Loggo Daerah
LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL
THROWING (BOLA SALJU) PADA MATA PELAJARAN IPS
DI KELAS VII SMPN 3 .................
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Disusun dan Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat Golongan dari ..... ke .....
Oleh
.........................................
NIP. .................
SMPN 3 .................
.............................................
.............................
20...
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
|
Upaya
Meningkatkan hasil belajar siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing (Bola Salju) pada
mata pelajaran IPS di Kelas VII SMPN 3
................. Tahun Pelajaran 2013/2014
|
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat, Golongan, NIP
d. Asal Sekolah
e. Alamat Kantor
f. Alamat Rumah
|
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
Telp/HP. ..............................
|
3. Lama Penelitian
4. Sumber Biaya
|
3 bulan / dari bulan ............ sampai dengan bulan ..................
20....
Swadana
|
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL
THROWING (BOLA SALJU) PADA MATA PELAJARAN IPS
DI KELAS VII SMPN 3 .................
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
……………………………..
NIP. ……………………
ABSTRAK
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dengan rumusan masalah Apakah pelaksanaan
pembelajaran model kooperatif tipe Snowball
Throwing (Bola Salju) pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 3 .................. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 3 ................., dengan subjek
penelitian adalah kelas VII berjumlah 33 siswa. Penelitian ini dilaksanakan
sebanyak 2 (dua) siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes,
observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 2
(dua) siklus, proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing (Bola Salju),
motivasi siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus. Dari kondisi awal
sebesar 6 siswa (18,18%), pada siklus I meningkat menjadi 19 siswa atau 57,58% dan meningkat menjadi 31
siswa atau 93,94% pada siklus II. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan,
nilai rata-rata pada kondisi awal
sebesar 58,18, siklus I sebesar 64,85
meningkat menjadi 71,21 pada siklus II.
Dengan persentase ketuntasan belajar pada kondisi awal 6 siswa atau
81,83%, siklus I sebesar 18 siswa
atau 54,55% dan 93,94% atau 31 siswa
pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing (Bola Salju) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas
VII di SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci: motivasi, hasil belajar, Snowball Throwing
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karuniaNyalah seluruh proses penelitian sampai penulisana laporan
berjudul “Upaya
Meningkatkan hasil belajar siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Snowball
Throwing (Bola Salju) pada mata pelajaran IPS
di Kelas VII SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2013/2014”
dapat terselesaikan. Laporan
ini dibuat untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dan golongan dari ….. ke …….
Peneliti mengakui, dengan terselesaikannya penulisan karya tulis ini,
tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, melalui tulisan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1.
………………….., Kepala Dinas ……………. yang telah mengijinkan dan mendukung dilakukannya
Penelitia Tindakan Kelas ini.
2. …………..,
Pengawas SMP/MTs pada Dinas ……………. yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan pada penulisan karya tulis ini.
3.
………………….. serta teman-teman guru SMPN 3 ................. yang senantiasa memberi semangat dan
dorongan selama penelitian dan penulisan karya tulis ini berlangsung.
4.
Siswa-siswa kami kelas VIII, yang telah ikut terlibat dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Penelitipun
menyadari, bahwa penulisan karya tulis
ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, segala kritik dan saran yang
sifatnya membangun, akan peneliti terima dengan senang hati.
Akhirnya peneliti
berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
…………………… …….
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ......................................................................
B.
Identifikasi Masalah ..............................................................
C.
Rumusan Masalah ..................................................................
D.
Tujuan Penelitian ...................................................................
E.
Manfaat Penelitian .................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian ...................................................................
B.
Tempat dan Waktu.................................................................
C.
Subjek dan Objek ..................................................................
D.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data......................................
E.
Teknik Analisa Data ..............................................................
F.
Prosedur Penelitian ................................................................
G.
Kriteria Keberhasilan Tindakan..............................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................
B. Pembahasan............................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa.........
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Hasil Belajar....................................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Pada Kondisi Awal
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal.................
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Pada Siklus I....
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I...........................
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Pada Siklus II
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II.........................
