PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS KELAS X
SMK PERSIAPAN NEGERI ...............
TAHUN PELAJARAN ……………
Disusun sebagai salah satu syarat
Kenaikan Pangkat Golongan …………………….
……………………………….
……………………….
Oleh
………………………………..
NIP. ……………….
SMK PERSIAPAN
NEGERI ...............
Jl. ………………………………….
……………..
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSSROOM
ACTION RESEARCH)
1. a. Judul Penelitian : Penerapan
Pendekatan Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas X SMK Persiapan
Negeri ............... Tahun Pelajaran ……………
b. Kategori
Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
2. Identitas Peneliti
a.
Nama
Lengkap : …………………………………
b.
NIP : ……………………………
c.
Pangkat /
Golongan :
d.
Jabatan :
e.
Sekolah :
3. Jumlah peneliti : 1 orang
4. Lokasi :
Kelas X SMK Persiapan Negeri ...............
5. Jangka waktu : 3 (tiga)
bulan
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS KELAS X
SMK PERSIAPAN NEGERI ...............
TAHUN PELAJARAN ……………
Oleh
………………………………..
NIP. ……………….
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group
investigation (GI) dalam pembelajaran IPS di kelas X SMK Persiapan Negeri ................
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam
dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar
observasi dan tes. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dan tes hasil
belajar. Analisis data menggunakan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan
belajar secara klasikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa, hal ini dibuktikan dengan
peningkatan aktivitas dari 29,41% atau 5 siswa pada studi awal
menjadi, 52,94% atau 9 siswa,
meningkat menjadi 100% pada
siklus kedua. Nilai hasil belajar mengalami peningkatan dari 64,71
pada studi awal menjadi 72,35
pada siklus pertama, meningkat
menjadi 84,71 pada akhir siklus
kedua, ketuntasan belajar siswa, yaitu 3
orang siswa atau 17,65% pada studi awal, menjadi 47,06% atau 8 siswa, meningkat lagi menjadi 94,12% atau 16 siswa pada siklus terakhir.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kooperatif tipe group
investigation (GI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
khususnya siswa kelas X SMK Persiapan Negeri ................
Kata Kunci: IPS, Group Investigation, aktivitas dan hasil belajar
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Berkat
hidayah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Shalawat salam tercurah kepada junjunan kita nabi Muhammad SAW, panutan dan
blueprint seorang mukmin sejati. Semoga kita dapat menjadi ummat beliau yang
sebenarnya.
Pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan
laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1. Kepala Dinas ………….. yang telah
memberi pengesahan terhadap laporan PTK ini.
2. Pengawas
SMP/MTs UPT Dinas …………….. yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi
bagi penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini.
3. Kepala Sekolah X SMK
Persiapan Negeri ............... yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama
kegiatan berlangsung.
4. Bapak dan Ibu Guru X SMK Persiapan Negeri ............... yang telah membimbing dan
memotifasi serta mengarahkan kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan
Kelas ini dapat terselesaikan dengan
lancar.
5. Siswa-siswa
SMK Persiapan Negeri ............... khususnya
siswa kelas X.
Akhirnya, penyusun berdoa. Semoga semua bantuan yang diberikan, mendapat
imbalan yang luar biasa dari Allah SWT. Tiada manusia yang sempurna. Kami butuh
kritik dan saran. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.
………………………………………
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.......................................................................
B.
Rumusan Masalah ..................................................................
C.
Tujuan Penelitian ...................................................................
D.
Manfaat Penelitian .................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ......................................................................
B.
Subjek Penelitian ...................................................................
C.
Prosedur Penelitian ................................................................
D.
Instrumen Penelitian ..............................................................
E.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
F.
Teknik Analisis Data..............................................................
G.
Indikator Keberhasilan ..........................................................
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan .......................................................................
B. Pembahasan............................................................................
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................
B.
Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Penilaian
Aspek Observasi ............................................................
Tabel 4.1 Hasil
Tes Formatif Kondisi Awal..................................................
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Peningkatan Aktivitas Belajar pada Kondisi Awal..
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif pada Siklus I...............................
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Peningkatan Aktivitas Belajar pada Siklus Pertama
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif pada Siklus II..............................
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Peningkatan Aktivitas Belajar pada Siklus Kedua...
Tabel 4.7 Rekapitulasi
Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Bagan
3.1 Tahap-Tahap
dalam Penelitian Tindakan Kelas........................
Gambar
4.1 Diagram
Batang Peningkatan Aktivitas Belajar pada Kondisi awal dan Siklus I
Gambar
4.2 Diagram
Batang Peningkatan Prestasi Belajar pada Kondisi Awal dan Siklus I
Gambar
4.3 Diagram
Batang Peningkatan Aktivitas Belajar pada Siklus I dan Siklus II
Gambar
4.4 Diagram
Batang Peningkatan Prestasi Belajar pada Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.5 Diagram
Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Ketuntasan Belajar, dan Siswa Belum
Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran .................
Gambar
4.6 Diagram
Batang Peningkatan Aktivitas Belajar pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat
Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 Jurnal
Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 5 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 6 Daftar Nilai Siswa Pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 7 Lembar
Observasi Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 8 Daftar
Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 9 Daftar
Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran 10 Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 11 Dokumentasi
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek
yang menentukan masa depan bangsa. Pendidikan merupakan alternatif yang
bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih
baik. Sehubungan dengan itu, perlu adanya upaya berkesinambungan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan terus berinovasi dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Hal
tersebut dilakukan untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan. Pembelajaran
merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dalam suatu situasi
pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Proses
pembelajaran yang baik seharusnya dapat menimbulkan minat belajar pada diri
siswa. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan
diawasi agar terlaksana efektif dan efisien. Seorang guru memegang peranan
penting di dalam proses interaksi pembelajaran karena bagaimana juga keadaan
sistem pendidikan di Sekolah Dasar, alat yang digunakan dan keadaan siswa pada
akhirnya bergantung pada guru dalam mengelola komponen yang ada. Pendekatan dan
keputusan guru di dalam interaksi pembelajaran sangat menentukan keberhasilan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai pemegang peranan yang sangat
penting, guru dituntut untuk menguasai berbagai pendekatan mengajar serta
terampil dalam menggunakan alat peraga. Dengan kata lain kualitas pembelajaran
tergantung kepada kemampuan guru dalam memadukan secara sistematis dan sinergis
guru, kurikulum, bahan belajar, media, fasilitas, sistem, pembelajaran dalam
menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
Pengertian IPS menurut Ischak (2007:
1.36) adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis
gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan
secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang
berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Winataputra (2007: 9.4) IPS
sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk
mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai moral, banyak memuat materi
sosial yang bersifat hapalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima
siswa sebatas produk hapalan. Dengan melihat definisi IPS yang dikemukakan
sebelumnya maka guru sebaiknya memperhatian dengan baik bagaimana pembelajaran
IPS di sekolah dapat diajarkan kepada siswanya dengan tidak hanya sebatas
hapalan saja, karena pembelajaran yang seperti ini tidak semua siswa memiliki
daya ingat yang tinggi. Guru harus pandai dalam memilih dan menentukan tipe
pembelajaran yang cocok diterapkan pada pembelajaran IPS. Apalagi IPS adalah
bidang studi yang menyangkut dengan kehidupan sosial, sehingga pembelajaran IPS
sebaiknya dikaitkan langsung dengan pengalaman siswa, sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa.
Berdasarkan dokumentasi guru di kelas X
SMK Persiapan Negeri ..............., diperoleh data hasil nilai rata-rata
ulangan formatif bulan desember untuk mata pelajaran IPS adalah 64,71. Jika
dilihat dari kriteria ketuntasan belajar menurut KTSP (2007:47) maka dapat
dikatakan belum memenuhi standar ketuntasan yakni proses pembelajaran dikatakan
tuntas apabila 85% siswa di kelas memperoleh nilai≥ 70 dan proses pembelajaran
dikatakan tuntas secara individual apabila siswa memperoleh nilai ≥ 70.
Pada saat melakukan observasi awal di
kelas X SMK Persiapan Negeri ............... peneliti mendapatkan pengalaman
dalam mengajar mata pelajaran IPS antara lain: (1) selama proses pembelajaran
jarang menggunakan media pembelajaran; (2) metode yang banyak digunakan adalah
metode ceramah; (3) siswa jarang diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah
sendiri; (4) siswa kurang terlatih mengembangkan
ide-idenya di dalam memecahkan masalah, dan (5) siswa kurang dilatih untuk
berdiskusi secara berkelompok.
Sedangkan kondisi ideal siswa seharusnya aktif dalam mencari informasi
melalui media pembelajaran, mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan topik menggunakan ilmu yang didapat serta
mampu bekerjasama membentuk tim yang solid. Untuk mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk
melakukan perubahan terhadap pendekatan pembelajaran yang selama ini
digunakan, dengan cara menerapkan pendekatan yang memungkinkan anak dapat menemukan sesuatu, salah satunya yaitu dengan kooperatif tipe group
investigation (GI).
Sedangkan kondisi ideal siswa seharusnya aktif dalam mencari informasi
melalui media pembelajaran, mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan topik menggunakan ilmu yang didapat serta
mampu bekerjasama membentuk tim yang solid. Untuk mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk
melakukan perubahan terhadap pendekatan pembelajaran yang selama ini
digunakan, dengan cara menerapkan pendekatan yang memungkinkan anak dapat menemukan sesuatu, salah satunya yaitu dengan kooperatif tipe group
investigation (GI).
Pendekatan kooperatif tipe GI
menyajikan suatu masalah yang
berhubungan topik kepada siswa sebagai awal pembelajaran kemudian
diselesaikan melalui penyelidikan, dimana siswa bekerja dalam tim kecil yaitu
secara berkelompok (5-6 orang), siswa mengomunikasikan, serta memadukan
informasi untuk menyelesaikannya melalui kerjasama tim. Dalam kelompok akan ada kemungkinan permasalahan yang ada tidak akan tuntas. Hal ini dikarenakan bahwa setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Melalui kerjasama tim pada pembelajran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe group investigatioan diharapkan siswa dapat mengisi kekurangannya dengan kelebihan yang dimiliki setiap anggota sehingga terjadi suasana pembelajaran yang baik.
berhubungan topik kepada siswa sebagai awal pembelajaran kemudian
diselesaikan melalui penyelidikan, dimana siswa bekerja dalam tim kecil yaitu
secara berkelompok (5-6 orang), siswa mengomunikasikan, serta memadukan
informasi untuk menyelesaikannya melalui kerjasama tim. Dalam kelompok akan ada kemungkinan permasalahan yang ada tidak akan tuntas. Hal ini dikarenakan bahwa setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Melalui kerjasama tim pada pembelajran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe group investigatioan diharapkan siswa dapat mengisi kekurangannya dengan kelebihan yang dimiliki setiap anggota sehingga terjadi suasana pembelajaran yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
menerapkan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kooperatif tipe GI. Adapun judul penelitian ini adalah “Penerapan pendekatan kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa (PTK: pada pembelajaran IPS Kelas X SMK Persiapan Negeri ...............)”
menggunakan pendekatan kooperatif tipe GI. Adapun judul penelitian ini adalah “Penerapan pendekatan kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa (PTK: pada pembelajaran IPS Kelas X SMK Persiapan Negeri ...............)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
dikemukakan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan pendekatan kooperatif tipe group
investigation dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran IPS di kelas X SMK
Persiapan Negeri ...............?
2. Apakah penerapan pendekatan melalui Kooperatif
tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas kelas
X SMK Persiapan Negeri ...............?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan
aktivitas pembelajaran IPS dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group
investigation di kelas X SMK Persiapan Negeri ................
2. Untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group
investigation pada pembelajaran IPS di kelas X SMK Persiapan Negeri ................
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah:
1. Bagi guru
a. Membantu guru menjelaskan konsep-konsep materi
dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation supaya
siswa mudah memahami materi yang akan disampaikan.
b. Guru akan memperoleh informasi salah satu
bentuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran di kelas dengan menerapkan
pendekatan kooperatif tipe group investigation.
c. Guru mendapatkan pengalaman baru dalam
pembelajaran.
2. Bagi siswa
a. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kooperatif tipe group
investigation dapat meningkatkan keaktifkan siswa.
investigation dapat meningkatkan keaktifkan siswa.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
kebermaknaannya.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan
pemikiran yang baik dalam hal perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
kooperatif tipe group investigation pada sekolah tempat penelitian pada
khususnya dan sekolah lain pada umumnya.
b. Dengan adanya guru
yang melakukan penelitian tindakan kelas, maka akan meningkatkan kualitas
pembelajaran
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation
Group Investigation merupakan
tipe kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Thelan. Dalam perkembangan selanjutnya
tipe ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dan kawan-kawan dari Universitas
Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik
topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Tipe
pembelajaran ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada
pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Tipe pembelajaran ini melatih siswa
dalam keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik (Trianto, 2011:
59).
Group investigation merupakan salah satu tipe pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa untuk berpikir lebih aktif, karena investigasi merupakan bentuk pemecahan masalah yang divergen, dan mengajak siswa untuk memberdayakan berpikir ilmiah. Selain itu, metode ini juga menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Irwandi, 2011: 68).
Group investigation merupakan salah satu tipe pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa untuk berpikir lebih aktif, karena investigasi merupakan bentuk pemecahan masalah yang divergen, dan mengajak siswa untuk memberdayakan berpikir ilmiah. Selain itu, metode ini juga menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Irwandi, 2011: 68).
Sehubungan dengan itu, Winataputra dalam
meilanikasim (2010) mengatakan, group investigation merupakan bentuk
penyelesaian masalah yang divergen dan mengajak siswa mampu berpikir
sistematis, analitis, berpartisipasi aktif dalam belajar, dan berupaya belajar
kreatif melalui kegiatan-kegiatan untuk menyelidiki permasalahan dengan
rangsangan pertanyaan, dorongan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan
masalah. Di dalam tipe pembelajaran
group investigation terdapat 3 materi utama, yaitu penyelidikan (inquiry), pengetahuan (knowledge), dan dinamika belajar kelompok (the dynamics of thelearning group): 1) Penyelidikan (inquiry) Penyelidikan (inquiry) merupakan proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapkan siswa pada masalah.
group investigation terdapat 3 materi utama, yaitu penyelidikan (inquiry), pengetahuan (knowledge), dan dinamika belajar kelompok (the dynamics of thelearning group): 1) Penyelidikan (inquiry) Penyelidikan (inquiry) merupakan proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapkan siswa pada masalah.
Di dalam proses ini siswa memasuki
situasi dimana mereka memberikan respon terhadap masalah yang mereka rasakan
perlu untuk dipecahkan. Penyajian masalah biasanya dilakukan secara tulisan,
lisan atau menceritakan pengalaman yang diperoleh siswa dalam kehidupan. Siswa
merespon terhadap masalah yang diberikan oleh guru, kemudian mengidentifikasi,
mencari literatur. 2) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan
pengalaman yang tidak dibawa lahir tetapi diperoleh oleh individu melalui dan
dari pengalamannya secara langsung maupun tidak langsung. 3) Dinamika belajar
kelompok (the dynamic of the learning group)
Dinamika belajar kelompok merupakan
suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi mengenai
sesuatu yang dilihat atau dikaji bersama. Dalam berinteraksi ini melibatkan
proses berbagi ide dan pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses
saling berargumentasi. Kemudian siswa menganalisa unsur-unsur yang diperlukan,
mengorganisasikannya, melaksanakannya, dan melaporkan hasilnya.
Berdasarkan pemaparan mengenai
kooperatif tipe group investigation tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tipe group investigation mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan
lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan
dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan
lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan
dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
b. Langkah-langkah Group Investigation
Para guru yang menggunakan tipe
pembelajaran Group Investigation umumnya membagi kelas dalam beberapa
kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karateristik yang
heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman
atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik
yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai
subtopik yang dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di
depan kelas secara keseluruhan.
Sehubungan dengan itu, Rusman (2011:
221-222) mengemukakan, strategi belajar kooperatif group investigation secara
umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu:
1)
Mengidentifikasi topik dan
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Para siswa menelaah sumber-sumber
informasi, memilih topik, dan mengkategorisasi saran-saran. Paras siswa
kemudian bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama.
Komposisi kelompok di dasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen
dan guru membantu/memfasilitasi dalam memperoleh informasi.
2)
Merencanakan tugas-tugas
belajar
Siswa secara bersama-sama merencanakan
tugas belajar dalam kelompoknya masing-masing, yang meliputi apa yang
diselidiki, bagaimana melakukannya, siapa sebagai apa-pembagian kerja, untuk
tujuan apa topik ini diinvestigasi.
3)
Melaksanakan kegiatan
investigasi
Siswa mencari informasi, menganalisis
data dan membuat kesimpulan. Setiap anggota kelompok harus berkontribusi kepada
usaha kelompok. Para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi dan
mensintesis ide-ide.
4)
Menyiapkan laporan akhir
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan
esensial proyeknya, merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat
presentasinya, dan membentuk panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana
presentasi.
5)
Mempresentasikan laporan
akhir
Presentasi dibuat untuk keseluruhan
kelas dalam berbagai macam bentuk. Bagian-bagian presentasi harus secara aktif
dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya). Pendengar mengevaluasi kejelasan
presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas.
6)
Evaluasi
Para siswa berbagi mengenai balikan
terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan
pengalaman-pengalaman afektifnya. Guru dan siswa berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran. Asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman
konsep dan keterampilan berpikir kritis.
Dari langkah-langkah yang telah
dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tipe Group
Investigation ini guru mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar. Kelompok disini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban
persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa
memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan atas topik yang
dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan
kelas.
Dalam penelitian ini langkah-langkah
kooperatif tipe GI yang akan digunakan adalah langkah-langkah menurut Rusman
(2011: 221-222). Langkah langkah kooperative GI secara umum dibagi menjadi 6
langkah dasar yaitu mengidentifikas topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok; merencanakan tugas-tugas belajar; melaksanakan kegiatan investasi;
menyiapkan laporan akhir; mempresentasikan laporan akhir; dan evaluasi.
c. Kekurangan dan kelebihan Group Investigation
Menurut Eko (2011) kelebihan Group
Investigation adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran dengan kooperatif tipe group
investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa.
2) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group
investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
3) Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana
saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang
latar belakang.
4) Tipe pembelajaran group investigation melatih
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan
pendapatnya.
5) Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif
dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Sedangkan Setiawan dalam rumah desakoe
(2011) kelemahan Group Investigation adalah sebagai berikut:
1) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.
2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal
3) Tidak semua topik cocok dengan tipe group investigation.
tipe group investigation cocok untuk diterapkan pada suatu topik
yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami
sendiri
4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
Dari pemaparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa tipe group investigation merupakan salah satu tipe
pembelajaran yang memiliki kelemahan seperti, kurang efektifnya pembelajaran
yang dilakukan dalam diskusi kelompok dan membutuhkan waktu yang panjang. Namun
demikian, tipe pembelajaran ini juga memiliki kelebihan yang dapat
membangkitkan minat siswa mampu berpikir sistematis, analistis, berpartisipasi
aktif dalam belajar, dan berupaya belajar kreatif melalui kegiatan-kegiatan
untuk menyelidiki dan menyelesaikan permasalahan dengan rangsangan pertanyaan,
dorongan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang hendak
dipecahkan.
2.
Aktivitas
Belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
aktivitas adalah kegiatan. Sedangkan menurut Yamin (2010: 75) menyatakan bahwa
aktivitas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas guna
mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sardiman dalam Junaidi,
(2011) menyatakan bahwa belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri
manusia dengan lingkungan yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun
teori.
Sementara Dimyati dan Mudjiono (2002:
18) menyatakan bahwa belajar adalah proses internal yang kompleks. Dimana dalam
proses internal tersebut adalah seluruh mental siswa yang meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotor.
Berdasarkan definisi aktivitas dan
belajar di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah proses
melibatkan seluruh aspek psikofisis siswa, baik jasmani maupun rohani sehingga
akselarasi perubahan dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar.
Perubahan yang dapat terjadi pada siswa tersebut adalah perubahan yang
berkaitan dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, Hanafiah dan Suhana
(2009: 23).
Banyak hal yang menjadi kegiatan siswa
dalam aktivitas belajar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Paul B.
Diedrich dalam Yamin, (2010: 84-86) menggolongkan 8 kelompok aktivitas siswa
yaitu (a) aktivitas visual, yang termasuk di dalamnya seperti membaca,
memperhatikan gambar, percobaan, pameran, dan mengamati orang yang sedang
bekerja atau bermain, (b) aktivitas lisan (oral), aktivitas yang
dilakukan seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat mengadakan wawancara, diskusi, interupsi, (c) aktivitas mendengarkan,
sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato,radio,
(d) aktiviatas menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin, (e) aktivitas menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola, (f) aktivitas metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain:
melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakn pameran, menari, berkebun,
(g) aktivitas mental, sebagai contoh misalnya: mengingat, memecahkan soal,
melihat hubungan-hubungan, mengambil keputusan, (h) aktivitas emosional,
seperti minat, berani, tenang, gugup, gembira, bersemangat.
3.
Hasil
Belajar
Menurut Sudjana (2006: 22) hasil belajar
adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar, hasil belajar
tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru (Dimyati, 2006: 20).
Berdasarkan definisi hasil belajar
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS adalah hasil kemampuan
siswa dalam menguasai materi IPS setelah mengikuti proses pembelajaran di dalam
kelas. Gagne dalam Dimyati, (2006: 11-12) mengolongkan hasil belajar berupa:
(a) informasi verbal, hasil belajar yang berupa kecakapan mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, (b) keterampilan
intelektual, hasil belajar yang berupa kecakapan untuk berhubungan dengan lingkungan
serta mempresentasikan konsep dan lambang, (c) strategi kognitif, hasil belajar
yang berupa kecakapan kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah, (d) keterampilan motorik, hasil belajar yang berupa
kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani, (e) sikap, hasil belajar yang
berupa kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap
objek tersebut.
B. Kerangka Berfikir
Sesungguhnya pendidikan IPS di SMP
bertujuan mendorong siswa agar berpikir kritis, dapat menganalisis gejala alam
yang terjadi, aktif dalam pembelajaran di kelas dengan berbagai keterampilan
proses yang harus dikembangkan guru. Pembelajaran IPS diharapkan dapat
memancing rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk mencari tahu tentang
suatu fenomena. Pada saat melakukan observasi di kelas VII SMPN 3 ...............
peneliti mendapatkan pengalaman dalam mengajar mata pelajaran IPS antara lain:
(1) selama proses belajar mengajar jarang menggunakan media; (2) metode yang
banyak digunakan adalah metode ceramah; (3) siswa jarang diberikan kesempatan
untuk memecahkan masalah sendiri; (4) siswa kurang terlatih mengembangkan
ide-idenya di dalam memecahkan masalah; dan (5) siswa kurang dilatih untuk
berdiskusi secara berkelompok.
Maka dari itu peneliti berdiskusi
dengan guru kelas untuk melakukan
perubahan terhadap pendekatan pembelajaran dengan cara menerapkan pendekatan yang memungkinkan anak dapat menemukan sesuatu dalam topik yang disajikan, salah satunya yaitu dengan pendekatan kooperatif tipe GI. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah Kooperatif tipe GI. Pendekatan kooperatif tipe GI pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang berhubungan dengan topik kepada siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan, dimana siswa bekerja dalam tim kecil yaitu secara berkelompok, kemudian diperoleh informasi, mengkomunikasikan, serta memadukan informasi sehingga didapat penyelesaiannya. Tujuan dan karakteristik kooperatif tipe GI yang telah dijabarkan yang berkaitan dengan perbaikan kualitas perencanaan, proses, dan hasil belajar IPS sehingga pembelajaran tidak membosankan, dan dapat menghasilkan kualitas pembelajaran siswa yang sesuai dengan yang diinginkan.
perubahan terhadap pendekatan pembelajaran dengan cara menerapkan pendekatan yang memungkinkan anak dapat menemukan sesuatu dalam topik yang disajikan, salah satunya yaitu dengan pendekatan kooperatif tipe GI. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah Kooperatif tipe GI. Pendekatan kooperatif tipe GI pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang berhubungan dengan topik kepada siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan, dimana siswa bekerja dalam tim kecil yaitu secara berkelompok, kemudian diperoleh informasi, mengkomunikasikan, serta memadukan informasi sehingga didapat penyelesaiannya. Tujuan dan karakteristik kooperatif tipe GI yang telah dijabarkan yang berkaitan dengan perbaikan kualitas perencanaan, proses, dan hasil belajar IPS sehingga pembelajaran tidak membosankan, dan dapat menghasilkan kualitas pembelajaran siswa yang sesuai dengan yang diinginkan.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Jika diterapkan pendekatan kooperatif tipe group
investigation pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas X SMK
Persiapan Negeri ..............., maka aktivitas pembelajaran akan meningkat.
2. Jika diterapkan
pendekatan kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial kelas X SMK Persiapan Negeri ..............., maka hasil
belajar siswa akan meningkat.
Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini