Friday 29 March 2019

PTK IPS SMP KURIKULUM 2013


LOGO








LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KONDISI GEOGRAFIS BENUA ASIA DAN BENUA LAINNYA  MELALUI PETA RUPA BUMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA
KELAS IX  SMPN .........SEMESTER 1
 TAHUN PELAJARAN 2017/2018




Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
dari Golongan ........ ke ........





Oleh


…………….
NIP. ………………………







SMP NEGERI 2 .........
Jl. Raya ………………………………………………………………
2017

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSSROOM ACTION RESEARCH)


1.   a.  Judul Penelitian         :    Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar IPS Materi Kondisi Geografis Benua Asia dan Benua Lainnya  melalui Peta Rupa Bumi menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together Siswa Kelas IX  SMPN .........Semester 1  Tahun Pelajaran 2017/2018
       b. Kategori Penelitian     :    Penelitian Tindakan Kelas
2.    Identitas Peneliti
            a.                                 Nama Lengkap            :           ……………………………….….
            b.                                 NIP      :           ……………………………….….
            c.                                 Pangkat / Golongan     :           ……………………………….….
            d.                                Jabatan             :           Guru Mata Pelajaran
            e.                                 Sekolah            :           SMPN 2 .........
3.     Jumlah peneliti               :    1 orang
4.     Lokasi                             :    Kelas IX SMPN 2 .........
5.     Jangka waktu                 :    3 (tiga) bulan
                                                    (Bulan Agustus 2017 s.d Oktober 2017)


                        Mengetahui                                       ........., 9 Oktober 2017
                     Kepala Sekolah                                                Peneliti  




          …………………….……….                      …………………………..
        NIP. ………………………….            NIP. ……………………………….

 

Mengesahkan

Pengawas Sekolah

 

 




…………………………………..
NIP. …………………..



ABSTRAK


Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkatkan dengan menerapkan Model Pembelajaran tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran IPS di IX SMPN ......... Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian adalah Penelitian tindakan kelas ini dengan tahapan masing-masing siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMPN ......... Tahun Pelajaran 2017/2018 sebanyak 22 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data yang digunakan yaitu, teknik triangulasi data. Triangulasi data disini dengan membandingkan hasil tes dengan hasil observasi yang telah dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum Hasil belajar siswa kelas di IX SMPN ......... Tahun Pelajaran 2017/2018  dalam mata pelajaran IPS di tingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Head Together pada pembelajaran. Pada observasi awal aktivitas belajar menunjukkan peningkatan dari 6 siswa atau 27,27% yang dinyatakan tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 14 siswa atau 63,64% , dan  pada siklus II meningkat menjadi 90,91% atau 20 siswa dinyatakan meningkat aktivitas belajarnya, dan rata-rata hasil belajar studi awal sebesar 57,73 menjadi 64,09 dan 73,18  pada siklus terakhir dengan penjelasan ketuntasan belajar dari 5 siswa (22.73%) pada kondisi awal, meningkat menjadi 11 siswa (50,00%) dan 19 siswa (86,36%) pada siklus kedua. Dari perolehan angka-angka di atas dapat disimpulan bahwa pada siklus kedua, proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua. Dengan menggunakan model Pembelajaran tipe STAD Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas IX SMPN 2 ........., meningkat dan penelitian ini dapat diterima”.

 Kata Kunci : aktivitas, hasil belajar, tipe numbered head together

 


KATA PENGANTAR



Syukur Alhamdullilah kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis  dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas di SMPN .........dengan lancar. Laporan ini dibuat oleh penulis dalam rangka memenuhi pengajuan  pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan ke …….
Terselesaikannya penelitian ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan pada kesempatan ini ijinkan peulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.      Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bener Meriah atas Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
2.      Pengawas SMP/SMA Dinas Pendidikan Kabupaten  Bener Meriah, atas Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung
3.      Kepala sekolah SMPN .........yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
4.      Bapak dan Ibu Guru SMPN .........yang telah membimbing dan memotifasi serta mengarahkan kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas  ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dan akhirnya saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan untuk itu, saya berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang membangun. Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
                                                                                   .........,      Oktober 2017

                                                                                                Peneliti



DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL.............................................................................................       i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................      ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................     iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................     iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................      v
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................     vi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................    vii
ABSTRAK.........................................................................................................   viii

BAB      I      PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah.........................................................      1
B.       Identifikasi Masalah ..............................................................      4
C.       Rumusan Masalah .................................................................      4
D.      Tujuan Penelitian ...................................................................      5
E.       Manfaat Hasil  Penelitian ......................................................      5
BAB      II     KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori ...........................................................................      7
B.   Kerangka Berpikir .................................................................    21
C.   Hipotesis Penelitian ...............................................................    23
BAB     III    METODE PENELITIAN
A.      Setting Penelitian...................................................................    24
B.       Metode dan Rancangan Penelitian.........................................    24
C.       Subjek Penelitian ...................................................................    25
D.      Teknik Pengumpulan Data ....................................................    25
E.       Validitas Data........................................................................    26
F.        Teknik Analisa Data ..............................................................    27
G.      Prosedur Penelitian ................................................................    28
H.      Kriteria dan Indikator Keberhasilan.......................................    31

BAB     IV    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Deskripsi Data........................................................................   33
B.   Hasil Penelitian.......................................................................    43
C    Pembahasan............................................................................    46

BAB      V     SIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan ............................................................................    50
B.   Saran.......................................................................................    51

DAFTAR PUSTAKA           
LAMPIRAN-LAMPIRAN



                                                                              
DAFTAR TABEL

TABEL                                                                                                       Halaman

Tabel   3.1     Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa.........      27
Tabel   4.1     Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Kondisi Awal...........................      33
Tabel   4.2     Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal                   34
Tabel   4.3     Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS pada  Siklus I                     36
Tabel   4.4     Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I                    37
Tabel   4.5     Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS pada  Siklus II                   41
Tabel   4.6     Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus II                   42
Tabel   4.7     Nilai Hasil Tes Formatif Temuan Awal,  Siklus I dan Siklus II..      43
Tabel   4.8     Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II                                                                                                           46






















DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                                                  Halaman

Gambar 2.1     Diagram Kerangka Berpikir......................................................      23
Gambar 3.1     Alur Penelitian Tindakan Kelas................................................      25
Gambar  4.1     Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II                      44
Gambar  4.2     Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa  Pada Siklus I dan II                    45
Gambar  4.3     Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan II          .................................................................................................. 46































DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN                                                                                                             

Lampiran    1     Surat Ijin Penelitian
Lampiran    2     Surat Pernyataan Kesediaan menjadi Observer
Lampiran    3     Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran    4     Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran    5     Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran    6     Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran    7     Analisis Data Hasil Penelitian
Lampiran    8     Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran    9     Daftar Hadir Siswa
Lampiran    10   Dokumentasi  Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II






BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh manajemen pengajaran guru, sebab gurulah yang berperan sebagai aktor sekaligus sutradara. Berhasil tidaknya suatu proses pengajaran juga sangat ditentukan oleh usaha guru dalam memberikan motivasi kepada peserta didik.Oleh karena itu faktor guru sangat dominan sekali dalam mempengaruhi kualitas pengajaran. Hal ini tidak berarti faktor-faktor yang lain tidak turut andil dalam mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar,hanya saja yang paling dominan adalah guru. Variabel guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas pengajaran adalah kompetensi profesional yang dimilikinya,misalnya bidang kognitif seperti penguasaan bahan, bidang sikap seperti mencintai profesi dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa dan lain-lain.
Belajar adalah petualangan seumur hidup,perjalanan ekplorasi tanpa akhir untuk menciptakan pemahaman personal kita sendiri. Petualangan itu haruslah melibatkan kemampuan untuk secara terus-menerus menganalisis dan
meningkatkan cara belajar. Belajar harus dimulai jauh sebelum hari pertama
masuk sekolah dan berlangsung seumur hidupnya. Mengacu dari pendapat
tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan
terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum.
 Permasalahan yang dihadapi siswa di SMPN .........khususnya di kelas IX adalah hasil belajar IPS yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Sebagian siswa berpendapat bahwa pelajaran IPS dianggap sulit, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya pemahaman siswa terhadap materi IPS tentang kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi. Taraf berpikir siswa masih berada pada tingkat konkret, mereka masih kesulitan untuk membayangkan tentang pemerintahan negara, mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda.
Hasil pelaksanaan kegiatan awal penelitian menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi. Dari 22 siswa yang mengikuti kegiatan awal penelitian, hanya terdapat 5 siswa atau 22,73% yang dinyatakan tuntas, sedangkan sisanya sebanyak 17 siswa atau 77,27% dinyatakan belum tuntas dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 57,73.
Penggunaan media dengan metode yang tepat akan mempercepat siswa
dalam memahami suatu tema tertentu. Fungsi media dalam pembelajaran tidak
hanya sekedar alat bantu guru,melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.Dengan demikian seorang guru dapat memusatkan tugasnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran.
Guru selaku orang yang paling bertanggung jawab di dalam pendidikan
formal di sekolah, seharusnya selalu aktif dan kreatif dalam berusaha
meningkatkan hasil belajar anak didiknya. Guru harus selalu mencari alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, dengan harapan siswa akan merasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah maupun mengerjakan tugas belajar di rumah. Guru juga harus berusaha bagaimana menjadikan suasana kelas menjadi menarik sehingga para siswa menjadi nyaman di kelas. Dengan metode yang tepat artinya sesuai dengan keadaan saat itu maka akan ditemukan pembelajaran yang efektif dan menarik. Metode antar kelas,dari tahun ke tahun tidaklah harus sama. Situasi inilah yang menuntut para guru untuk kreatif menemukan metode yang tepat.
Pada umumnya guru cenderung menggunakan metode pembelajaran
konvensional yang lebih menitikberatkan pada kegiatan pengajaran ceramah,
karena selain sederhana dan mudah dilaksanakan, metode ini juga tidak memakan banyak waktu. Tetapi metode ini memberikan kesan siswa cenderung hanya sebagai obyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.Menurut Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2010 : 12) mengemukakan bahwa kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Sedangkan menurut Abdorrakhman Gintings (2008:216) kooperatif adalah kerjasama antara siswa yang berbeda tingkatan kemampuannya.
Berdasarkan pendapat diatas belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat tanpa melihat tingkatan kemampuan siswa. Jadi dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Oleh sebab itu, model ini sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerjasama dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapinya. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode, salah satu diantaranya adalah Numbered Heads Together (NHT). NHT ini dapat digunakan sebagai metode yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Tujuan dari metode Numbered Heads Together (NHT) ini adalah hasil belajar akademik meningkat dan siswa dapat menerima beragam pendapat dari temannya, serta berkembangnya keterampilan sosial.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together terhadap hasil belajar siswa dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan aktivitas dan hasil belajarIPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together pada Siswa kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B.  Identifikasi Masalah
Dari penjelasan pada latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan pembelajaran yang muncul, diantaranya :
1.      Metode pembelajaran konvensional yang lebih menitik beratkan pada kegiatan pengajaran ceramah, karena selain sederhana dan mudah dilaksanakan, metode ini juga tidak memakan banyak waktu. Tetapi metode ini memberikan kesan siswa cenderung hanya sebagai obyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
2.      Sebagian siswa berpendapat bahwa pelajaran IPS dianggap sulit, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa
3.      Penggunaan model, metode dan media pembelajaran yang belum tepat sesuai dengan karakteristik siswa sehingga fungsi model, metode dan media pembelajaran sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran belum sesuai dengan pemahaman siswa
C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah :
1.    Bagaimana proses pembelajaran IPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi pada siswa kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan menggunakan modelpembelajaran Numbered Head Together ?
2.    Bagaimana peningkatan aktivitas belajarIPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi pada siswa kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018 melaluipenerapan modelpembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan?
3.    Bagaimana peningkatan hasil belajarIPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi pada siswa kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan modelpembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan?

D.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah di atas , maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk:
1.  Mengetahui pelaksanaan pembelajaran modelNumbered Head Togetherpadapembelajaran IPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi siswa kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi  melalui model pembelajaran Numbered Head Togethersiswa kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018.
3.  Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumimelalui modelpembelajaran Numbered Head Togethersiswa kelas IXSMPN .........Tahun Pelajaran 2017/2018.
E.  Manfaat Hasil Penelitian
1.    Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di pendidikan Sekolah Dasar, serta dapat menjadi bahan referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS dengan menggunakan modelpembelajaran Numbered Head Together.
2.    Manfaat Praktis
a.    Bagi siswa
1)   Meningkatkan semangat belajar dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung sehingga diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS
2)   Meningkatkan keberanian siswa dalam mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran meningkat.
3)   Siswa dapat memahami mengenai materi secara maksimal sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
b.    Bagi guru
1)   Proses pembelajaran lebih kreatif dan menyenangkan sehingga pelaksanaan pembelajaran menjadi tidak membosankan serta meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pembelajaran..
2)   Guru memperoleh tambahan wawasan pengetahuan dan gambaran tentang bagaimana mengajar agar lebih efektif dan efisien.
3)   Guru mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya terutama mata pelajaran IPS.
c.    Bagi sekolah
1)   Dapat meningkatkan kualitas pendidikan
2)   Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dalam peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa.




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Deskripsi Data
1.    Kondisi Awal
Data penelitian diperoleh dari data observasi berupa pengamatan pengelolaan model pembelajaran Numbered Head Together dan pengamatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan model pembelajaran Numbered Head Together yang digunakan untuk pengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Numbered Head Together dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru dan siswa. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together pada kondisi awal sebagaimana dijelaskan tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Kondisi Awal

No
Kriteria
Kondisi Awal
Ket
Jumlah
%
1
Tuntas
5
22.73

2
Belum Tuntas
17
77.27


Jumlah
22
100.00


Nilai terendah
40.00


Nilai tertinggi
70.00


Rata – rata
57.73


Ketuntasan
22.73


Penjelasan mengenai aspek aktivitas belajar yang dinilai menggunakan lembar observasi dengan 12 indikator, yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok, kemampuan dalam mengungkap pendapat, memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain, saling membantu dan menyelesaikan masalah, memperhatikan apa yang disampaikan guru, menanggapi pertanyaan dari guru dan menjawab pertanyaan dengan benar, dapat menjawab soal dengan benar dan memberikan alasan dengan tepat dan dapat mempraktikan materi pembelajaran. Hasil pengamatan pada kondisi awal sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal

No
Uraian
Jumlah
Ket
1
Siswa Tuntas
6

2
Persentase Tuntas
27.27

3
Siswa Belum Tuntas
16

4
Persentase Belum Tuntas
72.73

5
Ketuntasan Klasikal
27.27


Berdasarkan data tersebut di atas maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan dalam masalah pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus I. Dari  hasil  analisis  data  awal  dari  nilai  Tes  formatif  serta  observasi  yang dilakukan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Metode  yang  digunakan  guru  tidak  membuat  siswa  tidak  belajar mengalami  langsung.  Dalam  penelitian  ini  guru  masih  menggunakan metode  ceramah  dalam  pembelajaran  IPS,  meskipun  sesekali  diselangi dengan  metode  yang  lainnya  sehingga  kesan  yang  timbul  dalam  proses belajar  mengajar  tersebut  ternyata  proses  transfer  informasi  yang disampaikan secara lisan dari guru kepada siswa.
b.      Aktivitas  siswa  dalam  proses  belajar-mengajar  tampak  masih  statis, sekedar  mengejar  target  kurikulum  yang  telah  ditentukan  interaksi  guru dengan siswa bersifat satu arah dari guru kepada siswa sehingga interaksi antara siswa dengan siswa jarang terjadi.
c.       Tidak adanya penggunaan alat peraga, sehingga kesan  yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar tersebut siswa tidak bersemangat
Berdasarkan pada hasil observasi awal peneliti teraktivitas untuk melakukan penelitian tindakan selanjutnya berupa penelitian tindakan kelas. Hal ini penulis lakukan melihat latar belakang penggunaan metode secara umum yang dilakukan oleh guru masih merujuk pada metode ceramah yang pada intinya pembelajaran masih berpusat pada guru. oleh karena itu peneliti berupaya memilih model pembelajaran Numbered Head Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini penulis membagi 2 siklus yakni siklus I dan siklus II.
2.    Siklus I
a.    Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti membuat berbagai perencanaan yaitu:
1)   Menelaah materi pembelajaran indikator yang perlu dicapai.
2)   Menyusun perangkat pembelajaran sesuai indikator yang telah ditetapkan sesuai dengan model pembelajaran NHT
3)   Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan guru dan aktivitas siswa yang akan digunakan dalam proses penelitian.
b.    Tindakan
Pada siklus I kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan Model pembelajaran Numbered Head Together sebagai bagian dari strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1)   Membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 5 hingga 6siswa dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.
2)   Mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
3)   Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
4)   Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
5)   Memberikan bimbingan kepada siswa untuk dapat menyimpulkan hasil kerja kelompok serta memberikan penguatan terhadap hasil belajar yang diperoleh media pembelajaran.
Adapun  hasil  tes formatif pada akhir siklus pertama dijabarkan pada tabel berikut ini 
Tabel     4.3    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPSpada  Siklus I

No
Kategori
Kondisi Awal
Jumlah
%
1
Tuntas
11
50.00
2
Belum Tuntas
11
50.00

Jumlah
22
100,00

Nilai terendah
50.00

Nilai tertinggi
80.00

Rata – rata
64.09

Ketuntasan
50.00

Dari tabel di atas di atas dapat diterangkan bahwa pada siklus pertamamengalami kenaikan menjadi 64,09. dan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 11 siswa (50,00%). Dari penjelasan di atas, peneliti bersama observer sepakat bahwa pelaksanaan pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus II, karena prestasi belajar siswa belum mencapai perolehan di atas KKM sebesar 70,00 dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai angka di atas 85%.
c.    Observasi
Penjelasan mengenai aspek aktivitas belajar yang diamati dengan 12 indikator, yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok, kemampuan dalam mengungkap pendapat, memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain, saling membantu dan menyelesaikan masalah, memperhatikan apa yang disampaikan guru, menanggapi pertanyaan dari guru dan menjawab pertanyaan dengan benar, dapat menjawab soal dengan benar dan memberikan alasan dengan tepat dan dapat mempraktikan materi pembelajaran. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.4     Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I

No
Uraian
Jumlah
Ket
1
Siswa Tuntas
14

2
Persentase Tuntas
63.64

3
Siswa Belum Tuntas
8

4
Persentase Belum Tuntas
36.36

5
Ketuntasan Klasikal
63.64


Dari  data pada tabel di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut pada siklus ke I, siswa yang menunjukkan peningkatan keaktivan  siswa sebanyak 14 siswa atau 63,64% pada siklus ke I, siswa yang belum meningkat keaktifan belajarnya  sebanyak 8 siswa atau 36,36%.Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melanjutkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II  dengan harapan pada siklus II keaktifan belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai dengan indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
d.   Refleksi
Refleksi tindakan pada siklus I ini lebih difokuskan pada permaslahan yang muncul dan keberhasilan yang tampak selama pembelajaran. Permasalahan dan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1)        Guru kurang jelas dalam menjelaskan materi dan kurang memperdalam materi.
2)        Aktivitas yang diberikan guru masih kurang sehingga siswa masih ragu-ragu dalam berpendapat.
3)        Guru belum mampu mengelola kelas dengan baik karena di tengah-tengah pembelajaran sebagian kecil siswa membuat gaduh sehingga menjadikan pembelajaran kurang kondusif.
4)        Siswa masih belum terbiasa menanggapi jawaban dari kelompok yang maju pada saat presentasi kelompok sehingga belum terjadi interaksi yang baik saat kegiatan presentasi kelompok.
5)        Sebagian siswa tidak memperhatikan siswa yang sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa lain.
6)        Keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPSmelalui model NHT masuk dalam kategori baik.
7)        Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model NHT masuk dalam kategori baik.
Berdasarkan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan siklus I yang telah diuraikan di atas, maka hal yang perlu diperbaiki atau direvisi untuk pelaksanaan tindakan berikutnya adalah :
1)      Guru memperdalam dalam menjelaskan materi krang meberikan penekanan.
2)      Guru memberikan aktivitas pada siswa untuk percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan penguatan positif.
3)      Guru menegur siswa yang membuat gaduh dengan berbagai cara baik secara halus ataupun dengan sedikit penguatan negatif agar kondisi pembelajaran kondusif.
4)      Guru mengajak siswa untuk menanggapi setiap jawaban yang disampaikan oleh siswa dan memancing siswa dengan pemberian reward berupa tanda bintang untuk siswa yang mau menanggapi hasil diskusi.



3.    Siklus II
a.    Perencanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan melalui model NHT pada pembelajaran IPS dengan materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi.  Hasil penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan pada siklus II ini akan dipaparkan sebagai berikut
1)   Menyiapkan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I
2)   Menyusun perangkat pembelajaran dengan indikator masalah terntang materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi.
3)   Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan guru dan aktivitas siswa yang akan digunakan dalam proses penelitian.
b.    Tindakan
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan Pada langkah ini beberapa hal yang diharapkan terlihat pada perkembangan siswa antara lain :
1)   siswa merasa teraktivitas untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang materi yang diajarkan sehinga berdampak pada peningkatan hasil belajar.
2)   siswa merasa bangga, puas dan percaya diri sehingga muncul suasana kelas yang lebih semarak dan dan menyenangkan.
Sedangkan penjelasan mengenai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1)   Pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan secara singkat model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan diterapkan kepada peserta didik.
2)      Peneliti menyajikan rencana atau tujuan pembelajaran kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai
3)      Peneliti mempersilahkan semua peserta didik untuk membuka dan mempelajari materi mendeskripsikan lembaga-lembaga negara pada beberapa sumber belajar yang sudah dipersiapkan.
4)      Membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok, karena jumlah siswa sebanyak 28 orang maka terdapat 5 kelompok dengan anggota 5siswa dan 3 kelompok beranggotakan 6 siswa dan tiap anggota diberi nomor 1 - 5 sesuai jumlah anggotanya.
5)      Menyusun lembar kegiatan peserta didik, observasi, silabus pembelajaran, dan alat evaluasi akhir siklus
6)      Peneliti memberikan pertanyaan atau permasalahan pada peserta didik dengan mengacu pada pokok bahasan dan kompetensi dasar yang akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok.
7)      Peneliti mengecek pemahaman peserta didik dengan menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru, jawaban peserta didik yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.
8)      Pada akhir pembelajaran peneliti memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
9)      Pada akhir siklus dilakukan tes akhir untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes. Hasil dari tes pada akhir siklus ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk tindakan berikutnya
Pada siklus kedua ini dalam tahap pelaksanaan sudah menunjukkan  adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Tabel 4.5  Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS pada  Siklus II

No
Kategori
Kondisi Awal
Jumlah
%
1
Tuntas
19
86.36
2
Belum Tuntas
3
13.64

Jumlah
22
100,00

Nilai terendah
60.00

Nilai tertinggi
80.00

Rata – rata
73.18

Ketuntasan
86.36

Dari tabel tentang di atas dapat diterangkan sebagai berikut pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73,18 dan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 19 siswa (86,36%). Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil tes prestasi belajar menunjukkan hasil 73,18. Hal ini menunjukkan bahwa tes prestasi belajar sudah memenuhi kriteria keberhasilan karena berada di atas angka kriteria minimal ketuntasan (KKM) sebesar 70, dengan jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak  19 siswa (86,36%) dan telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 85%.
c.       Observasi
Penjelasan mengenai aspek aktivitas belajar yang diamati dengan 12 indikator, yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok, kemampuan dalam mengungkap pendapat, memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain, saling membantu dan menyelesaikan masalah, memperhatikan apa yang disampaikan guru, menanggapi pertanyaan dari guru dan menjawab pertanyaan dengan benar, dapat menjawab soal dengan benar dan memberikan alasan dengan tepat dan dapat mempraktikan materi pembelajaran. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.6  Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus II

No
Uraian
Jumlah
Ket
1
Siswa Tuntas
20

2
Persentase Tuntas
90.91

3
Siswa Belum Tuntas
2

4
Persentase Belum Tuntas
9.09

5
Ketuntasan Klasikal
90.91


Dari  data pada tabel  di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut pada siklus ke II, siswa yang menunjukkan peningkatan keaktifan belajar  sebanyak  20 siswa atau  90,91%, pada siklus ke II, dan terdapat 2 siswa atau 9,09% siswa yang belum meningkat keaktifan belajarnya.Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa keaktifan belajar mencapai angka 90,91%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 85% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan  perbaikan pembelajaran pada siklus II
d.      Refleksi
Dari analisis hasil penelitian siklus II, diperoleh data berupa hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model NHT. Data tersebut kemudian dianalisis kembali bersama guru kolaborator (observer) sebagai bahan prtimbangan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Refleksi tindakan pada siklus II ini lebih difokuskan pada permaslahan yang muncul dan keberhasilan yang tampak selama pembelajaran. Permasalahan dan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1)        Sebagian besar siswa sudah memahami materi pembelajaran.
2)        Media yang dibuat sudah dikemas lebih menarik karena ditambahkan efek suara.
3)        Keterampilan guru meningkat dibandingkan dengan siklus- siklus sebelumnya.
4)        Aktivitas siswa juga meningkat dan telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya ketuntasan klasikal 85%.
5)        Pada saat kegiatan presentasi hasil diskusi tidak ada siswa yang membuat kegaduhan atau mengganggu jalannya presentasi sehingga presentasi lancar.
B.  Hasil Penelitian
Pada studi awal dimana peneliti menggunakan metode pembelajaran klasikal, ternyata hasil ketuntasan belajar sangat mengecewakan, yaitu 5 siswa atau sebesar 22,73% yang tuntas belajar dari  22 orang siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Upaya perbaikan yang dilakukan adalah menggukana   model NHT akan  sangat  membantu  dalam  membangkitkan    aktivitas  belajar  siswa,  ini  terbukti  dari  hasil  belajar  yang  diberikan  pada  setiap  siklusnya  mengalami  peningkatan di mana pada  siklus  I  nilai  rata-rata  yang  diperoleh  siswa  studi awal sebesar 57,73, pada siklus  I  nilai  rata-rata  yang  diperoleh  siswa  adalah  64,09 dan pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,18.  Rekapitulasi  nilai  hasil  Tes formatif siswa  dari kondisi awal, siklus  I  sampai dengan siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.7    Nilai Hasil Tes Formatif Temuan Awal,  Siklus I dan Siklus II

No
Kegiatan
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
Jml
%
Jml
%
1
Pra Siklus
57.73
5
22.73
17
77.27
2
Siklus I
64.09
11
50.00
11
50.00
3
Siklus II
73.18
19
86.36
3
13.64

Dari tabel di atas dapat dijelaskan peningkatan nilai hasil dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II  secara terperinci sebagai berikut :
1.      Siswa Tuntas Belajar
a.   Pada temuan awal siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 22,73% dari 22 siswa.
b.   Pada siklus I  siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 50,00% dari 22 siswa
c.   Pada siklus II  siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 86,36% dari 22 siswa
2.      Siswa Belum Tuntas Belajar
a.   Pada temuan awal siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 77,27% dari 22 siswa.
b.   Pada siklus I  siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 50,00% dari 22 siswa
c.   Pada siklus II  siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 13,64% dari 22 siswa.
Untuk memperjelas, maka dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas dalam bentuk tabel sebagaimana di bawah ini :
Untuk memperjelas kenaikan ketuntasan belajar siswa dan penurunan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini :














Gambar   4.1       Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penerapan model NHT pada pembelajaran IPS, diperoleh keterangan sebagai berikut nilai rata-rata hasil belajar mengalami kenaikan dari siklus awal  57,73, pada siklus  I  nilai  rata-rata  yang  diperoleh  siswa  adalah  64,09 dan pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,18.
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah ini :
 














Gambar 4.2    Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa  Pada Siklus I dan II

Keberhasilan proses perbaikan pembelajaran tidak hanya dilihat dari peningkatan hasil belajar atau nilai Tes formatif saja. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran juga merupakan indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh observer selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Fokus observasi difokuskan pada aspek-aspek bisa menjawab, mau bertanya dan aktif dalam kegiatan diskusi. Hasil observasi pada pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran menunjukkan hasil yang positif, dan dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya.
Secara rinci penjelasan mengenai peningkatan aktivitas siswa dalam proses perbaikan pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 4.8    Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II

No
Uraian
Jumlah Siswa
Siswa Tuntas
Siswa Belum Tuntas
Frekuensi
%
Frekuensi
%
1
Awal
22
6
27.27
16
72.73
2
Siklus I
22
14
63.64
8
36.36
3
Siklus II
22
20
90.91
2
9.09

Secara jelas peningkatan aktivitas siswa selama proses perbaikan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada gambar di bawah ini :
 














Gambar   4.3       Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan II

Dari hasil observasi mengenai aktivitas siswa tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena peningkatan aktivitas siswa mencapai angka 90,91% dari 85% batasan minimal yang telah ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran.
Atas dasar pertimbangan sebagaimana diurakan di atas, maka peneliti dan observer sepakat memutuskan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus II.
C.  Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran tipe Numbered HeadsTogether (NHT). Kondisi awal penelitian diperoleh melalui hasil analisis pada kegiatan prasiklus. Berdasarkan hasil kegiatan prasiklus tersebut diketahui bahwa pelaksanana proses pembelajaran di kelas IX SMPN .........mempunyai permasalahan diantaranya (1) metode pembelajaran konvensional yang lebih menitik beratkan pada kegiatan pengajaran ceramah, karena selain sederhana dan mudah dilaksanakan, metode ini juga tidak memakan banyak waktu. Tetapi metode ini memberikan kesan siswa cenderung hanya sebagai obyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, (2) sebagian siswa berpendapat bahwa pelajaran IPS dianggap sulit, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, dan (3) penggunaan model, metode dan media pembelajaran yang belum tepat sesuai dengan karakteristik siswa sehingga fungsi model, metode dan media pembelajaran sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran belum sesuai dengan pemahaman siswa. Hal ini berakibat pada rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada 2 aspek yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1.    Aktivitas Belajar
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
Numbered Heads Together (NHT) ini, aktivitas belajar siswa dapat meningkat, sebagaimana pengamatan dari siklus I sampai dengan siklus II. Tidak lupa, pada setiap siklusnya penulis dan guru mengadakan refleksi sehingga pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) ini menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan 12 indikator yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok, kemampuan dalam mengungkap pendapat, memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain, saling membantu dan menyelesaikan masalah, memperhatikan apa yang disampaikan guru, menanggapi pertanyaan dari guru dan menjawab pertanyaan dengan benar, dapat menjawab soal dengan benar dan memberikan alasan dengan tepat, dapat mempraktikan materi pembelajaran, menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran meningkat. Pada kondisi awal  hanya terdapat 6 siswa atau 27,27% yang dinyatakan tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 14 siswa atau 63,64% , dan  pada siklus II meningkat menjadi 90,91% atau 20 siswa dinyatakan meningkat aktivitas belajarnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran siswa akan keberhasilan dalam pembelajaran sangatlah penting. Peningkatan tersebut karena adanya kesadaran akan kebutuhan mereka dalam belajar. Dan juga, karena himbauan guru agar saat mempresentasikan jawaban ke depan kelas tidak membawa catatan hasil diskusi kelompok. Dengan begitu, siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan memahami materi pembelajaran yang telah disampaikan.
2.    Hasil Belajar
Adapun untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa, peneliti melakukan tes pada akhir pembelajaran setiap siklusnya. Setelah melakukan penelitian tindakan kelas ini, diketahui bahwa ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa.
Hasil tes menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata nilai dari pra siklus, siklus I ke siklus II yang tadinya 57,73 menjadi 64,09 dan 73,18  pada siklus terakhir dengan penjelasan ketuntasan belajar dari 5 siswa (22.73%) pada kondisi awal, meningkat menjadi 11 siswa (50,00%) dan 19 siswa (86,36%) pada siklus kedua. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan membuat siswa lebih aktif didalam proses pembelajaran, yang mana pada prakteknya menuntut siswa untuk lebih keras dalam memahami materi yang disampaikan. Hal ini tidak terlepas pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, mereka tidak tahu siapa yang akan maju ke depan kelas. Dengan adanya hal tersebut, siswa seolah-olah mempunyai dorongan/ motivasi untuk memahami materi yang telah disampaikan.
Hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif  type Numbered Head Together (NHT) selain meningkatkan aktivitas siswa juga meningkatkan hasil belajar siswa serta respon siswa menunjukan respon positif. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yang menyatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type numbered head together(NHT)  dalam materi kondisi geografis benua Asia dan benua lainnya  melalui peta rupa bumi, maka aktivitas hasil belajar siswa kelas IX SMPN .........Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 menunjukkan peningkatan yang signifikan dan dapat diterima.
 

               

Lampiran : 1


KOP SEKOLAH + LOGGO

 








SURAT IJIN PENELITIAN
No. ...................................



Sehubungan dengan rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) di ……………. Kecamatan …………. Kabupaten ………………… oleh :

Nama
:
……………………….
NIP
:
………………………..
Pangkat/Gol
:
………………………
Unit Kerja
:
……………
Judul
:
…………………………….

Pada prinsipnya kami memberikan ijin kepada yang bersangkutan untuk  melaksanakan kegiatan penelitian dimaksud untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan  kepada yang berkepentingan untuk menjadikan periksa.



                     Mengetahui                                     ……………………………
        Kepala UPT Dinas ...............                                 Kepala Sekolah




             ....................................                                     ...........................
              NIP. ..........................                                   NIP. ........................








Lampiran 2

JURNAL KEGIATAN PENELITIAN

No
Kegiatan
Waktu
1
Persiapan Penelitian


a.       Pengajuan Permohonan Ijin
1 Agustus 2017

b.      Indentifikasi Masalah
3-4 Agustus 2017

c.       Diskusi Penentuan Masalah
5 Agustus 2017
2
Pelaksanaan Penilaian Pra Tindakan
7 Agustus 2017
3
Pelaksanaan Penelitian Siklus I


a.       Penentuan Rencana Tindakan
11-12 Agustus 2017

b.      Pelaksanaan Rencana Tindakan


Pertemuan Pertama
14 Agustus 2017

Pertemuan Kedua
16 Agustus 2017

c.       Observasi
18-19 Agustus 2017

d.      Refleksi
21-22 Agustus 2017
4
Pelaksanaan Penelitian Siklus II


a.       Penentuan Rencana Tindakan
25-25 Agustus 2017

b.      Pelaksanaan Rencana Tindakan


Pertemuan Pertama
28 Agustus 2017

Pertemuan Kedua
30 Agustus 2017

c.       Observasi
4-5 September 2017

d.      Refleksi
6-7 September 2017
5
Pengolahan Data
11-16 September 2017
6
Penyusunan Laporan


a.       Penyusunan Draf Penelitian
15-23 September 2017

b.      Penyempurnaan Draf
25-30 September 2017

c.       Finishing
2-7 Oktober 2017

                     Mengetahui                                    .........................., 4 Agustus 2017
                  Kepala Sekolah                                                      Peneliti



                  ……………….                                          ………………………
           NIP. …………………..                                  NIP.………………….



Lampiran : 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan Pendidikan          :    SMPN  2 .........
Mata Pelajaran                 :    IPS
Kelas/Semester                :    IX /Ganjil
Tahun Pelajaran               :    2017/2018
Alokasi                            :    4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )
Hari/Tgl. Pelaksanaan      :    Senin dan Rabu, 14 dan 16 Agustus 2017

A.    Kompetensi inti

No
Kompetensi Inti
1
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B.     Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.1    Memahamiperubahan keruangan daninteraksiantarruangnegara-negaraAsia danbenualainnyayang diakibatkanfaktoralam, manusiadanpengaruhnya terhadapkeberlangsungankehidupanmanusiadalamekonomi, sosial, pendidikan danpolitik.

3.1.1        Menjelaskan Kondisi geografis Benua Asia dan Benua lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) melalui peta rupa bumi


C.    Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapatmengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat menjelaskan kondisi Geografis benua asia dan benua lainnya

D.    Materi Pembelajaran
Benua Asia dan Benua lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) melalui peta rupa bumi

C. Metode
      Tanya jawab, diskusi, analisis, penugasan, Numbered Head Together

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
1.    Pendahuluan
a. Apersepsi
1)   Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain)
2)   Melaksanakan kegiatan tanya jawab seputar materi pembelajaran yang akan dibahas.
b. Memotivasi
Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan.
 c. Memberikan informasi tentang kompetensi yang akan dicapai.
2.    Kegiatan Inti
a.    Identifikasi masalah yang timbul berdasarkan hasil observasi awal peneliti terhadap kondisi peserta didik dan guru
b.    Merencanakan tindakan dengan ilustrasi PTK antara guru dan peneliti sebagai mitra kolaboratif dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPS materi Benua Asia dan Benua lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) melalui peta rupa bumi.
c.    Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dengan bantuan guru.
d.   Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok, karena jumlah siswa sebanyak 22 orang maka terdapat 2 kelompok dengan anggota 5 orang dan 2 kelompok beranggotakan 6 orang dan  tiap anggota diberi nomor 1 - 5 sesuai jumlah anggotanya.
e.    Menyusun lembar kegiatan peserta didik, observasi, silabus pembelajaran, dan alat evaluasi akhir siklus
a.    Pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan secara singkat model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan diterapkan kepada peserta didik.
b.    Peneliti menyajikan rencana atau tujuan pembelajaran kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai
c.    Peneliti mempersilahkan semua peserta didik untuk membuka dan mempelajari materi Benua Asia dan Benua lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) melalui peta rupa bumipada beberapa sumber belajar yang sudah dipersiapkan.
d.   Peneliti memberikan pertanyaan atau permasalahan pada peserta didik dengan mengacu pada pokok bahasan dan kompetensi dasar yang akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok.
e.    Peneliti mengecek pemahaman peserta didik dengan menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru, jawaban peserta didik yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.
a.    Pada akhir pembelajaran peneliti memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
3.    Penutup
Guru memberi tugas rumah kepada siswa (secara berkelompok) untuk mempersiapkan materi selanjutnya.

Pertemuan II
1.    Pendahuluan
a. Apersepsi
1)   Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain)
2)   Melaksanakan kegiatan tanya jawab seputar materi pembelajaran yang akan dibahas.
b. Memotivasi
Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan.
 c. Memberikan informasi tentang kompetensi yang akan dicapai.
2.    Kegiatan Inti
a.    Identifikasi masalah yang timbul berdasarkan hasil observasi awal peneliti terhadap kondisi peserta didik dan guru
b.    Merencanakan tindakan dengan ilustrasi PTK antara guru dan peneliti sebagai mitra kolaboratif dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPSmateri Benua Asia dan Benua lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) melalui peta rupa bumi.
c.    Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dengan bantuan guru.
d.   Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok, karena jumlah siswa sebanyak 22 orang maka terdapat 2 kelompok dengan anggota 5 orang dan 2 kelompok beranggotakan 6 orang dan  tiap anggota diberi nomor 1 - 5 sesuai jumlah anggotanya.  Pembagian kelompok mengutamakan kepada2 orang  siswa yang pada pertemuan pertama belum mendapatkan nomor urut 1-5
e.    Menyusun lembar kegiatan peserta didik, observasi, silabus pembelajaran, dan alat evaluasi akhir siklus
f.     Pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan secara singkat model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan diterapkan kepada peserta didik.
g.    Peneliti menyajikan rencana atau tujuan pembelajaran kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai
h.    Peneliti mempersilahkan semua peserta didik untuk membuka dan mempelajari materi Benua Asia dan Benua lainnya (letak dan luas, iklim, geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) melalui peta rupa bumipada beberapa sumber belajar yang sudah dipersiapkan.
i.      Peneliti memberikan pertanyaan atau permasalahan pada peserta didik dengan mengacu pada pokok bahasan dan kompetensi dasar yang akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok.
j.      Peneliti mengecek pemahaman peserta didik dengan menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru, jawaban peserta didik yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.
b.    Pada akhir pembelajaran peneliti memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
c.    Pada akhir siklus dilakukan tes akhir untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes. Hasil dari tes pada akhir siklus ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk tindakan berikutnya.
3.    Penutup
a.    Mengadakan post test pada akhir pertemuan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.
b.    Guru memberi tugas rumah kepada siswa (secara berkelompok) untuk mempersiapkan materi selanjutnya.

E. Media/alat,Bahan, dan Sumber Belajar
1.      Media/alat:
Ø  Media LCD projector,
Ø  Laptop,
Ø  Bahan Tayang
2.      SumberBelajar
1.      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran IPS Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran IPS Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3.      Sumber lain yang relevan

F.   Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis (dalam proses pembelajaran)
b. Tes lisan (setiap akhir pembelajaran)
c. Penugasan (pekerjaan rumah)
2. Bentuk Instrumen
Lembar Kerja Siswa
Tes Pilihan Ganda      
3. Kunci Jawaban
1. c                 
2. a                 
3. b                 
4. a                 
5. d                 
6. d                 
7. b                 
8. c                 
9. b                 
10. a               
                                                                   
4.  Pedoman Penilaian
Pedoman Penilaian tes formatif  untuk tiap siklus adalah sama, yaitu :

             Perolehan Skor
NA = -------------------------- x 100
             Skor Maksimal


G.  Tindak Lanjut
1.      Diadakan perbaikan bagi siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM
2.      Diadakan pengayaan bagi siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM


                     Mengetahui                                      ……………, 14 Agustus 2017
                  Kepala Sekolah                                                      Peneliti



            ………………………                                        ………………….
            NIP. …………………                                      NIP.………………


Untuk mendapatkan file lengkap............... silahkan klik disini