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Pada Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peningkatan Motivasi Belajar IPS
dengan
Menggunakan Metode Snowball Throwing..............................
Menggunakan Metode Snowball Throwing..............................
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi,
2011: 16)..........
Gambar 4.1 Peningkatan Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II ..................................................................................................
Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pada Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Surat
Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Surat
Pernyataan Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 : Jurnal
Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 : Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 5 : Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 6 : Daftar
Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 : Daftar
Hadir Peneliti dan Observer Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8 : Data
Hasil Tes Formatif Pembelajaran IPA Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 9 : Lembar
Observasi Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran IPA Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 10 : Lembar
Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II
Lampiran 11 : Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 12 : Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
PENINGKATAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MEMAHAMI TEKS DAN CERITA ANAK YANG
DIBACAKAN MELALUI MEDIA GAMBAR
DI KELAS VI SD
NEGERI GEDUNG TENGAH
KABUPATEN BENER MERIAH
TAHUN ………..
Oleh
.........................................
NIP. .................
ABSTRAK
Pokok permasalahan
yang akan diteliti adalah apakah dengan penggunaan media gambar pada
pembelajaran bahasa Indonesia kompetensi dasar mengidentifikasi unsur cerita
(tokoh, tema, latar, amanat) dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil siswa? Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui peningkatan keaktifan dan
hasil belajar siswa setelah
menggunaan media gambar pada pembelajaran bahasa Indonesia kompetensi
dasar mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat). Prosedur yang
dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus dan
setiap siklusnya terdapat dua pertemuan dengan menggunakan media gambar.
Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil keaktifan belajar dari 28,57% atau 2 siswa pada studi awal menjadi, 71,43% atau 5 siswa, meningkat menjadi 100% atau 7 siswa,
dan kenaikan nilai rata-rata kelas terus mengalami peningkatan dari 57,14 pada studi awal menjadi 67,14 pada siklus pertama, meningkat
menjadi 77,14 dan tingkat
ketuntasan belajar juga meningkat pada setiap siklusnya, yaitu 1 orang siswa (14,29%) pada studi awal, menjadi 57,14% atau 4 siswa, pada siklus terakhir menjadi 100% atau 7 siswa dari 7 siswa yang mengikuti pelaksanaan perbaikan
pembelajaran sehingga secara
keseluruhan semua kriteria keberhasilan pembelajaran telah tercapai pada siklus
kedua. Kesimpulannya adalah
penggunaan alat peraga gambar keaktifan
dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pada materi mengidentifikasi unsur cerita (tokoh,
tema, latar, amanat) sehingga diharapkan dapat diterapkan pada
pembelajaran-pembelajaran lainnya.
Kata Kunci : keaktifan, hasil belajar, cerita,
gambar seri
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Intereaksi belajar mengajar dapat
menjadi intereaksi edukatif, bila sebuah proses sebuah intereaksi yang
menghimpun sejumlah nilai (norma) yang merupakan substansi, sebagai medium
antara guru dan anak didik dalam rangka nencapai tujuan pembelajaran. Ada dua
kegiatan yang timbul dari Intereaksi edukatif ini yakni kegiatan guru dan
kegiatan anak didik, guru mengajar dengan gayanya sendiri, dan anak didik
belajar dengan gayanya sendiri pula. Upaya untuk menciptakan terjadinya
intereaksi, guru harus berusaha agar anak didik bisa aktif dan kreatif secara
optimal.
Kerelevasian antar gaya mengajar dengan
gaya belajar anak didik, mempermudah guru dalam menciptakan intereaksi edukatif
yang kondusif, dan intereaksi yang harmonis akan terjadi bila dalam prosesnya
tercipta keselarasan, keseimbangan, keserasian antara kedua komponen yakni anak
didik dan guru. Namun yang perlu diingat bahwa intereaksi edukatif tidak pernah
sepi dengan permasalahan. Masalah bisa terjadi berasal dari anak didik itu
sendiri, dimana anak kurang mampu menerapkan perolehan pengetahuan,
keterampilan maupun sikap dan nilai kedalam situasi yang nyata. Kadangkala
siswa hanya menerima informasi dan kurang memahami hubungan dengan dunia
lingkungannya. Dan kesalahan yang lainnya adalah yang berasal dari guru sebagai
pemberi materi. Guru memberi materi pembelajaran, kurang tepat dalam
penjelasannya atau bahkan tidak menghungkannya dengan lingkungan nyata. Olehnya
guru dalam tugasnya sebagai pengajar hendaknya memperhatikan Prinsip-prinsip
interaksi edukatif agar tujuan pembelajaran yang dilaksanakan tercapai. Prinsip
dimaksud adalah sebagai berikut: Motivasi, Prinsip berangkat dari persepsi yang
dimiliki, prinsip mengarah pada titik pusat perhatian tertentu atau fokus,
prinsip keterpaduan, pemecahan masalah dihadapi, belajar sambil bekerja,
hubungan sosial dan terakhir prinsip perbedaan individual.
Olehnya kesuksesan guru dalam mengajar
dapat terujud dengan baik jika dalam tugasnya guru menerapkan Strategi
pembelajaran secara tepat, tersistem, terstrukstur, dan dilaksanakan melalui 3
tahap yakni: tahap sebelum pengajaran (pre
active) tahap pengajaran (inter-active)
tahap sesudah pengajaran (post-active)
Syarat utama dalam pengajaran yang sukses adalah ditentukan oleh pengelolaan
dan pengendalian kelas yang baik. Salah satu indikator kelas yang kondusif
dibuktikan dengan giat dan asyiknya anak didik belajar dengan penuh perhatian
mendengarkan penjelasan guru yang sedang memberikan materi pelajaran. Dalam
penyampaian materi hendaknya guru tidak berlama-lama duduk di tempat duduk.
Mengajar yang gagal adalah mengajar yang tidak mendapat tanggapan dari siswa.
Semua hal tersebut di atas hanya bisa
dikendalikan oleh guru melalui penggunaan strategi pembelajaran yang benar guru
perlu menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dengan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar melalui
strategi pengajaran. Kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru
mampu mengatur dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan memecahkan
masalah. strategi pembelajaran yang Paikem dengan menggunakan metode, model
teknik, pendekatan yang disesuaikan dengan pokok bahasan.
Penerapan strategi pembelajaran yang
sesuai, berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Salah satunya guru
dapat mengefektifkan waktu pembelajaran sedang disisi lain dapat aktif berpikir
analisis bahkan sintesis memecahkan masalah yang didiskusikan melalui
presentasi kelompok kecil dan kemudian diteruskan pada berpresentasi melalui
kelompok besar.
Hasil survey di lapangan, bahwa dalam
masih terfokus pada guru. Pembelajaran khususnya kelas VII di SMPN 3 .................,
masih banyak didominasi oleh ceramah guru dengan menetap disuatu tempat dan
siswa hanya mendengarkan khususnya mata
pelajaran IPS pada kompetensi dasar mendeskripsikan interaksi sebagai proses
sosial seperti ini jelas sangat berkonsekwensi negatif terhadap hasil belajar
siswa. Pembelajaran sebagai intereaksi edukatif tidak nampak, keaktifan serta
kreativitas dan inovasi yang berasal dari siswa juga tidak ada. Siswa kurang
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang ada, akibatnya hasil belajar
anak menjadi menurun, dan kondisi ini jelas tidak sesuai dengan yang diharapkan
oleh kurikulum sebagai standar proses pembelajaran.
Bertolak dari hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti, pada objek dan subjek penelitian yang ada dengan jumlah
siswa berjumlah 33 orang, dalam pembelajaran yang ada, hanya 6 orang atau 18,18%
siswa mendapatkan nilai di atas angka 70, dan 27 orang atau 81,82% siswa mendapatkan
nilai di bawah angka 70 pada mata pelajaran dimaksud di,atas. Kenyataan ini,
dapat dikatakan bahwa capaian nilai yang ada dilihat dari besarnya nilai, sudah
baik namun dilihat dari segi jumlah siswa yang mencapai nilai tersebut masih
dibawah standar ketuntasan yang diharapkan.
Penyebab hal tersebut diatas, oleh
karena dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan strategi
Pengajaran yang benar. Selain itu, ketuntasan belajar anak dalam mengikuti
pelajaran belum terlaksana dalam situasi yang terkendali. Di samping itu guru
belum dapat mempertahankan situasi yang kondusif terkendali. Upaya untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang tepat, guna
memberikan kesempatan yang cukup kepada anak untuk aktif dan kreatif dalam
pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran akan meningkat
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti termotivasi dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai usaha
perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan
judul: "Meningkatkan hasil belajar siswa melalui Penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing (Bola
Salju) pada mata pelajaran IPS pada
kompetensi dasar mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial di kelas VII SMPN
3 ................. Tahun Pelajaran 2013/2014".
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari uraian latar belakang
diatas, dapat diidentifikasi masalah dalam penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing (Bola Salju) antara
lain: Rendahnya intereaksi edukatif dalam pengajaran yang ada, keaktifan siswa dalam
berpresentasi masih kurang, Guru tidak dapat mempertahankan situasi belajar
yang kondusif, belum ada kejelasan inovasi siswa dalam proses pembelajaran,
siswa kurang memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah melalui prensentasi,
hasil belajar siswa belum sesuai dengan diharapkan,.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di
atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut “Apakah
pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model Snowball Throwing (Bola Salju) pada mata pelajaran IPS pada
kompetensi dasar mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial di kelas VII SMPN
3 ................. dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa ?
D. Tujuan Penelitian
Bertolak dari uraian diatas, maka peenelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan model
pembelajaran Snowball Throwing (Bola
Salju) pada mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mendeskripsikan interaksi
sebagai proses sosial dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di
kelas VII SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2013/2014.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
(1) Mempermudah siswa
menerima materi pelajaran IPS yang diajarkan.
(2) Meningkatnya kemampuan berpikir siswa dalam
belajar IPS.
(3) Meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran.
b. Manfaat bagi guru
(1) Guru mampu menciptakan situasi pembelajaran
PAIKEM.
(2) Meningkatnya profesionalisme guru.
c. Manfaat bagi sekolah
(1) Menambah khasanah bacaan tentang model
pembelajaran Snowball Throwing (Bola
Salju) yang bisa diterapkan untuk mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar.
(2) Sebagai masukan bagi sekolah untuk
meningkatkan kualitasnya berkaitan dengan perbaikan pembelajaran di sekolah.
(3) Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS di sekolah.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Kajian Teoritis
1. Ruang Lingkup Hasil Belajar
Bloom (dalam Suprijono, 2011: 6-7),
hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain
kognitif adalah knoledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan
respons), valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization
(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine dan
rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik,
fisik, sosial, manajerial dan intelektual. Selain itu Suprijono (2011: 5),
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.
Selanjutnya Gagne (dalam Suprijono,
2011: 5-6) hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip
keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas
kognitif yang bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasakan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Menurut Anni (2004: 4), hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar. Sementara menurut Lindgren (dalam Suprijono, 2011: 7), hasil
pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Pengertian di atas dapat disimpulkan oleh
peneliti bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
Lima kategori hasil belajar yang
sikemukakan oleh Gagne (dalam Sudjana, 1990: 22), yakni: informasi verbal,
kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sedangkan
yang dikutip dari Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan
kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu:
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan,
sosial IPS, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,
terutama kualitas pengajaran.
Sedang hasil belajar yang dicapai siswa
menurut Sudjana (1990: 56) melalui proses belajar mengajar yang optimal
ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan
ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya
mempertahankan apa yang telah dicapai.
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari
orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan
tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek
lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh
(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah
afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
2. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2011: 15),
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar
dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6
orang dengan struktur kelompok heterogen.
Sedangkan Sunal dan Hans (dalam Isjoni,
2011: 15), mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan
atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
peserta didik agar bekerjasama selama proses pembelajaran.
Menurut Ariani dan Idris (2009: 16-17)
pembelajaran kooperatif mengupayakan seorang peserta didik mampu mengajarkan
kepada peserta lain. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan, ia menjadi
narasumber bagi teman yang lain. Pengorganisasian pembelajaran dicirikan siswa
yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama
pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugasnya. Mereka akan berbagi peghargaan bila mereka berhasil
sebagai kelompok.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan
metode diskusi yang biasanya dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran
kooperatif menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil dimana siswa belajar
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang optimal. Pembelajaran kooperatif
meletakkan tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga diri siswa
tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan secara positif.
Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar, bekerja dan bertanggungjawab
secara sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran penting.
Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan
hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang
kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan
yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan
tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain,
berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman
untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan
sebagainya.
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran
kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya
rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan.
Selanjutnya, Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran
kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara
aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan
siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Lundgren (dalam Isjono, 2011:
16), unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau
peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri
sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan
yang sama.
d. Para siswa membagi tugas dan bertanggung jawab diantara para
anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
ketrampilan bekerja sama dalam belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Ciri-ciri
pembelajaran yang menggunakan model kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.
Adapun manfaat pembelajaran kooperatif
bagi siswa yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi
b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan
perilaku selama bekerja sama.
c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
d. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang
positif, sehingga pembelajaran kooperatif siswa akan tahu kedudukannya dan
belajar untuk saling menghargai satu sama lain.
e. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik,
sehingga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
3. Model Pembelajaran Koperatif Tipe Snowball Throwing (Bola salju)
Salah satu tipe yang ada dalam metode
pembelajaran kooperatif adalah Snowball Throwing (bola Salju). Dengan
model tersebut diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya dalam
kelompoknya sendiri, kemudian dalam kelompok lain.
Menurut Djamarah (2010; 396) bahwa model
kooperatif tipe Snowball Throwing
(bola salju) digunakan dalam upaya mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari
diskusi anak didik secara berttingkat. Diawali dengan pembagian kelompok.
Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa
permasalahan-permasalahan yang harus diskusikan jawabannya. Setelah diskusi
intra kelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan
kelompoknya bergabung dengn kelompok yang lain disampingnya. Anggota kelompok
yang baru yang sudah berjumlah empat orang memiliki kewajiban untuk
menyeleseaikan tugas secara berempat, kemudian adalah menyajikan hasil kerja
kelompoknya secara berempat dalam kelompok yang baru. Kelompok berempat tadi
bergabung lagi menjadi kelompok berdelapan dengan tugas yang sama yakni
mempresentasikan san mengakaji tugas-tugas yang ada, namun hasilnya pasti
berbeda dengan kelompok awal dan hasil itulah yang yangkan dibandingkan dan
dipresentasikan dalam kelas. Apabila presentasi telah berakhir maka tugas guru
adalah menyimpulkankan dengan memberikan ulasan-ulasan sebagai hasil dari
perbandingan masing-masing kelompok dari hasil kelompok terkecil hingga hasil
kelompok yang terakhir. Semua anak didik yang ada dalam kelompok kecil sampai
pada kelompok terakhir bertugas menerima keritikan perbaikan dengan
mencocokkannya hasil kerja yang telah dikaji dan dipresentasikan.
Model pembelajaran Snowball Throwing ini menurut Lie dalam Djamarah (20010: 61)
memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan
kelompok lain. Melalui model Snowball
Throwing ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen,
masing-masing kelompok disesuaikan dengan jumlah anak yang ada dengan waktu
yang tersedia untuk pembelajaran. Diskusi , dan kerja sama mengkaji,
mempresentasi dan menyusun laporan suatu peristiwa dengan tema tertentu yang
disampaikan guru. Setelah selesai, satu orang anak dari kelompok akan
menyempaikan hasil kajian untuk semua anak yang ada dikelas.
Adapun kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Snow bolling (bola salju) adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan dari bola salju ini antara lain
1) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk
menentukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah dalam kelompok
terkecil .
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya.
3) Melatih anak untuk bersikap terbuka, jujur,
disiplin, dan kreatif terhadap teman.
4) Meningkatkan motivasi belajar anak didik dalam
belajar.
5) Membantu guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, karena langkah pembelajaran kooperatif mudah diterapkan di
sekolah.
b. Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing (bola salju)
1) Memerlukan waktu yang cukup lama untuk
melakukan diskusi.
2) Seperti kelompok biasa anak yang pandai
menguasai jalannya diskusi, sehingga anak yang kurang pandai memiliki kesempatan
yang sedikit untuk mengeluarkan pendapatnya.
3) Yang tidak terbiasa belajar kelompok akan
merasa asing dan sulit untuk bekerjasama.
Langkah-langkah pembelajaran melalui
model pembelajaran Snow Bolling (bola salju) adalah sebagai berikut:
a. Anak bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 2 (dua) orang.
b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing digabungkan lagi
debgan kelompok samping menjadi 4 (empat) orang.
c. Kelompok berempat bertugas sebagaimana tugas dari kelompok yang
berdua dan membagikan hasil kerja dan informasi ke anggta kelompok yang baru.
d. Kelompok yang baru mengkaji dan melaporkan hasil temuan kekelompok
kelompok lain.
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang ada.
f. Kemudian menyatu lagi dengan kelompok yang baru lagi sehingga
menjadi 8 (delapan) orang, demikian seterusnya, hingga terakhir menjadi satu
kelompok besar
g. Terakhir satu orang menyuarakan hasil terakhir dari kajian tugas
yang ada
h. Guru menyimpulkan dengan mengulas materi dengan membandingkannya
dari hasil masing kelompok dari yang terkecil hingga kelompok terkahir.
C. Kerangka Pikir
Pada saat proses belajar mengajar,
kebanyakan guru menggunakan
pembelajaran yang cenderung menekankan pada aktivitas guru dalam
menyampaikan pembelajaran di kelas sedangkan siswa hanya pasif dalam
kegiatan pembelajaran dan mengikuti apa saja yang disajikan guru. Dalam
pembelajaran, guru kebanyakan menyampaikan materi dengan cepat dan
menggunakan metode yang kurang bervariasi. Hal tersebut membuat siswa
menjadi kurang bergairah atau bersemangat dalam pembelajaran sehingga
kegiatan belajar mengajar akan terasa membosankan.
pembelajaran yang cenderung menekankan pada aktivitas guru dalam
menyampaikan pembelajaran di kelas sedangkan siswa hanya pasif dalam
kegiatan pembelajaran dan mengikuti apa saja yang disajikan guru. Dalam
pembelajaran, guru kebanyakan menyampaikan materi dengan cepat dan
menggunakan metode yang kurang bervariasi. Hal tersebut membuat siswa
menjadi kurang bergairah atau bersemangat dalam pembelajaran sehingga
kegiatan belajar mengajar akan terasa membosankan.
Melihat kondisi seperti itu, peneliti mencari pemecahan masalah
melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Salah satu
metode pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah dengan penerapan
metode snowball throwing. Metode ini memadukan pendekatan komunikatif,
integratif dan ketrampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyaan ini
akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya
berfikir, menulis, bertanya atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan
aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain.
Dengan demikian situasi pembelajaran akan menjadi aktif, menarik, dan
menyenangkan sehingga akan muncul gairah atau semangat untuk belajar dan
motivasi siswa untuk belajar meningkat. Dalam penelitian ini kerangka pikir dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Salah satu
metode pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah dengan penerapan
metode snowball throwing. Metode ini memadukan pendekatan komunikatif,
integratif dan ketrampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyaan ini
akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya
berfikir, menulis, bertanya atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan
aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain.
Dengan demikian situasi pembelajaran akan menjadi aktif, menarik, dan
menyenangkan sehingga akan muncul gairah atau semangat untuk belajar dan
motivasi siswa untuk belajar meningkat. Dalam penelitian ini kerangka pikir dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peningkatan
Motivasi Belajar IPS dengan
Menggunakan Metode Snowball Throwing
Menggunakan Metode Snowball Throwing
B.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini, dapat mengajukan hipotesis: jika pada proses
pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing (bola salju), maka motivasi
dan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 3 ................. pada mata pelajaran
IPS, akan meningkat.
Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini