LOGO
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR IPS MATERI KONDISI GEOGRAFIS BENUA ASIA DAN BENUA
LAINNYA MELALUI PETA RUPA BUMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA
KELAS IX SMPN .........SEMESTER
1
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan Pangkat
dari Golongan ........ ke ........
Oleh
…………….
NIP.
………………………
SMP NEGERI 2 .........
Jl. Raya ………………………………………………………………
2017
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSSROOM
ACTION RESEARCH)
1. a. Judul Penelitian : Upaya
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar IPS Materi Kondisi
Geografis Benua Asia dan Benua Lainnya melalui Peta Rupa Bumi menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together Siswa Kelas IX SMPN .........Semester
1 Tahun Pelajaran 2017/2018
b. Kategori
Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
2. Identitas Peneliti
a.
Nama
Lengkap : ……………………………….….
b.
NIP : ……………………………….….
c.
Pangkat /
Golongan : ……………………………….….
d.
Jabatan : Guru
Mata Pelajaran
e.
Sekolah : SMPN
2 .........
3. Jumlah peneliti : 1 orang
4. Lokasi :
Kelas IX SMPN 2 .........
5. Jangka waktu : 3 (tiga)
bulan
(Bulan Agustus
2017 s.d Oktober 2017)
Mengetahui .........,
9 Oktober 2017
Kepala Sekolah Peneliti
…………………….………. …………………………..
NIP. …………………………. NIP. ……………………………….
Mengesahkan
Pengawas Sekolah
…………………………………..
NIP. …………………..
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas dan
hasil belajar siswa akan meningkatkan dengan menerapkan Model Pembelajaran tipe
Numbered Head Together Pada Mata
Pelajaran IPS di IX SMPN ......... Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian
adalah Penelitian tindakan kelas ini dengan tahapan masing-masing siklus yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IX SMPN ......... Tahun Pelajaran 2017/2018 sebanyak 22 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi dan tes.
Validitas data yang digunakan yaitu, teknik triangulasi data. Triangulasi data
disini dengan membandingkan hasil tes dengan hasil observasi yang telah
dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan
analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum Hasil
belajar siswa kelas di IX SMPN ......... Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam mata pelajaran IPS di tingkatkan
dengan menggunakan model pembelajaran tipe Head Together pada pembelajaran.
Pada observasi awal aktivitas
belajar menunjukkan peningkatan dari 6 siswa atau 27,27%
yang dinyatakan tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 14 siswa atau 63,64% ,
dan pada siklus II meningkat menjadi 90,91%
atau 20 siswa dinyatakan meningkat aktivitas belajarnya, dan rata-rata hasil
belajar studi awal sebesar 57,73 menjadi 64,09
dan 73,18 pada siklus terakhir dengan
penjelasan ketuntasan belajar dari 5 siswa (22.73%) pada kondisi awal,
meningkat menjadi 11 siswa (50,00%) dan 19 siswa (86,36%) pada siklus kedua. Dari perolehan angka-angka di atas dapat
disimpulan bahwa pada siklus kedua, proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua. Dengan
menggunakan model Pembelajaran tipe STAD Hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS di kelas IX SMPN 2 ........., meningkat dan penelitian ini dapat
diterima”.
Kata Kunci : aktivitas, hasil belajar, tipe
numbered head together
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Penelitian Tindakan Kelas di SMPN .........dengan lancar. Laporan ini dibuat oleh penulis dalam
rangka memenuhi pengajuan pada penilaian
angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari
golongan … ke …….
Terselesaikannya penelitian
ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan pada kesempatan ini ijinkan
peulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan
laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bener
Meriah atas Ijin dan
pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
2.
Pengawas SMP/SMA Dinas Pendidikan
Kabupaten Bener Meriah, atas Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK
selama kegiatan berlangsung
3.
Kepala
sekolah SMPN .........yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan
terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
4.
Bapak
dan Ibu Guru SMPN .........yang telah membimbing dan memotifasi serta mengarahkan
kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dan akhirnya saya menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan
untuk itu, saya berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik
yang membangun. Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
........., Oktober 2017
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah .............................................................. 4
C.
Rumusan Masalah ................................................................. 4
D.
Tujuan Penelitian ................................................................... 5
E.
Manfaat Hasil Penelitian ...................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................... 7
B. Kerangka Berpikir ................................................................. 21
C. Hipotesis Penelitian ............................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian................................................................... 24
B.
Metode dan Rancangan Penelitian......................................... 24
C.
Subjek Penelitian ................................................................... 25
D.
Teknik Pengumpulan Data .................................................... 25
E.
Validitas Data........................................................................ 26
F.
Teknik Analisa Data .............................................................. 27
G.
Prosedur Penelitian ................................................................ 28
H.
Kriteria dan Indikator Keberhasilan....................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data........................................................................
33
B. Hasil Penelitian....................................................................... 43
C Pembahasan............................................................................ 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 50
B. Saran....................................................................................... 51
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Kriteria
Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa......... 27
Tabel 4.1 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Kondisi Awal........................... 33
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil
Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal 34
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS pada
Siklus I 36
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I 37
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS pada
Siklus II 41
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus II 42
Tabel 4.7 Nilai
Hasil Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I
dan Siklus II.. 43
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus
II 46
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar
2.1 Diagram
Kerangka Berpikir...................................................... 23
Gambar
3.1 Alur
Penelitian Tindakan Kelas................................................ 25
Gambar 4.1 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II 44
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Pada Siklus I dan II 45
Gambar 4.3 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan II .................................................................................................. 46
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat
Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat
Pernyataan Kesediaan menjadi Observer
Lampiran 3 Jurnal
Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 6 Instrumen
Pengumpulan Data
Lampiran 7 Analisis
Data Hasil Penelitian
Lampiran 8 Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 9 Daftar
Hadir Siswa
Lampiran 10 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan program pendidikan melalui
proses belajar mengajar di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh manajemen pengajaran guru, sebab gurulah yang berperan sebagai aktor sekaligus sutradara. Berhasil tidaknya suatu proses pengajaran juga sangat ditentukan oleh usaha guru dalam memberikan motivasi kepada peserta didik.Oleh karena itu faktor guru sangat dominan sekali dalam mempengaruhi kualitas pengajaran. Hal ini tidak berarti faktor-faktor yang lain tidak turut andil dalam mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar,hanya saja yang paling dominan adalah guru. Variabel guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas pengajaran adalah kompetensi profesional yang dimilikinya,misalnya bidang kognitif seperti penguasaan bahan, bidang sikap seperti mencintai profesi dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa dan lain-lain.
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh manajemen pengajaran guru, sebab gurulah yang berperan sebagai aktor sekaligus sutradara. Berhasil tidaknya suatu proses pengajaran juga sangat ditentukan oleh usaha guru dalam memberikan motivasi kepada peserta didik.Oleh karena itu faktor guru sangat dominan sekali dalam mempengaruhi kualitas pengajaran. Hal ini tidak berarti faktor-faktor yang lain tidak turut andil dalam mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar,hanya saja yang paling dominan adalah guru. Variabel guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas pengajaran adalah kompetensi profesional yang dimilikinya,misalnya bidang kognitif seperti penguasaan bahan, bidang sikap seperti mencintai profesi dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa dan lain-lain.
Belajar adalah petualangan seumur
hidup,perjalanan ekplorasi tanpa akhir untuk menciptakan pemahaman personal
kita sendiri. Petualangan itu haruslah melibatkan kemampuan untuk secara
terus-menerus menganalisis dan
meningkatkan cara belajar. Belajar harus dimulai jauh sebelum hari pertama
masuk sekolah dan berlangsung seumur hidupnya. Mengacu dari pendapat
tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan
terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum.
meningkatkan cara belajar. Belajar harus dimulai jauh sebelum hari pertama
masuk sekolah dan berlangsung seumur hidupnya. Mengacu dari pendapat
tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan
terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum.
Permasalahan yang dihadapi siswa di SMPN .........khususnya
di kelas IX adalah hasil belajar IPS yang belum tuntas yakni belum mencapai
angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Sebagian siswa berpendapat
bahwa pelajaran IPS dianggap sulit, sehingga berdampak pada rendahnya hasil
belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi IPS tentang kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya melalui peta rupa bumi. Taraf berpikir siswa masih berada pada tingkat konkret, mereka
masih kesulitan untuk membayangkan tentang pemerintahan negara, mereka belum
dapat menyerap hal yang bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat
pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna
bahan pengajaran berbeda.
Hasil pelaksanaan kegiatan awal
penelitian menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan
rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya melalui peta rupa bumi. Dari 22 siswa yang mengikuti kegiatan awal penelitian, hanya
terdapat 5 siswa atau 22,73% yang dinyatakan tuntas, sedangkan sisanya sebanyak
17 siswa atau 77,27% dinyatakan belum tuntas dengan perolehan nilai rata-rata
hasil belajar secara klasikal sebesar 57,73.
Penggunaan media dengan metode yang
tepat akan mempercepat siswa
dalam memahami suatu tema tertentu. Fungsi media dalam pembelajaran tidak
hanya sekedar alat bantu guru,melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.Dengan demikian seorang guru dapat memusatkan tugasnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran.
dalam memahami suatu tema tertentu. Fungsi media dalam pembelajaran tidak
hanya sekedar alat bantu guru,melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.Dengan demikian seorang guru dapat memusatkan tugasnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran.
Guru selaku orang yang paling
bertanggung jawab di dalam pendidikan
formal di sekolah, seharusnya selalu aktif dan kreatif dalam berusaha
meningkatkan hasil belajar anak didiknya. Guru harus selalu mencari alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, dengan harapan siswa akan merasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah maupun mengerjakan tugas belajar di rumah. Guru juga harus berusaha bagaimana menjadikan suasana kelas menjadi menarik sehingga para siswa menjadi nyaman di kelas. Dengan metode yang tepat artinya sesuai dengan keadaan saat itu maka akan ditemukan pembelajaran yang efektif dan menarik. Metode antar kelas,dari tahun ke tahun tidaklah harus sama. Situasi inilah yang menuntut para guru untuk kreatif menemukan metode yang tepat.
formal di sekolah, seharusnya selalu aktif dan kreatif dalam berusaha
meningkatkan hasil belajar anak didiknya. Guru harus selalu mencari alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, dengan harapan siswa akan merasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah maupun mengerjakan tugas belajar di rumah. Guru juga harus berusaha bagaimana menjadikan suasana kelas menjadi menarik sehingga para siswa menjadi nyaman di kelas. Dengan metode yang tepat artinya sesuai dengan keadaan saat itu maka akan ditemukan pembelajaran yang efektif dan menarik. Metode antar kelas,dari tahun ke tahun tidaklah harus sama. Situasi inilah yang menuntut para guru untuk kreatif menemukan metode yang tepat.
Pada umumnya guru cenderung menggunakan
metode pembelajaran
konvensional yang lebih menitikberatkan pada kegiatan pengajaran ceramah,
karena selain sederhana dan mudah dilaksanakan, metode ini juga tidak memakan banyak waktu. Tetapi metode ini memberikan kesan siswa cenderung hanya sebagai obyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.Menurut Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2010 : 12) mengemukakan bahwa kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Sedangkan menurut Abdorrakhman Gintings (2008:216) kooperatif adalah kerjasama antara siswa yang berbeda tingkatan kemampuannya.
konvensional yang lebih menitikberatkan pada kegiatan pengajaran ceramah,
karena selain sederhana dan mudah dilaksanakan, metode ini juga tidak memakan banyak waktu. Tetapi metode ini memberikan kesan siswa cenderung hanya sebagai obyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.Menurut Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2010 : 12) mengemukakan bahwa kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Sedangkan menurut Abdorrakhman Gintings (2008:216) kooperatif adalah kerjasama antara siswa yang berbeda tingkatan kemampuannya.
Berdasarkan pendapat diatas belajar
dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani
mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan
pendapat tanpa melihat tingkatan kemampuan siswa. Jadi dalam setiap kelompok
terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Oleh sebab
itu, model ini sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerjasama
dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapinya. Pembelajaran
kooperatif memiliki beberapa metode, salah satu diantaranya adalah Numbered
Heads Together (NHT). NHT ini dapat digunakan sebagai metode yang baik dan
menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Tujuan
dari metode Numbered Heads Together (NHT) ini adalah hasil belajar
akademik meningkat dan siswa dapat menerima beragam pendapat dari temannya,
serta berkembangnya keterampilan sosial.
Dari latar belakang masalah tersebut,
maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together terhadap hasil
belajar siswa dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan aktivitas dan hasil
belajarIPS materi kondisi geografis
benua Asia dan benua lainnya melalui
peta rupa bumi melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together pada Siswa kelas IXSMPN .........Tahun
Pelajaran 2017/2018”.
B. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan pada latar belakang di
atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan pembelajaran
yang muncul, diantaranya :
1.
Metode pembelajaran
konvensional yang lebih menitik beratkan pada kegiatan pengajaran ceramah,
karena selain sederhana dan mudah dilaksanakan, metode ini juga tidak memakan
banyak waktu. Tetapi metode ini memberikan kesan siswa cenderung hanya sebagai
obyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Sebagian siswa berpendapat bahwa pelajaran IPS dianggap sulit,
sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa
3. Penggunaan model, metode dan media pembelajaran yang belum tepat
sesuai dengan karakteristik siswa sehingga fungsi model, metode dan media
pembelajaran sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran belum sesuai
dengan pemahaman siswa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah :
1. Bagaimana
proses pembelajaran IPS materi kondisi
geografis benua Asia dan benua lainnya
melalui peta rupa bumi pada siswa kelas IXSMPN .........Tahun
Pelajaran 2017/2018 dengan menggunakan modelpembelajaran Numbered Head
Together ?
2. Bagaimana
peningkatan aktivitas belajarIPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya melalui peta rupa bumi pada siswa kelas
IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018 melaluipenerapan modelpembelajaran Numbered
Head Together dapat meningkatkan?
3. Bagaimana
peningkatan hasil belajarIPS materi kondisi
geografis benua Asia dan benua lainnya
melalui peta rupa bumi pada siswa kelas IXSMPN .........Tahun
Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan modelpembelajaran Numbered Head
Together dapat meningkatkan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah di atas
, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran modelNumbered
Head Togetherpadapembelajaran IPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya melalui peta rupa bumi siswa kelas IXSMPN
.........Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa
pada pembelajaran IPS materi kondisi
geografis benua Asia dan benua lainnya
melalui peta rupa bumi melalui model pembelajaran Numbered Head Togethersiswa
kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS materi kondisi
geografis benua Asia dan benua lainnya
melalui peta rupa bumimelalui modelpembelajaran Numbered
Head Togethersiswa kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan
memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di pendidikan
Sekolah Dasar, serta dapat menjadi bahan referensi untuk kegiatan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS dengan menggunakan modelpembelajaran Numbered
Head Together.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan semangat belajar dan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar IPS
2) Meningkatkan keberanian siswa dalam mengungkapkan ide, pendapat,
pertanyaan dan saran meningkat.
3) Siswa dapat memahami mengenai materi secara maksimal sehingga
hasil belajar siswa akan meningkat.
b. Bagi guru
1) Proses pembelajaran lebih kreatif dan menyenangkan sehingga
pelaksanaan pembelajaran menjadi tidak membosankan serta meningkatkan
efektifitas dan efesiensi dalam pembelajaran..
2) Guru memperoleh tambahan wawasan pengetahuan dan gambaran tentang
bagaimana mengajar agar lebih efektif dan efisien.
3) Guru mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya
terutama mata pelajaran IPS.
c. Bagi sekolah
1) Dapat meningkatkan kualitas pendidikan
2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang
tercermin dalam peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses
dan hasil belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Data
1. Kondisi
Awal
Data penelitian diperoleh dari data observasi berupa
pengamatan pengelolaan model pembelajaran Numbered
Head Together dan pengamatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
pengelolaan model pembelajaran Numbered
Head Together yang digunakan untuk pengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran Numbered Head Together
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru
dan siswa. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together pada kondisi awal sebagaimana dijelaskan
tabel di bawah ini.
Tabel
4.1 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Kondisi Awal
No
|
Kriteria
|
Kondisi
Awal
|
Ket
|
|
Jumlah
|
%
|
|||
1
|
Tuntas
|
5
|
22.73
|
|
2
|
Belum Tuntas
|
17
|
77.27
|
|
|
Jumlah
|
22
|
100.00
|
|
|
Nilai
terendah
|
40.00
|
|
|
|
Nilai tertinggi
|
70.00
|
|
|
|
Rata –
rata
|
57.73
|
|
|
|
Ketuntasan
|
22.73
|
|
Penjelasan mengenai aspek aktivitas belajar yang
dinilai menggunakan lembar observasi dengan 12 indikator, yaitu perhatian siswa
terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok, kemampuan dalam mengungkap
pendapat, memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok,
mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, membuat perencanaan dan
pembagian kerja yang matang, keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain,
saling membantu dan menyelesaikan masalah, memperhatikan apa yang disampaikan
guru, menanggapi pertanyaan dari guru dan menjawab pertanyaan dengan benar,
dapat menjawab soal dengan benar dan memberikan alasan dengan tepat dan dapat
mempraktikan materi pembelajaran. Hasil pengamatan pada kondisi awal
sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Tabel
4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aktivitas
Siswa pada Kondisi Awal
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Ket
|
1
|
Siswa Tuntas
|
6
|
|
2
|
Persentase Tuntas
|
27.27
|
|
3
|
Siswa Belum Tuntas
|
16
|
|
4
|
Persentase Belum Tuntas
|
72.73
|
|
5
|
Ketuntasan Klasikal
|
27.27
|
|
Berdasarkan data tersebut di atas maka peneliti
merasa perlu mengadakan perbaikan dalam masalah pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada siklus I. Dari
hasil analisis data
awal dari nilai
Tes formatif serta
observasi yang dilakukan
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Metode yang
digunakan guru tidak
membuat siswa tidak
belajar mengalami langsung. Dalam
penelitian ini guru
masih menggunakan metode ceramah
dalam pembelajaran IPS,
meskipun sesekali diselangi dengan metode
yang lainnya sehingga
kesan yang timbul
dalam proses belajar mengajar
tersebut ternyata proses
transfer informasi yang disampaikan secara lisan dari guru
kepada siswa.
b. Aktivitas siswa
dalam proses belajar-mengajar tampak
masih statis, sekedar mengejar
target kurikulum yang
telah ditentukan interaksi
guru dengan siswa bersifat satu arah dari guru kepada siswa sehingga
interaksi antara siswa dengan siswa jarang terjadi.
c. Tidak
adanya penggunaan alat peraga, sehingga kesan
yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar tersebut siswa tidak
bersemangat
Berdasarkan pada hasil observasi awal peneliti teraktivitas
untuk melakukan penelitian tindakan selanjutnya berupa penelitian tindakan
kelas. Hal ini penulis lakukan melihat latar belakang penggunaan metode secara
umum yang dilakukan oleh guru masih merujuk pada metode ceramah yang pada
intinya pembelajaran masih berpusat pada guru. oleh karena itu peneliti
berupaya memilih model pembelajaran Numbered
Head Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini
penulis membagi 2 siklus yakni siklus I dan siklus II.
2. Siklus
I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti membuat
berbagai perencanaan yaitu:
1) Menelaah
materi pembelajaran indikator yang perlu dicapai.
2) Menyusun perangkat pembelajaran sesuai
indikator yang telah ditetapkan sesuai dengan model pembelajaran NHT
3) Menyiapkan
lembar observasi untuk mengamati ketrampilan guru dan aktivitas siswa yang akan
digunakan dalam proses penelitian.
b. Tindakan
Pada siklus I kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan Model pembelajaran Numbered Head Together sebagai bagian
dari strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1) Membagi
para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 5 hingga 6siswa
dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor
yang berbeda.
2) Mengajukan
suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang
bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
3) Para
siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban tersebut.
4) Guru
menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
5) Memberikan
bimbingan kepada siswa untuk dapat menyimpulkan hasil kerja kelompok serta
memberikan penguatan terhadap hasil belajar yang diperoleh media pembelajaran.
Adapun
hasil tes formatif pada akhir
siklus pertama dijabarkan pada tabel berikut ini
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPSpada Siklus I
No
|
Kategori
|
Kondisi
Awal
|
|
Jumlah
|
%
|
||
1
|
Tuntas
|
11
|
50.00
|
2
|
Belum
Tuntas
|
11
|
50.00
|
Jumlah
|
22
|
100,00
|
|
Nilai
terendah
|
50.00
|
||
Nilai
tertinggi
|
80.00
|
||
Rata
– rata
|
64.09
|
||
Ketuntasan
|
50.00
|
Dari tabel di atas di atas dapat diterangkan bahwa pada
siklus pertamamengalami kenaikan menjadi 64,09. dan jumlah siswa yang telah
mencapai tingkat ketuntasan belajar 11 siswa (50,00%). Dari penjelasan di atas, peneliti bersama observer
sepakat bahwa pelaksanaan pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus II, karena
prestasi belajar siswa belum mencapai perolehan di atas KKM sebesar 70,00 dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai angka di
atas 85%.
c. Observasi
Penjelasan mengenai
aspek aktivitas belajar yang diamati dengan 12 indikator,
yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok,
kemampuan dalam mengungkap pendapat, memberi kesempatan berpendapat kepada
teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat,
membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, keputusan berdasarkan
pertimbangan anggota lain, saling membantu dan menyelesaikan masalah,
memperhatikan apa yang disampaikan guru, menanggapi pertanyaan dari guru dan
menjawab pertanyaan dengan benar, dapat menjawab soal dengan benar dan
memberikan alasan dengan tepat dan dapat mempraktikan materi pembelajaran. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran
pada siklus I sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi
Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Ket
|
1
|
Siswa Tuntas
|
14
|
|
2
|
Persentase Tuntas
|
63.64
|
|
3
|
Siswa Belum Tuntas
|
8
|
|
4
|
Persentase Belum Tuntas
|
36.36
|
|
5
|
Ketuntasan Klasikal
|
63.64
|
|
Dari data
pada tabel di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut pada siklus ke I,
siswa yang menunjukkan peningkatan keaktivan
siswa sebanyak 14 siswa atau 63,64% pada siklus ke I, siswa yang belum
meningkat keaktifan belajarnya sebanyak 8
siswa atau 36,36%.Melihat hasil
di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melanjutkan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus II keaktifan belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai dengan
indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
d. Refleksi
Refleksi tindakan pada siklus I ini lebih difokuskan
pada permaslahan yang muncul dan keberhasilan yang tampak selama pembelajaran.
Permasalahan dan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Guru kurang jelas dalam menjelaskan
materi dan kurang memperdalam materi.
2)
Aktivitas yang diberikan guru masih
kurang sehingga siswa masih ragu-ragu dalam berpendapat.
3)
Guru belum mampu mengelola kelas dengan
baik karena di tengah-tengah pembelajaran sebagian kecil siswa membuat gaduh
sehingga menjadikan pembelajaran kurang kondusif.
4)
Siswa masih belum terbiasa menanggapi
jawaban dari kelompok yang maju pada saat presentasi kelompok sehingga belum
terjadi interaksi yang baik saat kegiatan presentasi kelompok.
5)
Sebagian siswa tidak memperhatikan siswa
yang sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa lain.
6)
Keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPSmelalui model NHT masuk dalam kategori baik.
7)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS
melalui model NHT masuk dalam kategori baik.
Berdasarkan permasalahan yang muncul pada
pelaksanaan siklus I yang telah diuraikan di atas, maka hal yang perlu
diperbaiki atau direvisi untuk pelaksanaan tindakan berikutnya adalah :
1) Guru
memperdalam dalam menjelaskan materi krang meberikan penekanan.
2) Guru
memberikan aktivitas pada siswa untuk percaya diri dalam mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dengan penguatan positif.
3) Guru
menegur siswa yang membuat gaduh dengan berbagai cara baik secara halus ataupun
dengan sedikit penguatan negatif agar kondisi pembelajaran kondusif.
4) Guru
mengajak siswa untuk menanggapi setiap jawaban yang disampaikan oleh siswa dan
memancing siswa dengan pemberian reward berupa tanda bintang untuk siswa yang
mau menanggapi hasil diskusi.
3. Siklus
II
a. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan melalui
model NHT pada pembelajaran IPS dengan materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya melalui peta rupa bumi. Hasil
penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan pada siklus II ini akan
dipaparkan sebagai berikut
1) Menyiapkan
perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I
2) Menyusun
perangkat pembelajaran dengan indikator masalah terntang materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya melalui peta rupa bumi.
3) Menyiapkan
lembar observasi untuk mengamati ketrampilan guru dan aktivitas siswa yang akan
digunakan dalam proses penelitian.
b. Tindakan
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada
akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang
dilakukan Pada langkah ini beberapa hal yang diharapkan terlihat pada
perkembangan siswa antara lain :
1) siswa
merasa teraktivitas untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang materi yang
diajarkan sehinga berdampak pada peningkatan hasil belajar.
2) siswa
merasa bangga, puas dan percaya diri sehingga muncul suasana kelas yang lebih
semarak dan dan menyenangkan.
Sedangkan penjelasan mengenai pelaksanaan tindakan
pada siklus kedua sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1) Pada
awal pembelajaran peneliti menjelaskan secara singkat model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yang akan diterapkan kepada peserta didik.
2)
Peneliti menyajikan rencana atau tujuan
pembelajaran kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai
3)
Peneliti mempersilahkan semua peserta
didik untuk membuka dan mempelajari materi mendeskripsikan lembaga-lembaga negara
pada beberapa sumber belajar yang sudah dipersiapkan.
4)
Membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok, karena jumlah siswa sebanyak
28 orang maka terdapat 5 kelompok dengan anggota 5siswa dan 3 kelompok
beranggotakan 6 siswa dan tiap anggota diberi nomor 1 - 5 sesuai jumlah
anggotanya.
5)
Menyusun lembar kegiatan peserta didik, observasi, silabus
pembelajaran, dan alat evaluasi akhir siklus
6)
Peneliti memberikan pertanyaan atau
permasalahan pada peserta didik dengan mengacu pada pokok bahasan dan
kompetensi dasar yang akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama dalam
kelompok.
7)
Peneliti mengecek pemahaman peserta
didik dengan menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru, jawaban
peserta didik yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.
8)
Pada akhir pembelajaran peneliti
memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
9)
Pada akhir siklus dilakukan tes akhir
untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes. Hasil
dari tes pada akhir siklus ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
untuk tindakan berikutnya
Pada
siklus kedua ini dalam tahap pelaksanaan sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS pada Siklus II
No
|
Kategori
|
Kondisi
Awal
|
|
Jumlah
|
%
|
||
1
|
Tuntas
|
19
|
86.36
|
2
|
Belum
Tuntas
|
3
|
13.64
|
Jumlah
|
22
|
100,00
|
|
Nilai
terendah
|
60.00
|
||
Nilai
tertinggi
|
80.00
|
||
Rata
– rata
|
73.18
|
||
Ketuntasan
|
86.36
|
Dari tabel tentang di atas dapat diterangkan sebagai
berikut pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73,18 dan jumlah
siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 19 siswa (86,36%). Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan
observer menyimpulkan bahwa hasil tes prestasi belajar menunjukkan hasil 73,18. Hal ini menunjukkan bahwa tes prestasi belajar sudah
memenuhi kriteria keberhasilan karena berada di atas angka kriteria minimal ketuntasan (KKM) sebesar 70, dengan jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya
sebanyak 19
siswa (86,36%) dan telah mencapai
kriteria keberhasilan sebesar 85%.
c.
Observasi
Penjelasan mengenai
aspek aktivitas belajar yang diamati dengan 12 indikator,
yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok,
kemampuan dalam mengungkap pendapat, memberi kesempatan berpendapat kepada
teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat,
membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, keputusan berdasarkan
pertimbangan anggota lain, saling membantu dan menyelesaikan masalah,
memperhatikan apa yang disampaikan guru, menanggapi pertanyaan dari guru dan
menjawab pertanyaan dengan benar, dapat menjawab soal dengan benar dan
memberikan alasan dengan tepat dan dapat mempraktikan materi pembelajaran. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran
pada siklus I sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas
Siswa pada Siklus II
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Ket
|
1
|
Siswa Tuntas
|
20
|
|
2
|
Persentase Tuntas
|
90.91
|
|
3
|
Siswa Belum Tuntas
|
2
|
|
4
|
Persentase Belum Tuntas
|
9.09
|
|
5
|
Ketuntasan Klasikal
|
90.91
|
|
Dari data
pada tabel di atas dapat diperoleh
keterangan sebagai berikut pada siklus ke II, siswa yang menunjukkan
peningkatan keaktifan belajar
sebanyak 20 siswa atau 90,91%, pada siklus ke II, dan terdapat 2
siswa atau 9,09% siswa yang belum meningkat keaktifan belajarnya.Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa
keaktifan belajar mencapai angka 90,91%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 85%
sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
siklus II
d.
Refleksi
Dari analisis hasil penelitian siklus II, diperoleh
data berupa hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model NHT. Data tersebut kemudian
dianalisis kembali bersama guru kolaborator (observer) sebagai bahan
prtimbangan untuk memperbaiki pembelajaran
selanjutnya. Refleksi tindakan pada siklus II ini lebih difokuskan pada
permaslahan yang muncul dan keberhasilan yang tampak selama pembelajaran.
Permasalahan dan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Sebagian besar siswa sudah memahami
materi pembelajaran.
2)
Media yang dibuat sudah dikemas lebih
menarik karena ditambahkan efek suara.
3)
Keterampilan guru meningkat dibandingkan
dengan siklus- siklus sebelumnya.
4)
Aktivitas siswa juga meningkat dan telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya ketuntasan klasikal 85%.
5)
Pada saat kegiatan presentasi hasil
diskusi tidak ada siswa yang membuat kegaduhan atau mengganggu jalannya
presentasi sehingga presentasi lancar.
B. Hasil
Penelitian
Pada studi awal
dimana peneliti menggunakan metode pembelajaran klasikal, ternyata hasil
ketuntasan belajar sangat mengecewakan, yaitu 5 siswa atau sebesar 22,73% yang tuntas belajar dari 22 orang siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran.
Upaya perbaikan yang dilakukan adalah menggukana model NHT akan sangat
membantu dalam membangkitkan aktivitas
belajar siswa, ini
terbukti dari hasil
belajar yang diberikan
pada setiap siklusnya
mengalami peningkatan di mana
pada siklus I
nilai rata-rata yang
diperoleh siswa studi awal sebesar 57,73, pada siklus I
nilai rata-rata yang
diperoleh siswa adalah
64,09 dan pada siklus II
rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,18. Rekapitulasi nilai
hasil Tes formatif siswa dari kondisi awal, siklus I
sampai dengan siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel
4.7 Nilai
Hasil Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I
dan Siklus II
No
|
Kegiatan
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
||
Jml
|
%
|
Jml
|
%
|
|||
1
|
Pra Siklus
|
57.73
|
5
|
22.73
|
17
|
77.27
|
2
|
Siklus I
|
64.09
|
11
|
50.00
|
11
|
50.00
|
3
|
Siklus II
|
73.18
|
19
|
86.36
|
3
|
13.64
|
Dari tabel di atas dapat dijelaskan peningkatan
nilai hasil dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II secara terperinci sebagai berikut :
1.
Siswa
Tuntas Belajar
a. Pada
temuan awal siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 22,73% dari 22 siswa.
b. Pada
siklus I siswa yang tuntas sebanyak 11
siswa atau 50,00% dari 22 siswa
c. Pada
siklus II siswa yang tuntas sebanyak 19
siswa atau 86,36% dari 22 siswa
2.
Siswa
Belum Tuntas Belajar
a. Pada
temuan awal siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 77,27% dari 22 siswa.
b. Pada
siklus I siswa yang belum tuntas
sebanyak 11 siswa atau 50,00% dari 22 siswa
c. Pada
siklus II siswa yang belum tuntas
sebanyak 3 siswa atau 13,64% dari 22 siswa.
Untuk memperjelas, maka dari penjelasan sebagaimana
tersebut di atas dalam bentuk tabel sebagaimana di bawah ini :
Untuk memperjelas kenaikan ketuntasan belajar siswa
dan penurunan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram batang di
bawah ini :
Gambar 4.1 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sebelum
dilaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penerapan model NHT pada pembelajaran IPS, diperoleh keterangan
sebagai berikut nilai rata-rata hasil belajar mengalami kenaikan dari siklus
awal 57,73, pada siklus I
nilai rata-rata yang
diperoleh siswa adalah
64,09 dan pada siklus II
rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,18.
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa
dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Pada Siklus I dan II
Keberhasilan proses perbaikan pembelajaran tidak
hanya dilihat dari peningkatan hasil belajar atau nilai Tes formatif saja. Aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaran juga merupakan indikator keberhasilan
dalam proses pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang telah diisi oleh observer selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Fokus
observasi difokuskan pada aspek-aspek bisa menjawab, mau bertanya dan aktif
dalam kegiatan diskusi. Hasil observasi pada pelaksanaan kegiatan perbaikan
pembelajaran menunjukkan hasil yang positif, dan dibuktikan dengan adanya
peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya.
Secara rinci penjelasan mengenai peningkatan aktivitas
siswa dalam proses perbaikan pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel
4.8 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus
II
No
|
Uraian
|
Jumlah Siswa
|
Siswa Tuntas
|
Siswa Belum Tuntas
|
||
Frekuensi
|
%
|
Frekuensi
|
%
|
|||
1
|
Awal
|
22
|
6
|
27.27
|
16
|
72.73
|
2
|
Siklus
I
|
22
|
14
|
63.64
|
8
|
36.36
|
3
|
Siklus
II
|
22
|
20
|
90.91
|
2
|
9.09
|
Secara jelas peningkatan aktivitas siswa selama
proses perbaikan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.3 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan II
Dari hasil observasi mengenai aktivitas siswa
tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena
peningkatan aktivitas siswa mencapai angka 90,91% dari 85% batasan minimal yang
telah ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran.
Atas dasar pertimbangan sebagaimana diurakan di
atas, maka peneliti dan observer sepakat memutuskan bahwa kegiatan perbaikan
pembelajaran diakhiri pada siklus II.
C. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan
pembelajaran tipe Numbered HeadsTogether (NHT). Kondisi awal penelitian
diperoleh melalui hasil analisis pada kegiatan prasiklus. Berdasarkan hasil
kegiatan prasiklus tersebut diketahui bahwa pelaksanana proses pembelajaran di kelas
IX SMPN .........mempunyai permasalahan diantaranya (1) metode pembelajaran
konvensional yang lebih menitik beratkan pada kegiatan pengajaran ceramah,
karena selain sederhana dan mudah dilaksanakan, metode ini juga tidak memakan
banyak waktu. Tetapi metode ini memberikan kesan siswa cenderung hanya sebagai
obyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, (2)
sebagian siswa berpendapat bahwa pelajaran IPS dianggap sulit, sehingga
berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, dan (3) penggunaan
model, metode dan media pembelajaran yang belum tepat sesuai dengan
karakteristik siswa sehingga fungsi model, metode dan media pembelajaran
sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran belum sesuai dengan pemahaman
siswa. Hal ini berakibat pada rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini
difokuskan pada 2 aspek yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa sebagaimana
dijelaskan di bawah ini.
1. Aktivitas Belajar
Setelah
melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
Numbered Heads Together (NHT) ini, aktivitas belajar siswa dapat meningkat, sebagaimana pengamatan dari siklus I sampai dengan siklus II. Tidak lupa, pada setiap siklusnya penulis dan guru mengadakan refleksi sehingga pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) ini menjadi lebih baik.
Numbered Heads Together (NHT) ini, aktivitas belajar siswa dapat meningkat, sebagaimana pengamatan dari siklus I sampai dengan siklus II. Tidak lupa, pada setiap siklusnya penulis dan guru mengadakan refleksi sehingga pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) ini menjadi lebih baik.
Berdasarkan
hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II dengan
menggunakan 12 indikator yaitu perhatian
siswa terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok, kemampuan dalam mengungkap
pendapat,
memberi kesempatan berpendapat
kepada teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat,
membuat perencanaan dan pembagian
kerja yang matang, keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain,
saling membantu dan menyelesaikan
masalah,
memperhatikan apa yang disampaikan
guru,
menanggapi pertanyaan dari guru dan
menjawab pertanyaan dengan benar, dapat menjawab soal dengan benar dan
memberikan alasan dengan tepat, dapat mempraktikan materi pembelajaran,
menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran meningkat. Pada
kondisi awal hanya terdapat 6 siswa atau
27,27% yang dinyatakan tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 14 siswa atau 63,64%
, dan pada siklus II meningkat menjadi 90,91%
atau 20 siswa dinyatakan meningkat aktivitas belajarnya.
Hal ini
mengindikasikan bahwa kesadaran siswa akan keberhasilan dalam pembelajaran
sangatlah penting. Peningkatan tersebut karena adanya kesadaran akan kebutuhan
mereka dalam belajar. Dan juga, karena himbauan guru agar saat mempresentasikan
jawaban ke depan kelas tidak membawa catatan hasil diskusi kelompok. Dengan
begitu, siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan memahami materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
2.
Hasil Belajar
Adapun untuk
mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa, peneliti melakukan tes
pada akhir pembelajaran setiap siklusnya. Setelah melakukan penelitian tindakan
kelas ini, diketahui bahwa ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa.
Hasil tes
menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata nilai dari pra siklus, siklus I ke
siklus II yang tadinya 57,73 menjadi 64,09 dan 73,18 pada siklus terakhir dengan penjelasan
ketuntasan belajar dari 5 siswa (22.73%) pada kondisi awal, meningkat menjadi
11 siswa (50,00%) dan 19 siswa (86,36%) pada siklus kedua. Hal ini dikarenakan
metode pembelajaran yang digunakan membuat siswa lebih aktif didalam proses
pembelajaran, yang mana pada prakteknya menuntut siswa untuk lebih keras dalam
memahami materi yang disampaikan. Hal ini tidak terlepas pada saat siswa mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas, mereka tidak tahu siapa yang akan maju ke depan
kelas. Dengan adanya hal tersebut, siswa seolah-olah mempunyai dorongan/
motivasi untuk memahami materi yang telah disampaikan.
Hal ini dapat
peneliti simpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif type Numbered Head Together (NHT) selain meningkatkan
aktivitas siswa juga meningkatkan hasil belajar siswa serta respon siswa
menunjukan respon positif. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini, yang menyatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif type numbered head together(NHT) dalam materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya melalui peta rupa bumi,
maka aktivitas hasil belajar siswa kelas IX SMPN .........Semester 1 Tahun
Pelajaran 2017/2018 menunjukkan peningkatan yang signifikan dan dapat diterima.
Lampiran : 1
|
KOP SEKOLAH + LOGGO
|
SURAT IJIN PENELITIAN
No. ...................................
Sehubungan dengan rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) di ……………. Kecamatan …………. Kabupaten ………………… oleh :
Nama
|
:
|
……………………….
|
NIP
|
:
|
………………………..
|
Pangkat/Gol
|
:
|
………………………
|
Unit Kerja
|
:
|
……………
|
Judul
|
:
|
…………………………….
|
Pada prinsipnya kami memberikan ijin kepada yang
bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan
penelitian dimaksud untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan kepada yang berkepentingan untuk menjadikan
periksa.
Mengetahui ……………………………
Kepala UPT Dinas
............... Kepala
Sekolah
.................................... ...........................
NIP.
.......................... NIP.
........................
Lampiran 2
JURNAL KEGIATAN PENELITIAN
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
|
Persiapan Penelitian
|
|
|
a.
Pengajuan Permohonan Ijin
|
1 Agustus 2017
|
|
b.
Indentifikasi Masalah
|
3-4 Agustus 2017
|
|
c.
Diskusi Penentuan Masalah
|
5 Agustus 2017
|
2
|
Pelaksanaan Penilaian Pra Tindakan
|
7 Agustus 2017
|
3
|
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
|
|
|
a.
Penentuan Rencana Tindakan
|
11-12 Agustus 2017
|
|
b.
Pelaksanaan Rencana Tindakan
|
|
|
Pertemuan Pertama
|
14 Agustus 2017
|
|
Pertemuan Kedua
|
16 Agustus 2017
|
|
c.
Observasi
|
18-19 Agustus 2017
|
|
d.
Refleksi
|
21-22 Agustus 2017
|
4
|
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
|
|
|
a.
Penentuan Rencana Tindakan
|
25-25 Agustus 2017
|
|
b.
Pelaksanaan Rencana Tindakan
|
|
|
Pertemuan Pertama
|
28 Agustus 2017
|
|
Pertemuan Kedua
|
30 Agustus 2017
|
|
c.
Observasi
|
4-5 September 2017
|
|
d.
Refleksi
|
6-7 September 2017
|
5
|
Pengolahan Data
|
11-16 September 2017
|
6
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
a.
Penyusunan Draf Penelitian
|
15-23 September 2017
|
|
b.
Penyempurnaan Draf
|
25-30 September 2017
|
|
c.
Finishing
|
2-7 Oktober 2017
|
Mengetahui .........................., 4 Agustus 2017
Kepala
Sekolah Peneliti
………………. ………………………
NIP.
………………….. NIP.………………….
Lampiran : 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan :
SMPN
2 .........
Mata Pelajaran :
IPS
Kelas/Semester : IX /Ganjil
Tahun Pelajaran :
2017/2018
Alokasi :
4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )
Hari/Tgl. Pelaksanaan : Senin dan Rabu, 14 dan
16 Agustus 2017
A. Kompetensi inti
No
|
Kompetensi Inti
|
1
|
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
|
2
|
Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
3
|
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
|
4
|
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
|
B. Kompetensi Dasar dan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD)
|
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
|
3.1
Memahamiperubahan
keruangan daninteraksiantarruangnegara-negaraAsia danbenualainnyayang
diakibatkanfaktoralam, manusiadanpengaruhnya
terhadapkeberlangsungankehidupanmanusiadalamekonomi, sosial, pendidikan
danpolitik.
|
3.1.1
Menjelaskan Kondisi geografis
Benua Asia dan Benua lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata
air, tanah, flora dan fauna) melalui peta rupa bumi
|
C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan
setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapatmengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan kondisi Geografis benua asia dan benua lainnya
D.
Materi Pembelajaran
Benua Asia dan Benua lainnya (letak dan
luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) melalui peta
rupa bumi
C. Metode
Tanya jawab, diskusi, analisis, penugasan, Numbered Head Together
D. Langkah-Langkah Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan
I
1.
Pendahuluan
a. Apersepsi
1) Mempersiapkan kelas
dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain)
2) Melaksanakan kegiatan tanya jawab seputar
materi pembelajaran yang akan dibahas.
b. Memotivasi
Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan.
c. Memberikan informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
a. Identifikasi masalah yang timbul berdasarkan hasil
observasi awal peneliti terhadap kondisi peserta didik dan guru
b. Merencanakan tindakan dengan ilustrasi PTK antara
guru dan peneliti sebagai mitra kolaboratif dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPS materi Benua Asia dan Benua
lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan
fauna) melalui peta rupa bumi.
c. Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas
yang akan dilaksanakan dengan bantuan guru.
d.
Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok, karena jumlah siswa sebanyak 22 orang maka
terdapat 2 kelompok dengan anggota 5 orang dan 2 kelompok beranggotakan 6 orang dan tiap anggota diberi nomor 1 - 5 sesuai jumlah
anggotanya.
e.
Menyusun lembar kegiatan peserta didik,
observasi, silabus pembelajaran, dan alat evaluasi akhir siklus
a. Pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan secara
singkat model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan diterapkan kepada
peserta didik.
b. Peneliti menyajikan rencana atau tujuan
pembelajaran kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai
c. Peneliti mempersilahkan semua peserta didik untuk
membuka dan mempelajari materi Benua Asia dan Benua
lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan
fauna) melalui peta rupa bumipada beberapa sumber
belajar yang sudah dipersiapkan.
d. Peneliti memberikan pertanyaan atau permasalahan
pada peserta didik dengan mengacu pada pokok bahasan dan kompetensi dasar yang
akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok.
e. Peneliti mengecek pemahaman peserta didik dengan
menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang
sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru, jawaban peserta didik yang
ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.
a. Pada akhir pembelajaran peneliti memfasilitasi
peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan
pada akhir pembelajaran.
3. Penutup
Guru
memberi tugas rumah kepada siswa (secara berkelompok) untuk mempersiapkan
materi selanjutnya.
Pertemuan
II
1.
Pendahuluan
a. Apersepsi
1) Mempersiapkan kelas
dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain)
2) Melaksanakan kegiatan tanya jawab seputar
materi pembelajaran yang akan dibahas.
b. Memotivasi
Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan.
c. Memberikan informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai.
2.
Kegiatan Inti
a. Identifikasi masalah yang timbul berdasarkan hasil
observasi awal peneliti terhadap kondisi peserta didik dan guru
b. Merencanakan tindakan dengan ilustrasi PTK antara
guru dan peneliti sebagai mitra kolaboratif dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPSmateri Benua Asia dan Benua
lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan
fauna) melalui peta rupa bumi.
c. Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas
yang akan dilaksanakan dengan bantuan guru.
d.
Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok, karena jumlah siswa sebanyak 22 orang maka
terdapat 2 kelompok dengan anggota 5 orang dan 2 kelompok beranggotakan 6 orang dan tiap anggota diberi nomor 1 - 5 sesuai jumlah
anggotanya. Pembagian kelompok mengutamakan kepada2 orang siswa yang pada pertemuan pertama belum
mendapatkan nomor urut 1-5
e.
Menyusun lembar kegiatan peserta didik,
observasi, silabus pembelajaran, dan alat evaluasi akhir siklus
f. Pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan secara
singkat model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan diterapkan kepada
peserta didik.
g. Peneliti menyajikan rencana atau tujuan
pembelajaran kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai
h. Peneliti mempersilahkan semua peserta didik untuk
membuka dan mempelajari materi Benua Asia dan Benua
lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan
fauna) melalui peta rupa bumipada beberapa sumber
belajar yang sudah dipersiapkan.
i. Peneliti memberikan pertanyaan atau permasalahan
pada peserta didik dengan mengacu pada pokok bahasan dan kompetensi dasar yang
akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok.
j. Peneliti mengecek pemahaman peserta didik dengan
menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang
sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru, jawaban peserta didik yang
ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.
b. Pada akhir pembelajaran peneliti memfasilitasi
peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan
pada akhir pembelajaran.
c. Pada akhir siklus dilakukan tes akhir untuk
mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes. Hasil dari tes
pada akhir siklus ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
tindakan berikutnya.
3. Penutup
a.
Mengadakan post test pada akhir
pertemuan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.
b.
Guru memberi tugas rumah kepada
siswa (secara berkelompok) untuk mempersiapkan materi selanjutnya.
E. Media/alat,Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat:
Ø Media LCD
projector,
Ø Laptop,
Ø Bahan Tayang
2.
SumberBelajar
1.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran IPS Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran IPS Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3.
Sumber
lain yang relevan
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
(dalam proses pembelajaran)
b. Tes lisan
(setiap akhir pembelajaran)
c. Penugasan
(pekerjaan rumah)
2. Bentuk Instrumen
Lembar Kerja Siswa
Tes Pilihan Ganda
3. Kunci Jawaban
1. c
2. a
3. b
4. a
5. d
6. d
7. b
8. c
9. b
10.
a
4. Pedoman Penilaian
Pedoman
Penilaian tes formatif untuk tiap siklus
adalah sama, yaitu :
Perolehan Skor
NA = -------------------------- x 100
Skor Maksimal
G. Tindak Lanjut
1.
Diadakan perbaikan bagi siswa yang
mendapat nilai kurang dari KKM
2.
Diadakan pengayaan bagi siswa yang
mendapat nilai lebih dari KKM
Mengetahui ……………, 14 Agustus 2017
Kepala
Sekolah Peneliti
……………………… ………………….
NIP.
………………… NIP.………………
Untuk mendapatkan file lengkap............... silahkan klik disini