Tuesday, 22 December 2015

PTK KENAIKAN PANGKAT GURU SMP MATA PELAJARAN IPS






Loggo Daerah





LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISCOVERY
DI SMPN 3 ................. KECAMATAN ……………
KABUPATEN ………………………….
TAHUN PELAJARAN 2014/2015



Disusun dan Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat Golongan dari ..... ke .....





Oleh

.........................................
NIP. .................








SMPN 3 .................
.............................................
.............................
20...

LEMBAR PENGESAHAN


1. Judul Penelitian
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Metode discovery di SMPN 3 ................. Kecamatan …………… Kabupaten …………. Tahun Pelajaran 2014/2015
2. Identitas Peneliti
    a. Nama Lengkap dan Gelar
 b. Jenis Kelamin
 c. Pangkat, Golongan, NIP
 d. Asal Sekolah
 e. Alamat Kantor

 f. Alamat Rumah


.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
Telp/HP. ..............................
3. Lama Penelitian


4. Sumber Biaya
3 bulan / dari bulan ............ sampai dengan bulan .................. 20....

Swadana

 


                                                                        …………….,…………………….
                Petugas Perpustakaan                                           Peneliti



                ……………………..                               ………………………
            NIP. ……………………..                       NIP. ……………………..           



Mengetahui/Mengesahkan

Kepala Sekolah




………………….
NIP.……………………..


KATA PENGANTAR




Penulis bersyukur kepada  Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNyalah seluruh proses penelitian sampai penulisana laporan berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Metode discovery di SMPN 3 ................. Kecamatan …………… Kabupaten …………. Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat terselesaikan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dan golongan dari ….. ke …….
Peneliti mengakui, dengan terselesaikannya penulisan karya tulis ini, tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui tulisan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1.      ………………….., Kepala Dinas ……………. yang telah mengijinkan dan mendukung dilakukannya Penelitia Tindakan Kelas ini.
2.      ………….., Pengawas SMP/MTs pada Dinas ……………. yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan pada penulisan karya tulis ini.
3.      ………………….. serta teman-teman guru SMPN 3 ................. yang senantiasa memberi semangat dan dorongan selama penelitian dan penulisan karya tulis ini berlangsung.
4.      Siswa-siswa kami kelas IX, yang telah ikut terlibat dalam Penelitian  Tindakan Kelas ini.
Penelitipun menyadari,  bahwa penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun, akan peneliti terima dengan senang hati.
Akhirnya peneliti berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
                                                                        …………………… …….
                                               

                       

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISCOVERY
DI SMPN 3 ................. KECAMATAN ……………
KABUPATEN ………………………….
TAHUN PELAJARAN 2014/2015



Oleh


……………………………..
NIP. ……………………



ABSTRAK


Permasalahan dalam penelitian adalah apakah melalui metode discovery dapat meningkatkan keaktidan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui metode IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa observasi selama proses pembelajaran berlangsung, hasil observasi aktivitas siswa, hasil evaluasi siswa serta dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode discovery dapat meningkatkan keaktifan siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 12 siswa atau 36,36%, naik menjadi 18 siswa atau 54,55% pada siklus pertama, dan 93,94% atau 31 siswa pada siklus kedua. Hal tersebut didukung pula oleh kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya  56,67 naik menjadi 63,33 pada siklus pertama, dan  71,21 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa (18,18%) pada studi awal,  42,42% atau 14 siswa pada siklus pertama,  29 siswa atau 87,88% pada siklus dan masih terdapat 4 siswa (12,12%) yang belum tuntas belajarnya. Dengan adanya peningkatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di  kelas IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015

Kata Kunci: keaktifan, hasil belajar, metode discovey.



DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL.............................................................................................         i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN..............................................        ii
ABSTRAK.........................................................................................................       iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................       iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................        v
DAFTAR TABEL..............................................................................................       vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................      vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................     viii

BAB      I      PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah ........................................................         
B.      Identifikasi Masalah ..............................................................         
C.      Rumusan Masalah ..................................................................         
D.      Tujuan Penelitian ...................................................................         
E.       Manfaat Penelitian .................................................................         
BAB      II     TINJAUAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori ...........................................................................         
B.   Kerangka Berpikir .................................................................         
C.   Hipotesis Tindakan ................................................................         
BAB     III    METODE PENELITIAN
A.      Tempat Penelitian...................................................................         
B.      Subjek Penelitian ...................................................................         
C.      Data Penelitian ......................................................................         
D.      Teknik Pengumpulan Data ....................................................         
E.       Teknik analisis Data ...............................................................         
F.       Pelaksanaan tindakan ............................................................         
G.      Deskripsi Persiklus .................................................................         
BAB     IV    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian ......................................................................         
B.   Pembahasan............................................................................         
BAB      V     KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan ............................................................................         
B.   Saran.......................................................................................         

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN




DAFTAR TABEL

TABEL                                                                                                       Halaman


Tabel   4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Keadaan Awal ...........................         
Tabel   4.2  Rekapitulasi  Hasil Observasi Siswa Terhadap Kegiatan Peneliti Pada Pra siklus                     
Tabel   4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif pada Siklus Pertama ..................         
Tabel   4.4  Rekapitulasi  Hasil Observasi Siswa Terhadap Kegiatan Peneliti Pada Siklus Pertama             
Tabel   4.5 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif pada Siklus Kedua.....................         
Tabel   4.6  Rekapitulasi  Hasil Observasi Siswa Terhadap Kegiatan Peneliti Pada Siklus Kedua               
Tabel   4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Mendeskripsikan Perubahan Sosial-Budaya pada Masyarakat pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.........................................................................................         
Tabel   4.8  Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Mendeskripsikan Perubahan Sosial-Budaya pada Masyarakat pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.........................................................................................         














DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                                                  Halaman

Gambar    2.1 Diagram Alur Kerangka Pikir...................................................         

Gambar    3.1  Bagan siklus pelaksanaan penelitian tindakan kelas (Aqib 2007:22)             

Gambar    4.1 Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ......................................         

Gambar    4.2 Diagram Batang Peningkatan Keaktifan Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ..................................................................................................         




























DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 
                                                                                                                                   
Lampiran   1     :    Surat Ijin Penelitian
Lampiran   2     :    Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran   3     :    Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran   4     :    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran   5     :    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran   6     :    Daftar Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran   7     :    Daftar Hadir Peneliti dan Observer Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran   8     :    Data Hasil Tes Formatif Pembelajaran IPA Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran   9     :    Lembar Observasi Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran IPA Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 
Lampiran   10   :    Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran   11   :    Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran   12   :    Dokumentasi  Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 












PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA  PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MEMAHAMI TEKS DAN CERITA ANAK YANG DIBACAKAN MELALUI MEDIA GAMBAR
DI KELAS VI SD NEGERI GEDUNG TENGAH
KABUPATEN BENER MERIAH
TAHUN ………..



Oleh

.........................................
NIP. .................

ABSTRAK


Pokok permasalahan yang akan diteliti adalah apakah dengan penggunaan media gambar pada pembelajaran bahasa Indonesia kompetensi dasar mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)  dapat meningkatkan keaktifan dan hasil siswa? Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan  hasil belajar siswa setelah  menggunaan media gambar pada pembelajaran bahasa Indonesia kompetensi dasar mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat). Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus dan setiap siklusnya terdapat dua pertemuan dengan menggunakan media gambar. Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil keaktifan belajar dari 28,57% atau 2 siswa  pada studi awal menjadi, 71,43% atau 5 siswa, meningkat menjadi 100% atau 7 siswa, dan kenaikan nilai rata-rata kelas terus mengalami peningkatan dari 57,14 pada studi awal menjadi 67,14  pada siklus pertama, meningkat menjadi 77,14 dan tingkat ketuntasan belajar juga meningkat pada setiap siklusnya, yaitu 1 orang siswa (14,29%) pada studi awal, menjadi 57,14% atau 4 siswa, pada siklus terakhir menjadi 100% atau 7 siswa dari 7 siswa yang mengikuti pelaksanaan perbaikan pembelajaran sehingga secara keseluruhan semua kriteria keberhasilan pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah penggunaan alat peraga gambar  keaktifan dan  hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) sehingga diharapkan dapat diterapkan pada pembelajaran-pembelajaran lainnya.


Kata Kunci : keaktifan, hasil belajar, cerita, gambar seri



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi murid-murid. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahawa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Oleh karena itu, peran guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasardan menengah.Rendahnya mutu pendidikan tersebut menyangkut rendahnya kompetensi guru dalam menyajikan pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai rendah adalah pelajaran IPS disamping mata pelajaran lainnya.
Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggungjawab serta dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan yang dinamis. Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang memiliki andil besar terhadap keberhasilan pengajaran. Berkaitan dengan hal tersebut guru dituntut mampu menguasainya dan mampu memilih untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang sesuai dan Guru harus memiliki strategi untuk menyampaikan ilmu kepada peserta didik, sehingga peserta didik benar-benar memahami apa yang disampaikan guru dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SMPN 3 ................., menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada materi IPS masih rendah, siswa kurang aktif dan kurang perhatian dalam pembelajaran, persentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS rendah. Hanya sekitar 18,18% (6 orang) dari jumlah 33 siswa yang diajar yang paham dan tuntas pada materi yang diajarkan. Selain itu, pembelajaran juga lebih banyak berpusat pada guru.Pengajaran IPS selama ini belum mampu membina keterampilan hubungan sosial para siswanya. Untuk itu program pengajaran harus mampu menyajikan masalah lingkungan kehidupan anak.
Pembelajaran IPS khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat yang disajikan tidak akan tercapai apabila siswa mempunyai aktivitas belajar yang kurang baik. Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat sebagai bagian dari materi pelajaran IPS akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran IPS yakni mengembangkan konsep kehidupan sosial dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, berbagai kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat harus diatasi oleh guru yakni mampu mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan materi IPS, salah satunya adalah penggunaan metode discovery. Discovery merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku (Hanafiah dan Suhana, 2012: 77).
Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.  Pendekatan discovery dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari dan dengan menggunakan metode discovery ini, pengembangan kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul penelitian “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Metode discovery di SMPN 3 ................. Kecamatan …………… Kabupaten …………. Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.    Pemahaman siswa pada materi IPS masih rendah,
2.    Siswa kurang aktif dan kurang perhatian dalam pembelajaran,
3.    Persentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS rendah, sekitar 18,18% (6 siswa) dari jumlah siswa yang diajar yang memahami dan tuntas.
4.    Pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru.
5.    Pengajaran IPS selama ini belum mampu membina hubungan sosial antar siswa.
C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah melalui metode
discovery dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di SMPN 3 ................. Kecamatan …………… Kabupaten …………. Tahun Pelajaran 2014/2015?
D.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan  hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui metode discovery di SMPN 3 ................. Kecamatan …………… Kabupaten …………. Tahun Pelajaran 2014/2015.
E.  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah
a.    Bagi Siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar mereka pada pembelajaran IPS melalui metode discovery.
b.    Bagi Guru Untuk meningkatkan ketuntasan siswa dan juga untuk mengembangkan pembelajaran di kelas.
c.    Bagi Sekolah Sebagai bahan tambah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah,
d.   Bagi Peneliti Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengalaman.


BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.  Kajian Teoritis
1.    Hakekat Hasil Belajar
a.    Definisi Hasil Belajar
Secara umum hasil adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu tindakan. Hasil belajar adalah prilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan aspek-aspek prilaku tersebut tergantung dari apa yang dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perilaku yang dihasilkan berupa penguasaan konsep. Hasil belajar siswa dapat berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Menurut Rifa’I (dalam Saputra (2011:17) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik/siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Sedangakan menurut Handayani (dalam Saputra (2011:17) hasil belajar terdiri dari tiga aspek penting yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar kognitif berupa pemahaman siswa terhadap materi. Hasil belajar afektif berupa perubahan tingkah laku dan sikap. Hasil belajar psikomotor berupa keterampilan yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir (umumnya dinyatakan dalam bentuk nilai belajar) yang diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang dilakukan guru baik ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil yang diperoleh dapat dikategorikan sangat baik, baik, cukup atau kurang, sesuai dengan standar penilaian yang ditetapkan oleh sekolah tersebut.
Menurut Kingsley (dalam Sudjana, 2009: 65) bahwa hasil belajar dapat dibedakan atas tiga macam, yakni:  (1) Keterampilan dan kebiasaan  (2) Pengetahuan dan pengertian dan  (3) Sikap dan cita-cita
Sedangkan menurut Gagne (dalam Dahar, 2011:118) hasil belajar dapat dibagi menjadi lima kategori, yakni:
1)   Verbal information.
Informasi verbal disebut pengetahuan verbal; menurut teori, pengetahuan verbal ini disimpan sebagai jaringan proporsi-proporsi (Gagne dalam Dahar, 2011:123). Nama lain dari pengetahuan verbal ini adalah pengetahuan deklaratif. Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang, membaca dari radio, televise, dan media lainnya.
2)   Intellectual skill.
Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dengan penggunaan symbol-simbol atau gagasan-gagasan. Aktivitas belajar keterampilan ini sudah dimulai sejak tingkat pertama sekolah dasar (sekolah taman kanak-kanak) dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual siswa.
3)   Cognitive strategy.
Suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir disebut sebagai strategi
kognitif. Dalam teori belajar modern, suatu strategi modern merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir.
4)      Attitude.
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian, atau mahluk hidup lainnya.
5)      Motor skill.
Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan motorik yang digabung dangan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah instrument music, atau dalam pelajaran sains, menggunakan berbagai macam alat seperti mikroskop, berbagai alat-alat listrik, dan lain-lain.
Hasil belajar adalah keadaan individu yang dapat menguasai hubungan antara bagian informasi dengan yang telah diperolehnya mengenai proses belajar. Harus selalu kita ingat bahwa hasil belajar bukan hanya dilihat pada satu aspek saja, namun hasil belajar merupakan gabungan seluruh aspek yang dirangkaikan dalam suatu rangkaian yang saling berhubungan secara komprehensif. Proses penagajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.
Menurut Purwanto (2013: 44) hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Oleh karena itu, tes hasil belajar sebagai alat untuk mengukur hasil belajar. Dari berbagai penjelasan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar di kelas. Hasil tersebut dapat berupa penguasaan konsep/pengetahuan, perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, dan peningkatan keterampilan.
b.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Rifa’I (dalam Saputra (2011:20) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum terdiri atas dua bagian penting yakni faktor internal dan faktor eksternal.
1)   Faktor Internal meliputi kondisi fisik, seperti kesehatan tubuh, kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial, seperti kemampuan untuk bersosialisasi dengan lingkungan.
2)   Faktor eksternal meliputi variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana belajar, dan budaya belajar masyarakat. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Daryanto, 2010:55).
Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Dari pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan.
Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak tentang diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak tentang diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
2.    Hakikat Metode Discovery
a.    Pengertian Metode Discovery
Illahi (2012: 29) menjelaskan apabila ditinjau dari katanya, discover berarti menemukan, sedangkan discovery adalah penemuan. Hamalik (dalam Illahi, 2012: 29) juga menyatakan bahwa discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukansuatu konsep atau generalisasi yang dapat ditetapkan di lapangan.
Badan Pengembangan SDM menjelaskan bahwa metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Sagala (2012: 196) mengemukakan bahwa metode discovery bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai suatu subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Hanafiah dan Suhana (2012: 77) juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didikuntuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.  membimbing siswa untuk menemukan hal-hal yang baru bagi siswa berupa konsep, rumus, pola, dan sejenisnya (Jamila, dkk, 2011: 82). Discovery Learning dari Bruner (dalam Hasugian, 2013: 4) merupakan model pengajaran yang melambangkan berdasarkan pada pandangan kognitif tentang pemnbelajaran dalam prinsip konsruksitivis dan discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri.
Pengertian Metode Discovery Menurut Sund (dalam Hasugian, 2013: 4) adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Menurut Joolingen (dalam Rohim, dkk, 2012: 2) menjelaskan bahwa discovery learning adalah suatu tipe pembelajaran dimana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dengan mengadakan suatu percobaan dan menemukan sebuah prinsip dari hasil percobaan tersebut.
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang dimasud dengan metode discovery pada pelajaran IPS adalah suatu metode pembelajaran yang system pembelajarannya lebih berpusat pada siswa dalam rangka untuk menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan dan sikap.
b.    Macam-macam Metode Discovery
Hanafiah dan Suhana (2012: 77) mengemukakan pembagian metode discovery sebagai berikut.
1)   Discovery terpimpin, yaitu pelaksanaan discovery dilakukan atas petunjuk dari guru. Mulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapakn. Selanjutnya siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.
2)   Discovery bebas, yaitu peserta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuwan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri.
3)   Discovery bebas yang dimodifikasi, yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang sudah dIPShami peserta didik. Tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenarannya.
4)   Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode discovery terdiri atas tiga yaitu discovery terpimpin, discovery bebas dan Discovery bebas yang dimodifikasi.
c.    Fungsi Metode Discovery
Ada beberapa fungsi metode discovery, yaitu sebagai berikut: Hanafiah dan Suhana (2012: 78).
1)   Membangun komitmen (commitment bulding) di kalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran.
2)   Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pmbelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
3)   Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka (openness) terhadap hasil temuannya.
d.   Langkah-langkah Metode Discovery
Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pendekatan discovery yakni: (Sagala, 2012: 197)
1)   Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa,
2)   Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis,
3)   Siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/ hipotesis,
4)   Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi,
5)   Mengaplikasikan kesimpulan/ generalisasi dalam situasi baru.
e.    Kelebihan dan Kelemahan Metode Discovery
Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan mengemukakan kelebihan dan kelemahan metode discovery yaitu:
1)   Kelebihan:
a)        Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
b)        Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
c)        Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
d)       Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
e)        Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
f)         Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
g)        Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
h)        Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
i)          Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
j)          Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
k)        Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
l)          Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
m)      Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
n)        Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;
o)        Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
p)        Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
q)        Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
2)   Kelemahan Metode Discovery
a)        Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsepkonsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
b)        Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
c)        Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
d)       Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
e)        Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPS kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
f)         Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru
B.  Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh alur kerangka berpikir bahwa kondisi awal di SMPN 3 ................. pembelajaran IPS di kelas IX lebih banyak berpusat pada guru, guru lebih banyak berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan belajar IPS. Akibatnya prestasi belajar IPS siswa rendah. Dengan kondisi awal seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan suatu tindakan untuk mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode pembelajaran guided inquiry - discovery dalam proses pembelajaran IPS. Peneliti akan memberi motivasi pada siswa dengan memberi penguatan agar siswa merasa senang. Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai kondisi akhir, yaitu keaktifan dan prestasi hasil belajar IPS siswa kelas SMPN 3 ................. dapat meningkat, dan diswa lebih senang dan tertarik untuk belajar IPS. Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran (gambar 2) sebagai berikut :
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
1.    Pembelajaran lebih berpusat pada guru
2.    Adanya kebosanan dan keengganan siswa belajar IPS
3.    Keaktifan dan hasil belajar siswa rendah
1.    Penerapan metode discovery
2.    Pemberian motivasi belajar kepada siswa
1.    Siswa tertarik belajar IPS
2.    Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa rendah
 

















Gambar 2.1 Diagram Alur Kerangka Pikir

C.  Hipotesis Tindakan
Hipotesis pada penelitian tindakan kelas ini adalah “Jika digunakan metode discovery, maka hasil belajar siswa pada mata pembelajaran IPS di kelas IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015 akan mengalami peningkatan”
 
Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini