceramah dan penugasan.
3.    Materi dalam Gambar Teknik masih terasa sulit untuk peserta dididk
4.    Metode yang digunakan yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang variatif.
C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.    Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Gambar Teknik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014?
2.    Bagaimana peningkatan aktivitas belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran Gambar Teknik?
3.    Bagaimana peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran Gambar Teknik?
D.  Tujuan Penelitian
Bertolak dari uraian dan penjelasan pada latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.    Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran Gambar Teknik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.    Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran Gambar Teknik.
3.    Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X SMK ................... Tahun Pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran Gambar Teknik.
E.  Mafaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
a.    Sebagai bahan alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran khususnya Gambar Teknik melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b.    Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti sendiri maupun peneliti-peneliti lainya.
2.    Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1)   Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran Gambar Teknik sehingga prestasi belajarnya meningkat.
2)   Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan guru.
3)   Meningkatkan motivasinya dalam mengikuti proses belajar mengajar.
 b. Bagi guru
1)   Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2)   Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan berbagai metode mengajar.
3)   Meningkatkan kreatifitas karena tidak semua media belajar telah tersedia di sekolah.

 c. Bagi sekolah
1) Sebagai bahan pertimbangan terhadap peningkatan kinerja guru.
2) Sebagai upaya peningkatan kualitas pengelolaan pengajaran.



BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Kajian Teori
1.    Aktivitas Belajar
a.    Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2008: 38) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Sagala (2011: 124) mempelajari psikologi berarti mempelajari tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati. Segenap tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis, karena itu secara umum aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psokologis yang mendasarinya.
Menurut Sardiman (2011: 22) belajar adalah merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dapat di jelaskan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun mental/non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi (guru dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar.
Aktivitas yang diutamakan dalam pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang penulis dari Jombang (dalam Asmani, 2010:211) yang menyatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang sedikit bicara banyak diamnya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah guru hanya sebagai fasilitator saja sedangkan siswa yang harus aktif melakukan berbagai aktivitas dalam proses pembelajaran dengan melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, bertanya dan lempar gagasan. Kegiatan atau aktivitas siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang demikian akan mewujudkan pembelajaran aktif.
b.    Jenis-jenis aktivitas
Sardiman (2011: 101) menyatakan bahwa jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebgai berikut:
1)   Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2)   Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, musik, pidato.
3)   Listening activities, sebagai contoh mendengarkan; uraian, percakapan, diskusi, angket, menyalin.
4)   Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5)   Drawing activities, misalnya megambar, membuat grafik, peta, diagram.
6)   Motor activities, yang termasuk didalam antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.
7)   Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8)   Emotional ectivities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas berlajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan trasformasi kebudayaan. Kreativitas guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang sangat bervariasi itu. Dari jenis–jenis aktivitas belajar yang dikemukakan di atas maka dijadikan sebagai pedoman membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
2.    Hasil Belajar
a.    Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Gagne hasil belajar harus harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku melalui stimulus respon (Sudjana, 2005:19). Hasil belajar berkenaan dengan kemampuan siswa di dalam memahami materi pelajaran. Menurut Hamalik (2007: 31) mengemukakan, “hasil belajar pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, ablititas dan keterampilan”.
Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2007: 155)
Penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (SNP). Penetapan SNP membawa implikasi terhadap model dan Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran mencakup rencana penilaian proses pembelajaran dan rencana penilaian hasil belajar peserta didik. Rencana penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan rencana penilaian yang akan dilakukan oleh guru untuk memantau proses kemajuan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.
Berdasarkan Taksonomi Bloom, hasil belajar dalam rangka pembelajaran meliputi tiga kategori ranah, yaitu:
1)   Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: a). Pengetahuan (C.1) b). Pemahaman (C. 2) c). Penerapan (C. 3) d). Analisis (C. 4) e). Sintesis (C. 5) f). Evaluasi (C. 6).
2)   Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan, yaitu: a). Menerima b). Menjawab/ Reaksi d). Karakteristik dengan suatu nilai e). Kompleks Nilai.
3)   Ranah psikomotor, meliputi: a). Keterampilan motorik b). Manipulasi benda-benda c). Koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengintai)
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol namun hasil belajar psikomotor dan afektif harus menjadi bagian dari hasil penilaian dan proses pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan hasil tersebut dapat digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan dan hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.


b.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor yang terdapat dalam diri siswa, dan faktor yang ada diluar diri siswa. Faktor internal berasal dari dalam diri anak bersifat biologis, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang sifatnya dari luar diri siswa.
1)   Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar.  Faktor-faktor tersebut diantaranya:
a)    Adanya keinginan untuk tahu
b)   Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
c)    Untuk memperbaiki kegagalan.
d)   Untuk mendapatkan rasa aman.
2)   Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
a)    Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik yang dimikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya. Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam. Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.
b)   Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.
c)    Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.
3.    Pembelajaran Gambar Teknik
Pembelajaran bertujuan untuk mempelajari berbagai kompetensi dasar tersebut sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi mata pelajaran Gambar Teknik. Penguasaan materi tersebut akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa, sehingga hasil belajar Gambar Teknik  dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam memperoleh kemampuan baru berupa pengetahuan materi Gambar Teknik, yang dapat diukur secara kualitatif lebih tinggi dibandingkan kemampuan yang sudah ada sebelumnya yang diwujudkan dalam bentuk angka atau nilai.

4.    Pembelajaran Kooperatif
Kata kooperatif berasal dari kata ko sama dan operatif melaksanakan tugas. Dengan demikian kooperatif dapat diartikan melakukan kegiatan bersamasama Dimiyati dan Mudjiono (2002:3). Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategis yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran PKn, yang bertujuan untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. Belajar dalam kelompok pada umumnya saling membantu satu sama lain, kelas disusun dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri atas 4 sampai 5 orang dalam setiap kelompoknya, dengan latar belakang yang berbeda baik dalam hal kemampuan akademik maupun jenis kelaminnya.
Cooperatife learning (belajar kelompok) merupakan suatu lingkungan belajar di kelas, dimana para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan yang umum yang harus dicapai. Belajar kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan agar siswa dapat bekerja sama secara aktif dalam menyelesaikan tugas.
Belajar kelompok ditandai dengan adanya tugas bersama dari siswa yang menjadi tujuan yang harus dicapai oleh kelompok dalam pembelajaran. Dalam belajar kelompok diperlukan adanya kerja sama dalam arti bahwa kriteria utama keberhasikan ditentukan pada prestasi dalam kelompok. Kelompok yang efektif ditandai dengan suasananya yang hangat dan produktifitas yang tinggi dalam pemenuhan tugas-tugas tanpa adanya anggota kelompok yang dikorbankan dan ditonjolkan. Dalam pengelompokkan yang heterogen, para siswa diberi tugas agar bisa memaksimalkan atau menampakkan keragaman anggota kelompok baik kemampuan prestasi, jenis kelamin, latar belakang, rasa atau etnis, dan usia terhadap pokok bahasan dan juga kemampuan dalam memimpin.
Menurut Rindel (2009:204) pembelajaran kooperatif mengutamakan interaksi siswa antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana mereka tetap dengan struktur sosial. Siswa diberi satu permasalahan atau pertanyaan untuk mengembangkan pemahaman mereka. Siswa lalu menjawab pertanyaan dengan bekerja bersama-sama sebagai sebuah kelompok untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
 Tarigan (2008:28) juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang lebih mengutamakan aktifitas siswa yaitu belajar bersama dalam kelompok kecil untuk mempelajari materi dan mengerjakan tugas serta setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas kesuksesan kelompoknya. Berdasarkan pendapat ini dapat dilihat bahwa dalam pengajaran kooperatif siswa dituntut untuk saling membantu dan bekerja sama guna mecapai prestasi yang baik terutama kelompoknya.
Adapun unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif menurut Corebima (2002:5) adalah sebagai berikut:
a.    Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sepenanggungan bersama.
b.    Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.
c.    Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
d.   Siswa membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota keluarganya.
e.    Siswa saling bertukar pikiran dan membutuhkan keterampilan umtuk belajar bersama selama proses belajar mengajar. 6. Siswa akan dimintai pertanggung jawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
 Lebih lanjut Ibrahim (2002:7) mengemukakan bahwa ciri-ciri model kooperatif yaitu:
a.    Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b.    Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c.    Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, suku, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda.
d.   Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dibanding individu.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Slavin (2005:25) bahwa “pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar”. Dengan pembelajaran kooperatif yang berorietasi pada siswa diharapkan siswa dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, dengan cara berfikir aktif selama proses belajar berlangsung. Pembelajaran dapat berarti bila dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Berdasarkan riset di atas, maka dalam pembelajaran sebaiknya kemampuan-kemampuan siswa perlu dikembangkan secara stimulat dengan perolehan belajar yang dicapai. Artinya dalam pengolahan dan pengemasan bahan ajar, peningkatan kemampuan belajar maupun proses pengalaman belajar siswa, pendekatan belajar dan pembelajaran perlu diperhatikan. Model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama siswa antar kelompoknya dan tidak saling ketergantungan dalam struktur tugas dan
mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran, karena siswa lebih paham apa yang akan disampaikan oleh temanya daripada disampaikan oleh gurunya, sehingga siswa yang kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa yang kelompok bawah dan memperoleh bantuan khusus dari siswa kelompok atas dalam meningkatkan kemampuan akademiknya karena yang lebih mendalam tentang ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu.
5.    Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
a.    Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif di mana pembelajaran tersebut melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencari tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Pada pembelajaran strategi Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli. Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap anggotanya diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot yang kemudian diadaptasi oleh Salvin (2003:21). Dalam penerapanyan pendekatan jigsaw siswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan 4-5 anggota kelompok pelajar yang heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, materi yang diberikan pada siswa berbentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan. Pada langkah awal siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok tersebut dinamakan kelompok asal. Pada langkah berikutnya kelompok asal dilebur dan dilanjutkan menjadi kelompok ahli.
Dengan demikian terbentuk dengan cara mengambil satu anggota pada setiap anggota kelompok asal. Setelah kelompok ahli tersebut terbentuk mereka berdiskusi tentan sub materi yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan. Selesai melaksanakan diskusi kelompok ahli membubarkan diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan setiap anggota kelompok mengajarkan apa yang telah dipelajari dari diskusinya dalam kelompok ahli pada teman-teman kelompok asal.
Pada pembelajaran menggunakan strategi Jigsaw siswa dibagi menjadi dua anggota kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kelompok kooperatif awal (kelompok asal). Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 anggota. Setiap anggota diberi nomor kepala, kelompok harus heterogen terutama di kemampuan akademik. 2) Kelompok Ahli, anggotanya adalah nomor kepala yang sama pada kelompok asal.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti oleh Dimiyati dan Mudjiono (2004:10) adalah sebagai berikut:
1)   Kelompok kooperatif (awal)
a)    Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang
b)   Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan
c)    Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatakan wacana atau tugas yang berbeda-beda dalam memahami informasi yang ada di dalamnya.
2)   Kelompok ahli
a)    Masing-masing siswa yang memiliki wacana atau tugas yang sama dalam setiap kelompok dibentuk dalam satu kelompok, sehingga membentuk kelompok ahli yang jumlah kelompoknya sesuai dengan wacana atau tugas yang telah disiapkan oleh guru.
b)   Dalam kelompok ahli ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang menjadi tanggung jawab
c)    Diberikan tugas pada semua kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil wacana atau tugas yang telah dipahami kepada kelompok asal.
d)   Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing kembali ke kelompok awal.
e)    Memberikan kesempatan secara bergiliran kepada masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas dikelompok ahli.
f)    Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan masingmasing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi.
Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mengacu pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu. Siswa dalam satu kelas tertentu dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang setiap kelompoknya. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan merupakan atau perangkat pemmbelajaran yang lain untuk menentukan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
b.    Kelebihan dan Kekurangan strategi pembelajaran model jigsaw
 Kelebihan pembelajaran strategi jigsaw adalah sebagai berikut:
1)        Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
2)        Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
3)        Menerapkan bimbingan sesama teman
4)        Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
5)        Memperbaiki kehadiran
6)        Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
7)        Sikap apatis berkurang
8)        Pemahaman materi lebih mendalam
9)        Meningkatkan motivasi belajar
10)    Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
11)    Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
12)    Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain
13)    Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.
Kelemahan pembelajaran menggunakan strategi jigsaw adalah sebagai berikut:
1)        Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa bingung dan pembelajaran dengan strategi jigsaw merupakan pembelajaran baru
2)        Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka di khawatirksn kelompok akan macet
3)        Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
4)        Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misalnya jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
5)        Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.
B.  Kerangka Berpikir
Hakekat pembelajaran gambar teknik adalah belajar konsep. Untuk belajar gambar teknik diperlukan cara–cara khusus dalam belajar dan mengajarkannya. Hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran gambar teknik di kelas X SMK ................... masih banyak ditemukan masalah–masalah antara lain : Proses pembelajaran lebih mementingkan pada penghapalan konsep bukan pada pemahaman, gambar teknik merupakan pelajaran yang membosankan dibandingkan dengan pelajaran lain. Pembelajaran cenderung dilakukan dengan metode ceramah dan penugasan, Materi dalam gambar teknik masih terasa sulit untuk peserta didik serta metode yang digunakan yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang variatif.
Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran statika, karena model ini merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif tersebut terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur kognitif untuk mencapai kesimbangan.
Dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran gambar teknik, diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih memahami penjelasan guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk meningkatkan hasil belajar statika dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajaran interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar.
Dengan penerapan prosedur pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini maka akan muncul keefektifitasan pembelajaran. Dalam keefektifitasan pembelajaran ini akan muncul pembelajaran yang berkualitas dan tidak berkualitas. Dikatakan berkualitas jika hasil dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut bisa meningkatkan hasil nilai gambar teknik siswa kelas kelas X SMK .................... Sedangkan tidak berkualitas jika tidak ada peningkatan nilai hasil belajar gambar teknik pada siswa sehingga perlu diadakan evaluasi mulai dari perbaikan perencanaan tindakan, dan pelaksanaan tindakan. Dalam bentuk diagram kerangka pikir pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagaimana dijelaskan di bawah ini.


Kondisi Nyata
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw:
1.     Orientasi
·  Guru memberikan apersepsi
·  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.     Kerja Kelompok
·  Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (kelompok asal)
·  Setiap anggota kelompok diberi materi yang berbeda namun masih dalam satu topik
·  Anggota kelompok yang memiliki materi yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
·  Kelompok ahli berdiskusi mengerjakan materi yang telah diberikan
·  Setiap kelompok mendapatkan bimbingan dari guru
·  Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan materi yang sudah di kerjakan
·  Kelompok mempersentasekan hasil kerja kelompoknya
3.     Evaluasi:
·  Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
·  Siswa mengerjakan evaluasi
·  Guru memberikan pesan moral
1.     Hasil belajar siswa rendah pada pembelajaran gambar teknik
2.     Mata pelajaran gambar teknik merupakan mata pelajaran hafalan yang mengakibatkan siswa merasa jenuh menerima pelajaran.
3.     Pemilihan model pembelajaran yang belum tepat

Kondisi Ideal
Siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif
1.    Aktivitas belajar siswa meningkat
2.    Hasil belajar siswa meningkat
 





































Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pikir




C.  Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “Jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, maka proses, aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran gambar teknik  siswa X SMK ................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 akan meningkat”


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Asmani, Jamal. (2010). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter. Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Corebima, A. Duran, 2002. Pembelajaran Kooperatif, Jakarta: Depdikbud
Depdiknas .2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas
Depdinkas.2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan. Nasional
Dimiyati dan Mudjiono, 2002.Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati & Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud
Hamalik, Oemar, (2007), Evaluasi Kurikulum Pendekatan Sistematik, Bandung:Bumi Aksara
Herawati Susilo, Prof. Dra. dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Malang : Bayu Media. Publishing.
Heryanto, Imam, 2007, Membuat Database Dengan MS Office Access,. Informatika, Bandung
Ibrahim, 2002.Pembelajaran Kooperatif, Universitas Press: UNESA Maleong,
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press
Ittihad, Zainul Amin. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Terbuka,
Jakarta. 446 hlm
Lexy J. Moleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nunnally, J.C. (1978). Psychometric Theory. McGraw.
Pemerintah Republik Indonesia, (2005), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Rindel D.W. 2009. Mediteranean Climate Ecosystem. Academi Press. San Diego. LA
Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala, 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Sinar Baru
Sardiman, AM. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Satori, Djamaan dan Aan Komariah., 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif,. Bandung: Alfabeta
Slavin, 2005. Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud: Jakarta
Slavin, Robert E. 2003. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Syaiful Bahri Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tarigan, 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif, Makala Pada Comprehensif: Surabaya
 

Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini