LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS
SISWA KELAS X SMK
PERSIAPAN NEGERI ...............
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat dari Golongan ..... ke ....
Oleh
..........................................
NIP. ..............................
SMK PERSIAPAN
NEGERI ...............
Jl. ………………………………….
……………..
HALAMAN
PENGESAHAN
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. a. Judul Penelitian : Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Sebagai Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas X SMK Persiapan Negeri ............... Tahun Pelajaran 2013/2014
b.
Bidang Ilmu : Ilmu
Pengetahuan Sosial
c.
Kategori Penelitian : Teknik
Pembelajaran
d. Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Kelas
2. Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : ……………..
b.
NIP : ………….
c. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a
d. Jabatan :
e. Instansi :
SMK Persiapan Negeri ...............
f.
Tempat Penelitian : SMK Persiapan Negeri ...............
3. Lama
Penelitian : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan …….
20…)
4. Sumber
Biaya : Swadaya
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Penelitian Tindakan Kelas di kelas X SMK Persiapan Negeri ...............
dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar IPS
Siswa Kelas X SMK Persiapan
Negeri ............... Tahun Pelajaran
2013/2014”. Laporan ini dibuat
oleh penulis dalam rangka memenuhi pengajuan
pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan
pangkat dari golongan ….. ke …...
Terselesaikannya penelitian
ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan pada kesempatan ini ijinkan
peulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan
laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.
Kepala
Dinas………………..
2.
Pengawas
SMA/SMK Dinas …………………………….
3.
Kepala
sekolah SMK Persiapan
Negeri ............... yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan
terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
4.
Bapak
dan Ibu Guru SMK Persiapan
Negeri ............... yang telah membimbing dan memotifasi serta mengarahkan
kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dan akhirnya saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan untuk itu, saya
berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang membangun.
Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
......................, ...................
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ........................................................
B.
Identifikasi Masalah .............................................................
C.
Analisis Masalah ....................................................................
D.
Pembatasan Masalah .............................................................
E.
Rumusan Masalah..................................................................
F.
Tujuan Penelitian ................................................................
G.
Manfaat Penelitian .............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian...................................................................
B.
Subjek Penelitian ...................................................................
C.
Teknis dan Alat Pengumpulan Data.......................................
D.
Teknik Analisa Data ..............................................................
E.
Prosedur Pelaksanaan.............................................................
F.
Rancangan Kegiatan Penelitian..............................................
G.
Validitas Data........................................................................
H.
Indikator Kinerja....................................................................
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan
B. Pembahasan............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Siswa...................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Kondisi Awal...........................
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan
Motivasi Siswa Pada Kondisi Awal
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial pada Siklus I
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan
Motivasi Siswa Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siklus I...............................................................................
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus II
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan
Motivasi Siswa Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi .........................................................................................
Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Formatif Temuan
Awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Siswa pada
Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir...............................................................
Gambar 3.1 Daur PTK (dimodifikasi dari Rusna Ristasa,
2006 : 46)..........
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan
Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan II..................................................................................................
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat
Motivasi Siswa Pada Siklus I dan II ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat
Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Surat
Pernyataan Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 : Jurnal
Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 : Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 5 : Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 6 : Daftar
Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 : Daftar
Hadir Peneliti dan Observer Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8 : Data
Hasil Tes Formatif Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 9 : Lembar
Observasi Peningkatan Keaktifan Siswa
Dalam Kegiatan Pembelajaran IPA Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 10 : Lembar
Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran
Lampiran 11 : Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 12 : Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS
SISWA KELAS X SMK
PERSIAPAN NEGERI ...............
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh :
..............................................
NIP. ...........................
ABSTRAK
Model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS harus mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil observasi awal ditemukan bahwa siswa kelas
X SMK Persiapan Negeri ............... belum menerapkan model pembelajaran
berbasis portopolio. Sebagian siswa belum mampu mencapai criteria ketuntasan
kelas 75% dan ketuntasan individu 70 dari materi. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa X SMK Persiapan Negeri ............... dalam
pembelajaran IPS dengan model penerapan pembelajaran berbasis portopolio. Penelitian
ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode Kemmis dan Mc
Tanggart dengan 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahapan:
Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Subyek penelitian ini adalah
guru dan siswa kelas X SMK Persiapan Negeri ................ Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan tes. Hasil analisis data
setelah penerapan model penerapan pembelajaran berbasis portopolio menunjukkan
bahwa motivasi belajar meningkat dari 43,75% atau 7 siswa pada studi awal menjadi, 68,75% atau 11
siswa, dan pada akhir siklus kedua menjadi 100%, sedangkan nilai rata-rata
hasil belajar meningkat dari 59,38 pada studi awal menjadi 66,25 pada siklus
pertama, dan pada akhir siklus kedua menjadi 73,13 dengan tingkat ketuntasan
belajar yang juga meningkat pada setiap siklusnya, yaitu 3 orang siswa (18,75%)
pada studi awal, menjadi 62,50% atau 10 siswa, dan pada siklus terakhir menjadi
100% atau 16 siswa dari 16 siswa yang mengikuti pelaksanaan perbaikan
pembelajaran. Kesimpulan penelitian adalah pembelajaran IPS dengan penerapan
penerapan pembelajaran berbasis portopolio dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, terbukti dari hasil yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah penerapan
model penerapan pembelajaran berbasis portopolio, post test siklus I dan post
test siklus II yang terus mengalami peningkatan.
Kata
Kunci : portopolio, motivasi, hasil, belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendekatan
pembelajaran IPS yang efektif
adalah dengan menerapkan kurikulum terpadu
yang mengangkat permasalahan
atau topik-topik dari kehidupan siswa
yang dialami, diamati
dan dipahami sehari-hari
dengan melakukan penilaian secara
berkala dan berkesinambungan yang
mencakup proses dan hasil
pertumbuhan perkembangan wawasan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai siswa dalam belajar. Kegiatan belajar mengajar
dalam mata pelajaran IPS di
sekolah dasar yang
dilakukan guru akan
dirasakan lebih beramakna
dan lebih berkesan,
apabila dapat melibatkan
partisipasi siswa secara
aktif. Terjadinya partisipasi
siswa dalam belajar
melalui strategi dan
cara yang diciptakan
guru dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga
akan tercipta kualitas
pengajaran yang menuju kepada pencapaian kualitas pendidikan.
Sebagai
salah satu solusi
pada permasalahan tersebut,
dalam penelitian ini
bagaimana cara meningkatan
hasil belajar siswa
dengan cara melibatkan
siswa dalam pembelajaran
IPS sehingga diharapkan
siswa dapat memahami
materi tersebut. Seperti
yang diungkapkan
bahwa materi pembelajaran
studi sosial ini
dipersiapkan untuk menyegarkan ingatan dan bukan untuk dihafal. Maka peneliti
menyimpulkan bahwa dalam
pembelajaran, siswa diharapkan
dapat mengembangkan pengetahuannya.
Materi IPS terutama topik yang dipilih peneliti
yakni mengenai sistem ekonomi akan lebih bermakna
apabila siswa belajar
mencari informasi sendiri
tentunya dengan bimbingan dan
pengwasan dari guru
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS materi sistem
ekonomi di kelas X SMK Persiapan
Negeri ............... masih belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal
yang telah ditentukan yaitu mendapat nilai minimal 70. Hal tersebut disebabkan
oleh kurangnya motivasi belajar sehingga berakibat pada rendahnya prestasi
belajar siswa.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan dengan
dikuasainya materi pembelajaran siswa. Tercapainya tujuan pembelajaran siswa
dapat diukur dengan tes hasil pembelajaran atau formatif. Temuan di lapangan,
di tempat peneliti bertugas menunjukkan adanya kesenjangan antar harapan dan
kenyataan.
Pada studi awal pembelajaran IPS materi sistem
ekonomi, hasil dari tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan
materi yang diajarkan. Ini dapat
ditunjukkan hanya 3 orang
siswa (18,75%) dari 16
siswa yang mengikuti tes formatif
dapat mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai
di atas KKM sebesar 70, sedangkan siswa
lainnya belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan, dengan perolehan
nilai rata-rata hasil belajar sebesar 59,38 dan motivasi belajar sebesar dari 43,75% atau 7 siswa dari jumlah siswa
seluruhnya sebanyak 16 orang siswa.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah
di atas, peneliti meminta bantuan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat
untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan.
Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran,
yaitu :
1.
Rendahnya motivasi, dan minat belajar siswa
2.
Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran IPS yang berdampak hasil
belajar rendah.
3.
Rendahnya keaktifan siswa dalam pelaksanaan proses
pembelajaran
4.
Kondisi ruangan kelas yang kurang mendukung pelaksanaan
proses pembelajaran
C.
Analisis
Masalah
Melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi
dengan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat dapat diketahui bahwa
faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran, dan rendahnya motivasi serta minat belajar siswa adalah :
1. Model pembelajaran yang diambil tidak
tepat
2. Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga
kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
3. Guru tidak mampu mengembangkan model
dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
4. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
Berdasarkan pernyataan
di atas maka
perlu kiranya dilakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) mengenai
implementasi model pembelajaran
berbasis portofolio dilihat
dari hasil belajar
siswa dalam proses
belajar mengajar pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
di Sekolah Dasar.
Sehubungan dengan hal
di atas, penulis
ingin mencoba menerangkan
model pembelajaran IPS
berbasis portofolio sebagai
upaya memecahkan masalah
yang terjadi di Kelas
X SMK Persiapan Negeri ............... Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan pemberian model pembelajaran berbasis
portofolio diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil
belajarnya pelajaran IPS
dalam materi sistem ekonomi.
D.
Pembatasan
Masalah
Pembatasan masalah dalam penulisan laporan hasil
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
ini dipusatkan pada upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS materi sistem ekonomi dengan penerapan model
pembelajaran berbasis portofolio
siswa kelas X SMK Persiapan Negeri ...............
Tahun Pelajaran 2013/2014.
E.
Rumusan
Masalah
Dari uraian sebagaimana latar
belakang masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah :
1.
Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran
IPS materi sistem ekonomi dengan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio?
2.
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS materi sistem ekonomi di Indonesia dengan penerapan model
pembelajaran berbasis portofolio?
F.
Tujuan
Penelitian
Tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini,
peneliti jabarkan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran IPS materi sistem
ekonomi melalui penerapan
model pembelajaran berbasis portofolio.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS materi sistem ekonomi melalui penerapan model
pembelajaran berbasis portofolio.
G.
Manfaat
Penelitian
Diharapkan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini juga dapat memberikan manfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang penggunaan metode
pembelajaran berbasis portofolio.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi
Siswa
1) Dengan pembelajaran berbasis
portofolio siswa diharapkan
akan lebih termotivasi untuk aktif dan terlibat dalam
proses pembelajaran.
2) Dengan pembelajaran berbasis
portofolio siswa dapat
menggali informasi sendiri, sehingga teori yang menunjang lebih
konkret di dapat anak.
3) Dengan pembelajaran berbasis portofolio siswa bisa lebih kritis
untuk bisa menjawab segala permasalahan
yang di bahas.
b. Bagi
Guru
1) Guru dapat menambah
wawasan pengetahun dan
kemampuan dalam pengembangan pembelajaran dengan berbasis
portofolio.
2) Dengan keluasan materi
IPS dan dengan
keterbatasan waktu dalam pengajaran, diharapkan
pembelajaran portofolio dapat
menjadi solusi dalam memudahkan guru dalam menyampaikan
materi.
c. Bagi
Sekolah
1) Dapat memberikan masukan
yang positif bagi
sekolah sehingga dapat meningkatkan
kualitas pengelolaan pembelajaran.
2) Dapat memberikan masukan
kepada guru-guru yang
lain untuk mencoba menerapkan pembelajaran berbasis
portofolio.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.
Hakikat
Pembelajaran IPS
IPS adalah
perpaduan dan pilihan
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial
seperti sejarah, ekonomi,
antropologi, budaya dan
sebagainya yang diperuntukkan sebagai
bahan pembelajaran tingkat
persekolahan, ada juga
yang menjelaskan bahwa IPS adalah pembelajaran Ilmu Sosial (Social Science) yang disederhanakan pada tingkat persekolahan.
IPS adalah
sebagai suatu mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi
ekonomi, sosiologi, antropologi, tata Negara,
dan sejarah (Depdikbud, 1993 : 151).
Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah
mata pelajaran yang
mengkaji kehidupan sosial
yang bahannya dirasakan
pada kajian sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi, dan tata
negara. IPS yang
di ajarkan di Sekolah Menengah
terdiri atas dua
bahan ujian pokok
Pengetahuan sosial dan Sejarah. Bahan
kajian Pengetahuan Sosial
mencakup Antropologi, Sosiologi, Geografi,
Ekonomi dan Tata
Negara. Bahan kajian
sejarah meliputi perkembangan
masyarakat Indonesia sejak
masa lampau hingga
masa kini (Depdikbud, 1999 :14).
Secara mendasar,
pengajaran IPS berkenaan
dengan kehidupan manusia
yang melibatkan segala
tingkah laku dan
kebutuhannya. IPS berkenaan
dengan usaha manusia
dalam memenuhi kebutuhan materinya,
memenuhi kebutuhan budayanya,
kebutuhan jiwanya, pemanfaatan
sumber daya yang
ada dipermukaan bumi,
mengurus kesejahteraan dan
pemerintahannya (Suma Atmaja 1990: 11).
Dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) IPS bertujuan:
a. Mengenal
konsep-konsep yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki
kamampuan dasar untuk
berfikir logis dan
kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan
masalah dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki
komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
d. Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama,
dan berkompetesi dalam
masyarakat yang majemuk,
ditingkat lokal, nasional dan global.
Dengan
pembelajaran IPS siswa tidak hanya tahu dan mengerti namun siswa bisa
memahami, menghargai dan
bangga terhdap bangsanya,
serta lebih terampil untuk
melihat kenyataan sosial
dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dapat dirasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang panjang, baik oleh siswa sendiri maupun bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Pembelajaran IPS
adalah bagaimana membina
kecerdasan sosial siswa yang
mampu berfikir kritis, analitis, kreatif, inovatif, berwatak dan berkepribadian
luhur,
bersikap ilmiah dalam
cara memandang menganalisa
serta menelaah kehidupan nyata yang dialaminya.
Terdapat berbagai
pengertian pembelajaran IPS
(Sapriya,dkk, 2006: 14) yang
terumuskan dalam ide pokok:
a. Ilmu
pengetahuan yang merupakan perpaduan dari ilmu sosial
b. Diorganisasikan secara selektif
c. Prinsip pertimbangan ilmiah, psikologis
dan praktis
d. Untuk tujuan pendidikan di sekolah
Dari beberapa
definisi di atas penulis
mencoba mengenal pembelajaran
IPS adalah proses
belajar yang dirancang
guru dalam mempelajari
ilmu yang memadukan
berbagai macam disiplin
ilmu lainnya secara
terstruktur dan selektif dengan
mempertimbangkan keragaman yang
ada di sekitar
siswa ataupun masyarakat
secara luas. Maka
untuk itu seorang
guru IPS yang
profesional dituntut agar
dapat menjalankan kompetensi
standar yang dijadikan
acuan dan sekaligus
menjadi standar guru
IPS I telah
ditetapkan telah ditetapkan dalam
permendiknas nomor 16
tahun 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagai berikut :
a. Menguasai
materi keilmuan yang
meliputi dimensi pengetahuan,
nilai, dan keterampilan IPS
b. Mengembangkan materi, struktur, dan konsep
keilmuan IPS
c. Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan
prinsip-prinsip pokok ilmu-ilmu sosial dalam konteks
kebhinekaan masyarakat Indonesia
dan dinamika kehidupan global
d. Memahami
fenomena intraksi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
kehidupan agama dan
perkembangan masyarakat serta
saling katergantungan global.
2. Motivasi dalam Belajar
a. Pengertian dan Jenis Motivasi
Guru-guru sangat
menyadari pentingnya motivasi
dalam bimbingan belajar
siswa berbagai macam
teknik misalnya penghargaan,
pujian dan celaan telah dipergunakan untuk mendorong para siswa
agar mau belajar. Seorang guru dalam proses
belajar mengajar harus
benar-benar mengoptimalkan dalam memanfaatkan atau
menggunakan sarana dan
prasarana pendidikan yang telah
tersedia. Oleh
karena itu, masalah
memotivasi siswa dalam
belajar, merupakan masalah yang
sangat kompleks. Guru
hendaknya mengetahui prinsip-prinsip motivasi
yang dapat membantu
pelaksanaan tugas mengajar
dan dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa,
sehingga mereka dapat
mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Motif adalah
dorongan atau kekuatan
dari dalam diri
seseorang yang mendorong
orang untuk bertingkah
laku atau berbuat
sesuatu untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
Motif dapat berupa
kebutuhan dan cita- cita.
Motif ini merupakan
tahap awal dari
proses motivasi, sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern atau
disposisi (kesiapsiagaan) saja. Sebab
motif tidak selamanya
aktif. Motif aktif
pada saat tertentu saja,
yaitu apabila kebutuhan
untuk mencapai tujuan
sangat mendesak.(Abdul Rahman
Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, 2004). Jadi,
apabila suatu kebutuhan
dirasakan mendesak untuk
dipenuhi maka motif
atau daya penggerak
menjadi aktif. Motif
atau daya penggerak
yang telah menjadi aktif inilah yang disebut motivasi.
Menurut Alisuf Sabri, Motivasi adalah segala sesuatu
yang menjadi pendorong
tingkah laku yang
menuntut/mendorong orang untuk
memenuhi suatu kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan
suatu keputusan yang
telah ditetapkan individu
sebagai suatu kebutuahan/tujuan yang
nyata ingin dicapai.(
M. Alisuf Sabri,1993:128).
Dengan
demikian, kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk
melakukan tindakan tertentu,
di mana diyakini
bahwa jika perbuatan
itu telah dilakukan, maka
tercapailah keadaan keseimbangan dan timbullah perasaan puas dalam diri individu. Adapun Jenis
motivasi dapat dipandang
dari segi sumber,
maka dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a.
Motivasi
Intrinsik
Motivasi
intrinsik timbul dari setiap individu seperti kebutuhan, bakat, kemauan,
minat dan harapan
yang terdapat pada
diri seseorang. Sebagai misal,
seseorang yang gemar
membaca tidak memerlukan
orang lain yang memotivasinya tetapi
ia sendiri butuh,
berminat atau berkemauan
untuk mencari sumber-sumber
bacaan dan rajin membacanya.
b.
Motivasi
Ekstrinsik
Yaitu motivasi
yang datang dari
luar diri seseorang,
timbul karena adanya
stimulus (rangsangan) dari
luar lingkungannya. Sebagai
contoh, seseorang yang berlatih
atletik karena terangsang oleh gelar kejuaraan, hadiah, dan meningkatkan nama baik organisasi olah
raga yang ia masuki. Dengan
demikian bahwa motivasi
yang berasal dari
diri sendiri (intrinsik)
dan motivasi yang
berasal dari luar
diri (ekstrinsik), kedua-duanya sangatlah
berpengaruh pada tindakan
seseorang. Dengan adanya
kedua motivasi tersebut,
maka seseorang dapat
melakukan tindakan-tindakan atau
perbuatan- perbuatan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
b. Belajar
Banyak
pengertian belajar yang dapat diungkap oleh para ahli, namun pada dasarnya
terletak pada perubahan
prilaku. Belajar adalah
proses perubahan pengetahuan
atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini
terjadi melalui interaksi antara individu
dengan lingkungannya (
Anita E. Wool
Folk, 1995 :
196 ) yang dikutip Kartadinata
(1998 : 57). Belajar
adalah proses tingkah
laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek dan
latihan ( Garry
& Kingsley, 1970
: 15 ) yang
dikutip Kartadinata (1998 : 57). Belajar berarti mengasah daya (mengasah otak )
agar ia tajam sehingga ia berguna, untuk
menyayat atau memecah
persoalan-persoalan ataupun dalam
hidup ini ( Makmun, 2002 : 159 ). Belajar
ditunjukkan oleh suatu
perubahan tingkah laku
sebagai hasil daripada pengalaman
( Cronbach, 1954
: 47 )
yang dikutip Kartadinata (1998 : 57).
Belajar merupakan
suatu upaya yang
dilakukan secara sadar
oleh individu atau kelompok
masyarakat dalam meningkatkan
serta mengoptimalisasikan
potensi yang dimiliki
sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan tahapan
perkembangan usia, fisik, dan psikis. Seperti yang dikemukakan
oleh Bloom dan
Krathwohl (Ahmad Rohani
dan Abu Ahmadi, 1995 : 41-42 )
yaitu aspek kognitif, Afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif
berhubungaan dengan kemampuan
nalar individu.
Secara hierakis
tahap-tahap dalam aspek
kognitif terdiri atas 6 tingkatan, yaitu (1)
pengetahuan, (2) pemahaman,
(3) penerapan atau
aflikasi, (4) analisis, (5)
sintesis, dan (6)
evaluasi. Aspek afektif
berhubungan dengan sikap individual,
terdiri atas 5
tingkatan, yaitu (1)
penerimaan, (2) partisifasi, (3)
penilaian atau penentuan
sikap, (4) organisasi,
dan (5) pembentukan pola
hidup. Adapun aspek
psikomotorik berhubung dengan perilaku atau
skill seseorang. Kemampuan
psikomotorik ini berkaitan dengan 7 kategori, yakni (1)
persepsi, (2) kesiapan, (3) gerakan terbimbing, (4) gerakan
terbiasa, (5) gerakan
yang kompleks, penyesuain
pola gerakan, dan (7)
kreatifitas.
Konsep
pembelajaran muncul Corey (Syaiful Sagala, 2003: 65) adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap
sitiasi tertentu.
Syaiful Sagala
(2003: 65) menjelaskan
Kesiapan guru untuk
mengenal karakteristik siswa
dalam pembelajaran adalah
modal utama dalam penyampaian
bahan ajar dan menjadi indikator
suksesnya pelaksanaan pembelajaran
c. Hakikat Hasil Belajar
Menurut
Nana Sudjana (2004)
yang dikutip Bara
Hidayat (2006: 8) mendefinisikan hasil
belajar siswa yaitu
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima
pengalaman belajar. Pembelajaran
yang telah dilaksanakan
pada akhirnya bertujuan
untuk melihat hasil
belajar siswa. hasil belajar
ini meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Hasil
yang diperoleh siswa
dapat diukur berdasarkan
perbedaan perilaku sebelum
dan sesudah belajar
dilakukan. Hal ini
sejalan dengan pendapat
Nana Syaodih (1983:
124-125) yang menyatakan
bahwa “hasil belajar
merupakan segala perilaku
yang dimiliki siswa
sebagai akibat dari
proses belajar yang berlangsung
di sekolah maupun di luar sekolah yang
bersifat kognitif, afektif dan psikomotor
yang sengaja maupun yang tidak disengaja”.
Dalam sistem pendidikan rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom dalam
Nana Sudjana (1989)
yang dikutip oleh
Bara Hidayat (2006:
9) yang secara
garis besar membaginya
menjadi tiga aspek
, yaitu aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Berikut
penjelasan dari ketiga aspek tersebut :
1) Aspek kognitif (pengetahuan/ pemahaman)
Dalam
Susilana Rudi (2006)
yang dikutip oleh
Bara Hidayat (2006:
9) untuk aspek
kognitif, menyebutkan 6
tingkatan 1) pengetahuan
2) pemahaman 3) pengertian
4) aplikasi 5) analisa 6) sintesa, dan 7) evaluasi
2) Aspek afektif
Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku seperti perhatiannya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman,
kebiasaan belajar dan
hubungan sosial. Ranah
afektif ini terdiri
dari lima aspek
yaitu penerimaan, jawaban,
atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi nilai atau karakteristik
nilai.
3) Aspek psikomotor
Hasil
belajar pada aspek
psikomotor berkenaan dengan
keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima
pengalaman belajar tertentu. Terdapat enam
tingkatan kererampilan psikomotor
yaitu gerak reflek,
keterampilan pada gerakan-gerakan dasar,
kemampuan konseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan
ekspresif dan interpretatif. Hasil belajar afektif yang baru tampak dalam
kecendrungan-kecendrungan untuk berprilaku.
Dari
berbagai pernyataan di atas,
dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari proses.
Hasil belajar ini dapat
berupa kemampuan intelektual, sikap maupun keterampilan psikomotor.
3.
Model Pembelajaran Berbasis portofolio
a. Pengertian
Portofolio
berasal dari bahasa
inggris “ portofolio”
yang artinya dokumen atau surat-surat.dapat juga diartikan sebagai
kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan
tertentu. Pengertian portofolio
disini adalah suatu
kumpulan pekerjaan siswa
dengan maksud tetentu
dan terpadu yang
diseleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan. Panduan-panduan ini
beragam tergantung pada
mata pelajaran dan
tujuan penilaian portofolio.
Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa,
tetapi dalam model pembelajaran ini setiap
siswa ini setiap
portofolio berisi karya
terpilih dari suatu kelas secara keseluruhan
yang bekerja secara
kooperatif memilih, membahas,
mencari data, mengolah,
menganalisa dan mencari
pemecahan terhadap suatu
masalah yang dikaji. Tampilan porofolio berupa tampilan
visual dan audio yang disusun secara sistematis,
melukiskan proses berfikir
yang didukung oleh
seluruh data yang relevan. Secara
utuh melukiskan “integrated
learning experiences” atau pengalaman belajar
yang terpadu dan
dialami oleh siswa dalam
kelas sebagai suatu kesatuan.
Menurut
Sapriya, dkk (2006:
273) portofolio merupakan
kumpulan informasi/ data
yang tersusun dengan
baik yang menggambarkan
rencana kelas siswa
berkenaan dengan suatu
isu kebijakan publik
yang telah diputuskan
untuk dikaji oleh mereka, baik
dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.
Portofolio
kelas berisi bahan-bahan
seperti pernyataan-pernyataan tertulis, peta grafik,
fotografi dan karya asli : 1).
Hal-hal yang dipelajari
siswa berkenaan dengan
suatu masalah yang telah
mereka pilih, 2). Hal-hal
yang telah dipelajari
siswa berkenaan dengan
alternatif-alternatif pemecahan
terhadap masalah tersebut, 3).
Kebijakan publik yang
telah dipilih atau
dibuat oleh siswa
unutuk mengatasi masalah tersebut, 4). Rencana
tindakan yang telah
dibuat siswa untuk
digunakan dalam mengusahakan agar pemerintah menerima
kebijakan yang telah diusulkan.
Menurut
Budimansyah (2002:1) portofolio
dapat diartikan sebagai
suatu benda fisik,
sebagai suatu proses
sosial pedagogis, maupun
adjective, sebagai bentuk benda
fisik portopolio itu adalah bundel,
yakni kumpulan atau dokumentasi hasil
pekerjaan peserta didik
yang disimpan pada
suatu bundel. Sebagai
suatu proses sosial
pedagogis, portofolio adalah
collection of learning experience
yang terdapat di
dalam pikiran peserta
didik baik yang
berujud pengetahuan (kognitif),
keterampilan (skill), maupun
nilai dan sikap
(afektif). Adapun sebagai
suatu adjective portofolio
sering kali disandingkan
dengan konsep lain,
misalnya dengan konsep
pembelajaran dan penilaian.
Jika disandingkan dengan
konsep pembelajaran maka
dikenal dengan istilah pembelajaran
berbasis portofolio (portofolio
based learning) sedangkan
jika disandingkan dengan konsep
penialaian maka dikenal
istilah penilaian berbasis portofolio (portofolio based assesment).
Menurut
Sapriya, dkk (2006:
273) model pembelajaran
portofolio adalah suatu
kumpulan pekerjaan siswa
dengan maksud tertentu
dan terpadu yang diseleksi dan
terpadu yang diseleksi
menurut pandangan-pandangan yang ditentukan. Panduan-panduan ini
beragam tergantung pada
mata pelajaran dan tujuan penilaian
portofolio. Dalam IPS,
istilah portofolio dapat
diterapkan sedikitnya untuk dua
aktivitas. Pertama, portofolio
dimanfaatkan sebagai bahan proses
pembelajaran sehingga dalam
IPS dikenal ada
model pembelajaran IPS berbasis
portofolio. Kedua, portofolio
sebagai bahan penilaian
(portofolio assessment).
Menurut
Arnie Fajar (2002:
47) portofolio sebagai
model pembelajaran merupakan
usaha yang dilakukan
guru agar siswa
memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan dirinya sebagai
individu maupun kelompok.
Kemampuan tersebut diperoleh
siswa melalui pengalaman
belajar sehingga memiliki kemampuan
mengorganisir informasi yang
ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya,
dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya/ tugas-tugasnya.
Arnie Fajar (2002: 43) menambahkan model
pembelajaran berbasis portofolio
adalah teori belajar kontruktivisme, yang
pada prinsipnya menggambarkan
bahwa si pelajar membentuk atau
membangun pengetahuannya melalui
interaksinya dengan
lingkungannya.
b. Bentuk-bentuk Portofolio
Menurut
Cole, Ryan dan
Kick tahun 1995
(Surapranata dan Hatta, 2004: 46-47) pada hakekatnya terdapat dua
bentuk portofolio, yaitu portofolio proses
dan portofolio produk.
1) portofolio
proses (procces oriented)
adalah portofolio yang menekankan pada
tinjauan bagaiman perkembangan
peserta didik dapat
diamati dari wqaktu
ke waktu. Pendekatan
ini lebih menekankan
kepada bagaimana peserta
didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draf awal, bagaimana
proses awal itu terjadi, dan tentunya
sepanjang proses itu terjadi peserta didik dinilai.
2) Portofolio ditinjau dari hasil (product
oriented) adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta
3) didik,
tanpa memperhatikan bagaimana
proses untuk mencapai evidence itu
terjadi. Portofolio semacam
ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan
merefleksikan kualitas prestasi
yang telah dicapai.
Penelitian
yang dilakukan oleh
peneliti adalah gabungan
dari portofolio proses
dan portofolio produk.
Meninjau judul penelitian
yaitu penggunaan model
pembelajaran berbasis portofolio
dalam meningkatkan wawasan siswa tentang manfaat eksport dan
import, maka dalam
penelitian ini peneliti
lebih menekankan pada
bagaimana proses belajar
mengajar terjadi atau
dengan kata lain
lebih menekankan pada portofolio proses
(proccess oriented) sehingga
dapat mencapai hasil
yang maksimal. Portofolio
produk yang ditampilkan
dalam penelitian ini
adalah hasil kerja
siswa secara individu
dan juga hasil
kerja kelompok, karena portofolio
bukan hanya berbentuk
karya siswa secara
individu, melainkan portofolio
itu juga merupakan
hasil karya kelas
secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif dalam
kelompok-kelompok.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis
Portofolio
Budimansyah (2002: 14) menetapkan enam
langkah pembelajaran berbasis portofolio yaitu
mengidentifikasi masalah, memilih
masalah untuk kajian kelas,
megumpulkan informasi tentang
masalah yang akan
dikaji oleh kelas,
mengembangkan portofolio kelas,
penyajian portofolio dan penilaian.
Berikut adalah uraian dari setiap tahap
atau langkah-langkah pembelajaran berbasis
portofolio.
1) Mengidentifikasi Masalah: pada tahap
ini dilakukan dalam
dua bentuk kegiatan
yaitu: Kegiatan kelompok
kecil, yang beranggotakan
3-4 orang siswa guna mencari masalah yang akan dikaji,
namun karena pembelajaran ini untuk
kepentingan penelitian maka
masalah yang akan
dibahas dapat diberikan
langsung oleh peneliti.
Bentuk kedua adalah
berupa pekerjaan rumah,
untuk mengumpulkan informasi
lebih banyak mengenai
masalah yang akan
dibahas, maka siswa
dalam kelompok kecil
tadi diberi tugas pekerjaan rumah,
namun dalam hal
ini peneliti langsung
memberikan sumber-sumber yang
dapat dijadikan acuan
untuk memperoleh informasi dari masalah yang dibahas.
2) Memilih masalah
untuk kajian kelas.
Apabila tahap pertama
sudah dilakukan, maka
tahap selanjutnya adalah
memilih masalah untuk
kajian kelas dan
dalam hal ini
ditempuh melalui dua
langkah yaitu: membuat daftar
masalah, ini dilakukan
setelah kelompok kecil
selesai mengidentifikasi dan menganalisis
masalah dengan dukungan
informasi yang memadai. Kemudian
langkah kedua dari tahap ini adalah melakukan pemungutan
suara (voting). Setelah
semua masalah didaftar,
maka siswa menentukan masalah yang akan dikaji melalui
voting secara demokratis.
3) Mengumpulkan informasi
tentang masalah yang
akan dikaji oleh
kelas. Setelah
kelas memilih satu
masalah untuk dikaji,
maka selanjutnya kelas harus
memutuskan untuk mencari informasi lebih banyak.
4) Mengembangkan portofolio
kelas. Pada
tahap ini setiap
kelompok menyiapkan hasil
karyanya untuk dipresentasikan, tentunya
setelah melalui kegiatan diskusi
untuk memecahkan masalah yang telah dipilih.
5) Penyajian portofolio.
Setelah hasil karya selesai dikerjakan,
kegiatan selanjutnya adalah
show-case (gelar kasus)
dihadapan dewan juri,
tetapi dalam hal ini yang akan
menjadi penilai adalah peneliti dan juga kelompok yang
lain yang belum
mendapat giliran dalam
bentuk memberikan komentar,
tanggapan, reaksi dan respon.
6) Penilaian.
Dalam tahap ini
terdapat dua kriteria
utama penilaian yaitu: portofolionya itu sendiri dan penyajian lisan, hasil penilaian terhadap
dua hal
ini dijadikan pedoman
untuk menentukan kualitas
portofolio dan penyajian secara
keseluruhan.
d. Penilaian pembelajaran IPS berbasis
portofolio
Penilaian
berbasis portofolio (Portofolio
Based Assessment) adalah suatu
usaha untuk memperoleh
berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap
dan keterampilan peserta didik yang
bersumber catatan dan
dokumentasi pengalaman belajarnya (Dasim Budimansyah: 107)
Kunci
utama keberhasilan penilaian
berbasis kelas terletak
pada metode yang digunakan
yang dapat menolong guru
dan pesrta didik
dalam mengukur keberhasilan tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus pandai-pandai dalam memilih dan
menentukan metode strategi yang tepat
dalam melakukan penelitian.
Penilaian
portofolio merupakan penilaian
berbasis kelas terhadap sekumpulan
karya peserta didik
yang tersusun secara
sistematis dan terorganisir
yang diambill selama
proses pembelajaran dalam
waktu tertentu, digunakan
oleh guru dan
peserta didik untuk
memantau perkembangan
pengetahuan, keterampilan, dan
sikap peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu.
Penilaian
portofolio merupakan salah
satu alternatif untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik melalui evaluasi umpan balik
dan penilaian sendiri (self assessment)
. Melalui penilaian portofolio peserta
didik dapat mengukur perbedaan
kemampuan dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan
oleh guru dari
waktu ke waktu dan atau juga dibandingkan dengan evidence peserta
didik lain. Hal yang paling menarik dalam penilaian portofolio adalah ;
1)
Adanya kerjasama yang
terpadu antara peserta
didik lain maupun
antara peserta didik dengan guru,
2) Peserta didik
dapat memperbaiki dan
menyempurnakan evidence mereka,
3) Peserta didik
dan guru berkonsentrasi pada
karya individual maupun
karya kelompok.
4) Peserta didik
memahami dan menggunakan
standar yaitu kompetensi
dasar dan indikator
yang terdapat dalam
kurikulum untuk menilai
evidence mereka baik perorangan ataupun kelompok,
5)
Peserta didik
memiliki kebanggaan, dapat
mempublikasikan dan memamerkan evidence mereka. ( Rahayu,2003:
23 ).
Hasil
belajar pendidikan IPS
dengan model pembelajaran
berbasis Portofolio, diharapkan
meliputi aspek kehidupan
siswa yang harus ditampilkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan
berbagai bentuk kemampuan,
baik kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Namun yang terpenting dalam hasil
belajar IPS, tidak sekedar hasil yang diperoleh setelah mengikuti proses
belajar mengajar. Hal yang penting
dalam hasil belajar
yang diperoleh adalah diharapkan materi
pembelajaran IPS dapat
diserap dan disosialisasikan secara optimal
dan mantap dengan
keterampilan belajar yang
tinggi, sehingga peserta didik
mampu menampilkan sikap
prilaku yang baik dalam kehidupan sosial di lingkungan
masyarakat.
B. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS materi sistem ekonomi
di kelas X SMK Persiapan Negeri ...............
Tahun Pelajaran 2013/2014 masih belum sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditentukan yaitu mendapat nilai 65. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya motivasi
belajar sehingga berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa. Keberhasilan
pembelajaran ditunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran siswa.
Tercapainya tujuan pembelajaran siswa dapat diukur dengan tes hasil
pembelajaran atau formatif. Temuan di lapangan, di tempat peneliti bertugas
menunjukkan adanya kesenjangan antar harapan dan kenyataan. Pada studi awal
pembelajaran IPS materi sistem ekonomi, hasil dari tes formatif menunjukkan
rendahnya tingkat penguasaan materi yang diajarkan. Guru melakukan
pengamatan dan bimbingan
ketika pembelajaran di
dalam kelas berlangsung.
Baik itu pada
saat siswa melakukan
diskusi dalam kelompok
kecil ataupun juga
ketika melakukan diskusi
kelas. Selain itu
juga guru mengamati
hasil catatan siswa
setelah melakukan diskusi
kelas, yang dilakukan
pada saat siswa melakukan post-test.
Melihat kondisi
tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi
belajar siswa dapat tercapai dengan penerapan pendekatan demontrasi. Melalui pendekatan demontrasi ini
pembelajaran yang dilaksanakan diharapkan
siswa memperoleh
pengalaman nyata belajar tentang materi pembelajaran sistem ekonomi dan dapat
memahami konsep pembelajaran tentang materi pembelajaran sistem ekonomi. Sadar
akan hal tersebut agar tidak berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar
selanjutnya, peneliti termotivasi untuk melakukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portopolio pada
pembelajaran IPS materi sistem ekonomi di kelas X SMK Persiapan Negeri ...............
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Secara ringkas bagan kerangka berpikir pelaksanaan pembaikan pembelajaran
dengan pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini adalah :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Dengan mempertimbangkan pendapat di atas,
maka hipotesis tindakan adalah sebagai berikut :
1.
Penerapan model
pembelajaran berbasis portopolio dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap materi sistem ekonomi.
2.
Penerapan model
pembelajaran berbasis portopolio dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi sistem ekonomi.
Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini