Tuesday, 22 December 2015

PTK KENAIKAN PANGKAT GURU SMP MATA PELAJARAN IPS SMK












PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS X
SMK PERSIAPAN NEGERI ...............
TAHUN PELAJARAN ……………




Disusun sebagai salah satu syarat
Kenaikan Pangkat Golongan …………………….
……………………………….
……………………….






Oleh

………………………………..
NIP. ……………….








SMK PERSIAPAN NEGERI ...............
Jl. ………………………………….
……………..

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSSROOM ACTION RESEARCH)

1.   a.  Judul Penelitian         :    Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas X  SMK Persiapan Negeri ............... Tahun Pelajaran ……………
       b. Kategori Penelitian     :    Penelitian Tindakan Kelas
2.    Identitas Peneliti
            a.                                 Nama Lengkap            :           …………………………………
            b.                                 NIP      :           ……………………………
            c.                                 Pangkat / Golongan     :          
            d.                                Jabatan             :          
            e.                                 Sekolah            :          
3.     Jumlah peneliti               :    1 orang
4.     Lokasi                             :    Kelas X  SMK Persiapan Negeri ...............
5.     Jangka waktu                 :    3 (tiga) bulan


                                                                        …………….,…………………….
                Petugas Perpustakaan                                           Peneliti





                ……………………..                               ………………………
            NIP. ……………………..                       NIP. ……………………..           


Mengetahui/Mengesahkan

Kepala Sekolah
                                  



………………….
NIP.……………………..

 




PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS X
SMK PERSIAPAN NEGERI ...............
TAHUN PELAJARAN ……………


Oleh

………………………………..
NIP. ……………….


ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) dalam pembelajaran IPS di kelas X SMK Persiapan Negeri ................ Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar observasi dan tes. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa, hal ini dibuktikan dengan peningkatan aktivitas dari 29,41% atau 5 siswa  pada studi awal menjadi, 52,94% atau 9 siswa, meningkat menjadi 100% pada siklus kedua. Nilai hasil belajar mengalami peningkatan dari 64,71 pada studi awal menjadi 72,35 pada siklus pertama, meningkat menjadi 84,71 pada akhir siklus kedua, ketuntasan belajar siswa,  yaitu 3 orang siswa atau 17,65% pada studi awal, menjadi 47,06% atau 8 siswa, meningkat lagi menjadi  94,12% atau 16 siswa pada siklus terakhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar khususnya siswa kelas X SMK Persiapan Negeri ................

Kata Kunci: IPS, Group Investigation, aktivitas dan hasil belajar











KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Berkat hidayah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat salam tercurah kepada junjunan kita nabi Muhammad SAW, panutan dan blueprint seorang mukmin sejati. Semoga kita dapat menjadi ummat beliau yang sebenarnya.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.      Kepala Dinas ………….. yang telah memberi pengesahan terhadap laporan PTK ini.
2.      Pengawas SMP/MTs UPT Dinas …………….. yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini.
3.      Kepala Sekolah X SMK Persiapan Negeri ............... yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
4.      Bapak dan Ibu Guru X SMK Persiapan Negeri ............... yang telah membimbing dan memotifasi serta mengarahkan kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas  ini dapat terselesaikan dengan lancar.
5.      Siswa-siswa SMK Persiapan Negeri ............... khususnya siswa kelas X.
Akhirnya, penyusun berdoa. Semoga semua bantuan yang diberikan, mendapat imbalan yang luar biasa dari Allah SWT. Tiada manusia yang sempurna. Kami butuh kritik dan saran. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.

………………………………………

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL.............................................................................................       i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................      ii
ABSTRAK.........................................................................................................     iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................     iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................      v
DAFTAR TABEL..............................................................................................     vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................    vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................   viii

BAB      I      PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.......................................................................       
B.      Rumusan Masalah ..................................................................       
C.      Tujuan Penelitian ...................................................................       
D.      Manfaat Penelitian .................................................................       
BAB      II     TINJAUAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori ...........................................................................       
B.   Kerangka Berpikir .................................................................       
C.   Hipotesis Tindakan ................................................................       
BAB     III    METODE PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian ......................................................................       
B.      Subjek Penelitian ...................................................................       
C.      Prosedur Penelitian ................................................................       
D.      Instrumen Penelitian ..............................................................       
E.       Teknik Pengumpulan Data ....................................................       
F.       Teknik Analisis Data..............................................................       
G.      Indikator Keberhasilan ..........................................................       

BAB     IV    HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Tindakan .......................................................................
B.   Pembahasan............................................................................       

BAB      V     PENUTUP
A.      Kesimpulan ............................................................................       
B.      Saran.......................................................................................       

DAFTAR PUSTAKA           
LAMPIRAN-LAMPIRAN







DAFTAR TABEL

TABEL                                                                                                       Halaman

Tabel   3.1 Penilaian Aspek Observasi ............................................................         
Tabel   4.1  Hasil Tes Formatif Kondisi Awal..................................................         
Tabel   4.2 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar pada Kondisi Awal..         
Tabel   4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif pada Siklus I...............................         
Tabel   4.4 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar pada Siklus Pertama
Tabel   4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif pada Siklus II..............................         
Tabel   4.6 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar pada Siklus Kedua...         
Tabel   4.7  Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II                   
Tabel   4.8  Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II         


















DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                                                  Halaman

Bagan      3.1 Tahap-Tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas........................         

Gambar    4.1  Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar pada Kondisi awal dan Siklus I                 

Gambar    4.2  Diagram Batang Peningkatan Prestasi Belajar pada Kondisi Awal dan Siklus I                  

Gambar    4.3  Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar pada Siklus I dan Siklus II             

Gambar    4.4  Diagram Batang Peningkatan Prestasi Belajar pada Siklus I dan Siklus II               

Gambar    4.5 Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Ketuntasan Belajar, dan Siswa Belum Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran .................         

Gambar    4.6 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ..................................................................................................         



















DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran   1     Surat Ijin Penelitian
Lampiran   2     Surat Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran   3     Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran   4     Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran   5     Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran   6     Daftar Nilai Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran   7     Lembar Observasi Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran   8     Daftar Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran   9     Daftar Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran   10   Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran   11   Dokumentasi  Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang menentukan masa depan bangsa. Pendidikan merupakan alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sehubungan dengan itu, perlu adanya upaya berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah dengan terus berinovasi dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Proses pembelajaran yang baik seharusnya dapat menimbulkan minat belajar pada diri siswa. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana efektif dan efisien. Seorang guru memegang peranan penting di dalam proses interaksi pembelajaran karena bagaimana juga keadaan sistem pendidikan di Sekolah Dasar, alat yang digunakan dan keadaan siswa pada akhirnya bergantung pada guru dalam mengelola komponen yang ada. Pendekatan dan keputusan guru di dalam interaksi pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai pemegang peranan yang sangat penting, guru dituntut untuk menguasai berbagai pendekatan mengajar serta terampil dalam menggunakan alat peraga. Dengan kata lain kualitas pembelajaran tergantung kepada kemampuan guru dalam memadukan secara sistematis dan sinergis guru, kurikulum, bahan belajar, media, fasilitas, sistem, pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Pengertian IPS menurut Ischak (2007: 1.36) adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
 Sedangkan menurut Winataputra (2007: 9.4) IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai moral, banyak memuat materi sosial yang bersifat hapalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hapalan. Dengan melihat definisi IPS yang dikemukakan sebelumnya maka guru sebaiknya memperhatian dengan baik bagaimana pembelajaran IPS di sekolah dapat diajarkan kepada siswanya dengan tidak hanya sebatas hapalan saja, karena pembelajaran yang seperti ini tidak semua siswa memiliki daya ingat yang tinggi. Guru harus pandai dalam memilih dan menentukan tipe pembelajaran yang cocok diterapkan pada pembelajaran IPS. Apalagi IPS adalah bidang studi yang menyangkut dengan kehidupan sosial, sehingga pembelajaran IPS sebaiknya dikaitkan langsung dengan pengalaman siswa, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Berdasarkan dokumentasi guru di kelas X SMK Persiapan Negeri ..............., diperoleh data hasil nilai rata-rata ulangan formatif bulan desember untuk mata pelajaran IPS adalah 64,71. Jika dilihat dari kriteria ketuntasan belajar menurut KTSP (2007:47) maka dapat dikatakan belum memenuhi standar ketuntasan yakni proses pembelajaran dikatakan tuntas apabila 85% siswa di kelas memperoleh nilai≥ 70 dan proses pembelajaran dikatakan tuntas secara individual apabila siswa memperoleh nilai ≥ 70.
Pada saat melakukan observasi awal di kelas X SMK Persiapan Negeri ............... peneliti mendapatkan pengalaman dalam mengajar mata pelajaran IPS antara lain: (1) selama proses pembelajaran jarang menggunakan media pembelajaran; (2) metode yang banyak digunakan adalah metode ceramah; (3) siswa jarang diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah sendiri; (4) siswa kurang terlatih mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan masalah, dan (5) siswa kurang dilatih untuk berdiskusi secara berkelompok.
Sedangkan kondisi ideal siswa seharusnya aktif dalam mencari informasi
melalui media pembelajaran, mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan topik menggunakan ilmu yang didapat serta
mampu bekerjasama membentuk tim yang solid. Untuk mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk
melakukan perubahan terhadap pendekatan pembelajaran yang selama ini
digunakan, dengan cara menerapkan pendekatan yang memungkinkan anak dapat menemukan sesuatu, salah satunya yaitu dengan kooperatif tipe group
investigation (GI).
Pendekatan kooperatif tipe GI menyajikan suatu masalah yang
berhubungan topik kepada siswa sebagai awal pembelajaran kemudian
diselesaikan melalui penyelidikan, dimana siswa bekerja dalam tim kecil yaitu
secara berkelompok (5-6 orang), siswa mengomunikasikan, serta memadukan
informasi untuk
menyelesaikannya melalui kerjasama tim. Dalam kelompok akan ada kemungkinan permasalahan yang ada tidak akan tuntas. Hal ini dikarenakan bahwa setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Melalui kerjasama tim pada pembelajran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe group investigatioan diharapkan siswa dapat mengisi kekurangannya dengan kelebihan yang dimiliki setiap anggota sehingga terjadi suasana pembelajaran yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menerapkan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kooperatif tipe GI. Adapun judul penelitian ini adalah Penerapan pendekatan kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa (PTK: pada pembelajaran IPS Kelas
X SMK Persiapan Negeri ...............)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan pendekatan kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran IPS di kelas X SMK Persiapan Negeri ...............?
2. Apakah penerapan pendekatan melalui Kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas kelas X SMK Persiapan Negeri ...............?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran IPS dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation di kelas X SMK Persiapan Negeri ................
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation pada pembelajaran IPS di kelas X SMK Persiapan Negeri ................
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.    Bagi guru
a. Membantu guru menjelaskan konsep-konsep materi dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation supaya siswa mudah memahami materi yang akan disampaikan.
b. Guru akan memperoleh informasi salah satu bentuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran di kelas dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation.
c. Guru mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran.
2.    Bagi siswa
a. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe group
investigation dapat meningkatkan keaktifkan siswa.
 b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kebermaknaannya.
3.    Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan pemikiran yang baik dalam hal perbaikan pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe group investigation pada sekolah tempat penelitian pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya.
b. Dengan adanya guru yang melakukan penelitian tindakan kelas, maka akan meningkatkan kualitas pembelajaran

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori
1.    Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
a.    Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Group Investigation merupakan tipe kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Thelan. Dalam perkembangan selanjutnya tipe ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dan kawan-kawan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Tipe pembelajaran ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Tipe pembelajaran ini melatih siswa dalam keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik (Trianto, 2011: 59).
Group investigation merupakan salah satu tipe pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa untuk berpikir lebih aktif, karena investigasi merupakan bentuk pemecahan masalah yang divergen, dan mengajak siswa untuk memberdayakan berpikir ilmiah. Selain itu, metode ini juga menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Irwandi, 2011: 68).
Sehubungan dengan itu, Winataputra dalam meilanikasim (2010) mengatakan, group investigation merupakan bentuk penyelesaian masalah yang divergen dan mengajak siswa mampu berpikir sistematis, analitis, berpartisipasi aktif dalam belajar, dan berupaya belajar kreatif melalui kegiatan-kegiatan untuk menyelidiki permasalahan dengan rangsangan pertanyaan, dorongan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan masalah. Di dalam tipe pembelajaran
group investigation terdapat 3 materi utama, yaitu penyelidikan (inquiry), pengetahuan (knowledge), dan dinamika belajar kelompok (the dynamics of thelearning group): 1) Penyelidikan (inquiry) Penyelidikan (inquiry) merupakan proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapkan siswa pada masalah.
Di dalam proses ini siswa memasuki situasi dimana mereka memberikan respon terhadap masalah yang mereka rasakan perlu untuk dipecahkan. Penyajian masalah biasanya dilakukan secara tulisan, lisan atau menceritakan pengalaman yang diperoleh siswa dalam kehidupan. Siswa merespon terhadap masalah yang diberikan oleh guru, kemudian mengidentifikasi, mencari literatur. 2) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan pengalaman yang tidak dibawa lahir tetapi diperoleh oleh individu melalui dan dari pengalamannya secara langsung maupun tidak langsung. 3) Dinamika belajar kelompok (the dynamic of the learning group)
Dinamika belajar kelompok merupakan suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi mengenai sesuatu yang dilihat atau dikaji bersama. Dalam berinteraksi ini melibatkan proses berbagi ide dan pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi. Kemudian siswa menganalisa unsur-unsur yang diperlukan, mengorganisasikannya, melaksanakannya, dan melaporkan hasilnya.
Berdasarkan pemaparan mengenai kooperatif tipe group investigation tersebut, dapat disimpulkan bahwa tipe group investigation mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
b.    Langkah-langkah Group Investigation
Para guru yang menggunakan tipe pembelajaran Group Investigation umumnya membagi kelas dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karateristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Sehubungan dengan itu, Rusman (2011: 221-222) mengemukakan, strategi belajar kooperatif group investigation secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu:
1)        Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Para siswa menelaah sumber-sumber informasi, memilih topik, dan mengkategorisasi saran-saran. Paras siswa kemudian bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama. Komposisi kelompok di dasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen dan guru membantu/memfasilitasi dalam memperoleh informasi.
2)        Merencanakan tugas-tugas belajar
Siswa secara bersama-sama merencanakan tugas belajar dalam kelompoknya masing-masing, yang meliputi apa yang diselidiki, bagaimana melakukannya, siapa sebagai apa-pembagian kerja, untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi.
3)        Melaksanakan kegiatan investigasi
Siswa mencari informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan. Setiap anggota kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok. Para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi dan mensintesis ide-ide.
4)        Menyiapkan laporan akhir
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial proyeknya, merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya, dan membentuk panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi.
5)        Mempresentasikan laporan akhir
Presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk. Bagian-bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya). Pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas.
6)        Evaluasi
Para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-pengalaman afektifnya. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran. Asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.
Dari langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tipe Group Investigation ini guru mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Kelompok disini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.
Dalam penelitian ini langkah-langkah kooperatif tipe GI yang akan digunakan adalah langkah-langkah menurut Rusman (2011: 221-222). Langkah langkah kooperative GI secara umum dibagi menjadi 6 langkah dasar yaitu mengidentifikas topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok; merencanakan tugas-tugas belajar; melaksanakan kegiatan investasi; menyiapkan laporan akhir; mempresentasikan laporan akhir; dan evaluasi.
c.    Kekurangan dan kelebihan Group Investigation
Menurut Eko (2011) kelebihan Group Investigation adalah sebagai berikut:
1)  Pembelajaran dengan kooperatif tipe group investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2)  Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3)  Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
4)  Tipe pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
5)  Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Sedangkan Setiawan dalam rumah desakoe (2011) kelemahan Group Investigation adalah sebagai berikut:
1)   Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.
2)   Sulitnya memberikan penilaian secara personal
3)   Tidak semua topik cocok dengan tipe group investigation. tipe group investigation cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
4)   Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe group investigation merupakan salah satu tipe pembelajaran yang memiliki kelemahan seperti, kurang efektifnya pembelajaran yang dilakukan dalam diskusi kelompok dan membutuhkan waktu yang panjang. Namun demikian, tipe pembelajaran ini juga memiliki kelebihan yang dapat membangkitkan minat siswa mampu berpikir sistematis, analistis, berpartisipasi aktif dalam belajar, dan berupaya belajar kreatif melalui kegiatan-kegiatan untuk menyelidiki dan menyelesaikan permasalahan dengan rangsangan pertanyaan, dorongan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang hendak dipecahkan.
2.    Aktivitas Belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas adalah kegiatan. Sedangkan menurut Yamin (2010: 75) menyatakan bahwa aktivitas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas guna mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sardiman dalam Junaidi, (2011) menyatakan bahwa belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungan yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.
Sementara Dimyati dan Mudjiono (2002: 18) menyatakan bahwa belajar adalah proses internal yang kompleks. Dimana dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Berdasarkan definisi aktivitas dan belajar di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah proses melibatkan seluruh aspek psikofisis siswa, baik jasmani maupun rohani sehingga akselarasi perubahan dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar. Perubahan yang dapat terjadi pada siswa tersebut adalah perubahan yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, Hanafiah dan Suhana (2009: 23).
Banyak hal yang menjadi kegiatan siswa dalam aktivitas belajar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Paul B. Diedrich dalam Yamin, (2010: 84-86) menggolongkan 8 kelompok aktivitas siswa yaitu (a) aktivitas visual, yang termasuk di dalamnya seperti membaca, memperhatikan gambar, percobaan, pameran, dan mengamati orang yang sedang bekerja atau bermain, (b) aktivitas lisan (oral), aktivitas yang dilakukan seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat mengadakan wawancara, diskusi, interupsi, (c) aktivitas mendengarkan, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato,radio, (d) aktiviatas menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, (e) aktivitas menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, (f) aktivitas metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakn pameran, menari, berkebun, (g) aktivitas mental, sebagai contoh misalnya: mengingat, memecahkan soal, melihat hubungan-hubungan, mengambil keputusan, (h) aktivitas emosional, seperti minat, berani, tenang, gugup, gembira, bersemangat.
3.    Hasil Belajar
 Menurut Sudjana (2006: 22) hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru (Dimyati, 2006: 20).
Berdasarkan definisi hasil belajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS adalah hasil kemampuan siswa dalam menguasai materi IPS setelah mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Gagne dalam Dimyati, (2006: 11-12) mengolongkan hasil belajar berupa: (a) informasi verbal, hasil belajar yang berupa kecakapan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, (b) keterampilan intelektual, hasil belajar yang berupa kecakapan untuk berhubungan dengan lingkungan serta mempresentasikan konsep dan lambang, (c) strategi kognitif, hasil belajar yang berupa kecakapan kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah, (d) keterampilan motorik, hasil belajar yang berupa kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani, (e) sikap, hasil belajar yang berupa kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
B.  Kerangka Berfikir
Sesungguhnya pendidikan IPS di SMP bertujuan mendorong siswa agar berpikir kritis, dapat menganalisis gejala alam yang terjadi, aktif dalam pembelajaran di kelas dengan berbagai keterampilan proses yang harus dikembangkan guru. Pembelajaran IPS diharapkan dapat memancing rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk mencari tahu tentang suatu fenomena. Pada saat melakukan observasi di kelas VII SMPN 3 ............... peneliti mendapatkan pengalaman dalam mengajar mata pelajaran IPS antara lain: (1) selama proses belajar mengajar jarang menggunakan media; (2) metode yang banyak digunakan adalah metode ceramah; (3) siswa jarang diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah sendiri; (4) siswa kurang terlatih mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan masalah; dan (5) siswa kurang dilatih untuk berdiskusi secara berkelompok.
Maka dari itu peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk melakukan
perubahan terhadap pendekatan pembelajaran dengan cara menerapkan pendekatan yang memungkinkan anak dapat menemukan sesuatu dalam topik yang disajikan, salah satunya yaitu dengan pendekatan kooperatif tipe GI. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah Kooperatif tipe GI. Pendekatan kooperatif tipe GI pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang berhubungan dengan topik kepada siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan, dimana siswa bekerja dalam tim kecil yaitu secara berkelompok, kemudian diperoleh informasi, mengkomunikasikan, serta memadukan informasi sehingga didapat penyelesaiannya. Tujuan dan karakteristik kooperatif tipe GI yang telah dijabarkan yang berkaitan dengan perbaikan kualitas perencanaan, proses, dan hasil belajar IPS sehingga pembelajaran tidak membosankan, dan dapat menghasilkan kualitas pembelajaran siswa yang sesuai dengan yang diinginkan.
C.  Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Jika diterapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas X SMK Persiapan Negeri ..............., maka aktivitas pembelajaran akan meningkat.
2. Jika diterapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas X SMK Persiapan Negeri ..............., maka hasil belajar siswa akan meningkat.


Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini