LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL
BELAJAR SISWA MENGUNGKAKAN MAKNA DALAM MONOLOG PENDEK BERBENTUK PROCEDURE
MELALUI METODE DEMONSTRASI
DI KELAS IX-1 SMP NEGERI 7 ....................
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Diajukan
untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat
............................... dst disesuaikan
Oleh :
………………………………………..
NIP.
……………..
SMPN 7 ....................
Jl.
………………………………….
2011
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul Penelitian
|
Upaya
Meningkatkan Keterampilan dan Hasil belajar Siswa Mengungkakan Makna dalam
Monolog pendek Berbentuk Procedure Melalui Metode demonstrasi di Kelas IX-1
SMPN 7 .................... Tahun Pelajaran 2011/2012
|
2.
|
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat. Golongan
d. Tempat Tugas
e. Kabupaten/Kota
f. Provinsi
g. Alamat Kantor
h. Telepon
|
|
3.
|
Lama Penelitian
|
|
4.
|
Sumber Dana
|
Swadaya
|
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan
kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah ini
saya tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya karya ilmiah
yang saya beri judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan
dan Hasil belajar Siswa Mengungkakan Makna dalam Monolog pendek Berbentuk
Procedure Melalui Metode demonstrasi di Kelas IX-1 SMPN 7 ....................
Tahun Pelajaran 2011/2012” Penelitian ini diajukan untuk melengkapi
syarat-syarat Kenaikan pangkat dari golongan ………. Ke golongan …...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.
……………….., selaku Kepala Dinas ………………..
2.
……………….., selaku Pengawas SMP/MTs Dinas …………..
3.
……………….., selaku Kepala SMPN 7 .................... ………
4.
Bapak dan Ibu Rekan-rekan Guru SMPN 7 .................... yang telah membantu penyelesaian PTK ini.
5.
Semua pihak yang telah membantu, dan tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca
demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini
dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya
manusia.
............, ............
Penulis
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL
BELAJAR SISWA MENGUNGKAKAN MAKNA DALAM MONOLOG PENDEK BERBENTUK PROCEDURE
MELALUI METODE DEMONSTRASI
DI KELAS IX-1 SMP NEGERI 7 ....................
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
…………………………………………
NIP. ………………..
ABSTRAK
Berdasarkan
pengamatan selama ini, banyak kelemahan dalam pembelajaran bahasa Inggris dalam
membaca monolog pendek berbentuk Procedure lebih disebabkan karena faktor guru, yaitu para guru
kurang mampu mengembangkan keterampilan megajar yang dapat menarik peserta
didik untuk belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode demonstrasi untuk pembelajaran
bahasa Inggris tentang membaca monolog pendek berbentuk Procedure pada
peserta didik kelas IX-1 SMPN 7 ....................
Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar fiqih tentang tata cara berwudhu serta untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan dan hasil belajar siswa yang
telah diajar dengan metode demonstrasi Penelitian ini mengambil setting di kelas
IX-1 SMPN 7 .................... yang melibatkan 23 siswa.
Peneliti menggunakan 3 langkah pada penelitian ini : Pre Siklus, Siklus 1, dan
siklus 2. Selain itu peneliti mengumpulkan data dengan observasi, dan
dokumentasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan perhitungan
kualitatif dan kuantitatif untuk menemukan hasilnya. Analisis data menunjukan penerapan
metode demonstrasi mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca
monolog pendek berbentuk Procedure pada peserta didik IX-1 SMPN 7 .................... dari perolehan pada studi awal hanya 11 siswa atau 47,83% menjadi 22 siswa atau
95,65% pada siklus II, serta peningkatan
hasil belajar pada studi awal rata-rata hasil belajar 57,39 menjadi
62,61 pada siklus I dan 73,91 pada siklus II, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa (17,39%) pada studi awal, 43,48% atau 10 siswa pada siklus pertama, 22 siswa atau 95,65% pada siklus terakhir. Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan penerapan
metode demonstrasi pada pembelajaran bahasa Inggris pada membaca monolog pendek berbentuk Procedure sangat
berguna unuk meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar siswa.
Kata
Kunci: demonstrasi, keterampilan, hasil
belajar
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
ABSTRAK..........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................
D. Manfaat Penelitian.....................................................................
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian
Teori.................................................................................
B. Kerangka
Pikir.............................................................................
C. Hipotesis
Tindakan......................................................................
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian...................................................................
B. Tindakan Tiap Siklus....................................................................
C. Subjek Penelitian..........................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
E. Teknik Analisis Data ...................................................................
F. Indikator Keberhasilan ................................................................
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian............................................................................
B. Pembahasan
Hasil Penelitian.......................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
.................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Belajar....................................................
Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal......................................
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Kondisi Awal.............................
Tabel 4.2 Rekapitulasi Keterampilan Siswa Pembelajaran
Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Kondisi
Awal .............................
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk
procedure pada Siklus I.......................................
Tabel 4.4 Rekapitulasi Keterampilan siswa Pembelajaran
Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Siklus I........................................
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure
pada Siklus II.......................................
Tabel 4.6 Rekapitulasi Keterampilan siswa Pembelajaran
Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Siklus II.......................................
Tabel 4.7
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa
pada Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk
procedure pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.8
Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan
Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog
berbentuk procedure pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II..................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas..........................................
Gambar 4.1 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Siswa
pada Studi Awal dan Siklus I
Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa pada Studi Awal dan Siklus
I ...............................................................................................
Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Siswa
pada Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.4 Diagram Batang Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus
II
Gambar 4.5 Diagram Batang Peningkatan Angka Nilai Rerata
Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ..................................
Gambar 4.6 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan
Belajar pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II.................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 5 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 6 Daftar
Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 7 Daftar
Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran 8 Daftar
Nilai Tes Formatif Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 9 Lembar
Observasi Minat Kelompok Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 10 Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 11 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Inggris sebagai
bahasa internasional memerankan bagian yang sangat penting. Selain digunakan
sebagai media untuk berkomunikasi juga digunakan untuk menguasai teknologi yang
perkembangannya menuntut kita untuk mempelajarinya lebih dalam. Pembelajaran
bahasa Inggris di SMP meliputi 4 keterampilan berbahasa yaitu : membaca (reading), menyimak (listening), berbicara (speaking),
dan menulis (writing) secara terpadu.
Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu : kosa kata, tata
bahasa, pronounciation.sesuai dengan tema sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Dalam pembelajaran Bahasa
Inggris ,membaca merupakan salah satu aspek dari standar kompetensi yang harus
dicapai dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan . Dalam proses pembelajaran
membaca di kelas siswa dapat berkomuikasi dan membaca informasi,pikiran serta
mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan budaya dari berbagai teks yang di
baca. Kemampuan merespon makna dan langkah retorika dalam essai pendek
sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan lingkungan
sekitar dalam teks berbentuk deskriptive.
Kemampuan berbahasa Inggris
merupakan keharusan di era komunikasi dan globalisasi. Pelajaran bahasa Inggris
di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Setelah menamatkan studi, mereka diharapkan
dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan
berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pengajaran
Bahasa Inggris di SMP meliputi keempat keterampilan berbahasa yaitu: menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa
lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata Bahasa dan Pronunciation sesuai dengan tema
sebagai alat pencapai tujuan. Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas,
pembelajaran keterampilan berbicara (speaking)
ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kemampuan membaca makna
dalam monolog pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara
akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan
sehari-hari dalam teks berbentuk procedure
dan report adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh
siswa
Siswa dibacakan teks monolog
berbentuk procedure dan diminta untuk
menerjemahkannya. Selanjutnya siswa diminta untuk melakukan monolog menggunakan
teks procedure tersebut. Hasil pembelajaran tersebut ternyata dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil refleksi penulis diperoleh data
bahwa selama proses pembelajaran siswa sangat pasif dan mengeluh serta
munculnya permasalahan pembelajaran. Pembelajaran membaca makna dalam monolog
pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar,
dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks
berbentuk procedure telah penulis
lakukan secara klasikal. rasa tidak percaya diri. Mereka sangat kesulitan dalam
mengerjakan tugas-tugasnya. Jelas, pembelajaran ini sangat tidak efektif atau
dengan kata lain pembelajaran tersebut tidak berhasil (gagal).
Berdasarkan pengalaman
penulis saat mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan, penulis berhipotesis
bahwa teknik belajar (teori belajar) Kontruktivisme sangatlah tepat jika
digunakan dalam pembelajaran kompetensi dasar ini. Hanya saja penulis mencoba
memadukan pendekatan contextual teaching
and learning dengan pendekatan cooperative
learning. Penulis mencoba menggunakan model pembelajaran demonstrasi. Oleh
karena itu, penulis mencoba merencanakan melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul, “Upaya Meningkatkan Keterampilan
dan Hasil belajar Siswa Untuk Mengungkakan Makna dalam Monolog pendek Berbentuk
Procedure Melalui Metode demonstrasi di Kelas IX-1 SMPN 7 ....................
Tahun Pelajaran ………..”
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam
penelitian ini berdasarkan uraian pada
pendahuluan di atas adalah :
1.
Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar membaca monolog
pendek berbentuk Procedure kelas IX-1 SMPN 7 .................... menggunakan metode demonstrasi?
2.
Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi keterampilan
membaca monolog pendek merbentuk Procedure
kelas IX-1 SMPN
7 .................... meningkat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Meningkatkan keterampilan membaca monolog pendek
berbentuk procedure kelas IX-1 SMPN 7 ....................
menggunakan metode demonstrasi.
2.
Meningkatnya hasil belajar siswa didalam menggunakan
bahasa Inggris lisan sederhana yang beterima dengan pengucapan yang relatif
tepat, lancar dan menggunakan struktur kalimat yang tepat.
3.
Meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas IX-1 SMPN 7 ....................
dalam membaca bahasa Inggris lisan sederhana yang berterima.
4.
Meningkatkan keterampilan guru dalam membelajarkan
siswa untuk membaca bahasa Inggris lisan sederhana yang berterima khususnya
monolog descriptive sederhana.
D. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini sangat bermanfaat untuk :
1.
Bagi Siswa
a.
Meningkatkan
keterampilan membaca siswa dalam memahami teks berbentuk descriptive
b.
Meningkatkan
keterampilan dan hasil belajar siswa di dalam proses pembelajaran.
c.
Membantu mempermudah
siswa dalam menguasai materi sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
d.
Meningkatkan sikap
mental, dan rasa tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru yang
nantinya berguna bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat
2.
Bagi guru
a.
Meningkatkan
profesionalitas guru.
b.
b Meningkatkan
kemampuan guru dalam membuat persiapan pengajaran, sehinggga nantinya KBM dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
c.
Membantu memperbaiki /
meningkatkan proses belajar dan mengajar.
3.
Bagi Sekolah
Laporan hasil tindakan kelas dapat dijadikan masukan bagi sekolah dalam
memutuskan kebijakan yang akan diambil untuk meningkatkan kualitas sumber daya
guru mata pelajaran dan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di SMPN 7 .....................
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
a. Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa memiliki peran sentral
dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan
merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu
peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan
imaginatif yang ada dalam dirinya. Bahasa merupakan alat berkomunikasi secara
lisan dan tulis, untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan,
serta sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami
atau menghasilkan kalimat lisan dan tulis. Keterampilan berbahasa meliputi
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang dapat digunakan untuk
menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Mata
pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan
membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris dalam konteks
material komunikasi yang diperlukan bagi program keahliannya, baik yang
bersifat lisan maupun tulis.
Di samping itu mata pelajaran Bahasa Inggris
membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan tuntutan global, serta membekali peserta didik untuk
mengembangkan komunikasi ke taraf yang lebih tinggi. Bahasa Inggris merupakan
alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami
dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan atau menghasilkan teks lisan
dan atau tulisan yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang
digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
b. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran
Bahasa Inggris
Mempelajari Bahasa Inggris
sangatlah penting bahkan bisa dikatakan wajib terutama pada anak usia dini. Ini
dikarenakan Bahasa Inggris adalah bahasa internasionl. Alasan kedua adalah
dengan menguasai Bahasa Inggris maka orang dengan mudah masuk dan dapat
mengakses dunia informasi dan teknologi. Dengan pengenalan Bahasa Inggris di
Sekolah Dasar maka mereka mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum
melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1)
Mengembangkan
kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi
tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah
2)
Memiliki kesadaran
tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing
bangsa dalam masyarakat global.
2. Teks Procedure
Teks procedure bertujuan
untuk memberikan petunjuk tentang langkah langkah/metoda/cara-cara melakukan
sesuatu (Otong Setiawan Djuharie, 2006 :38). Teks procedure umumnya berisi tips
atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu barang atau
melakukan suatu aktifitas. Teks procedur dikenal pula dengan istilah directory.
Teks procedure umumnya memiliki struktur : 1) goal, tujuan kegiatan, 2)
materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu barang/melakukan
suatu aktifitas yang sifatnya opsional, 3) steps, serangkaian langkah.
3.
Contextual Teaching
Learning (CTL)
Setiap siswa mempunyai
kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Ketika siswa melihat sesuatu persoalan ,
maka cara dan intensitas dan berpikir setiap siswa pun berbeda pula.
Perbedaan-perbedaan tersebut akibat dari perbedaan minat, kemampuan,
kesenjangan, pengalaman, cara belajar dan sebagainya (Depdiknas, 2002:24).
Perbedaan-perbedaan tersebut
akan berdampak pada proses dan hasil sebuah pembelajaran. Berbagai pendekatan,
strategi maupun model pembelajaran telah dikembangkan oleh para ahli untuk
mengcover kemampuan berpikir siswa yang berbeda-beda tersebut. Pendekatan yang
paling sering digunakan di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan dalam model
Cooperative Learning. Pendekatan CTL itu sendiri memiliki 7 elemen penting,
yaitu: inkuiri (inquiry), pertanyaan (questioning), kontruktivistik
(contruktivism), pemodelan (modeling), masyarakat belajar (learning community),
penilaian otentik ( authentic assessment) dan refleksi (reflection). Para ahli
berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan di era
pendidikan sekarang yang lebih mengarah pada kontekstual, bermakna dan
menyenangkan.
menyenangkan.
Blancard (2001) mengembangkan
strategi pembelajaran kontekstual dengan:
a.
Menekankan pemecahan
masalah;
b.
Menyadari kebutuhan
pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti rumah,
masyarakat dan pekerjaan;
c.
Mengajari siswa
memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga menjadi siswa
mandiri;
d.
Mengaitkan pengajaran
pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda;
e.
Mendorong siswa untuk
belajar dari sesama teman dan belajar bersama, dan menerapkan penilaian
autentik
Penulis menyetujui bahwa
pendekatan CTL sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran di era KTSP ini,
hanya saja tujuh pilar CTL ini dianggap terlalu berat jika akan dilaksanakan
semua dalam pembelajaran di SMPN 7 .................... di kelas IX-1. Maka
dari itu, penulis mendesain satu teknik pembelajaran yang lebih sederhana tanpa
mengurangi esensi dari CTL itu sendiri. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi.
4.
Metode Demonstrasi
a.
Pengertian Metode Demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan
secara teliti untuk mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan
atau posedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi,
dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat dalam Canei,
1986:38).Dari batasan ini, Nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan
untuk mempertunjukkan tindakan atau penggunaan prosesur yang disertai
penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan Winarno mengemukakan bahwa
metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau
siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980:87).
Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita,bahwa untuk
mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan
yang didemonstrasikan adalah suatu proses.
Dengan memperdulikan batasan metode demonstrais
seperti dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa
metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengajar
mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang
dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.
Dengan batasan metode demonstrasi ini, menunjukkan adanya tuntutan kepada guru
untuk merencanakan penerapannya, memperjelas demonstrasi oral maupun visual,
dan menyediakan peralatan yang diperlukan.
b.
Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi barangkali lebih sesuai untuk
mengajarkaan keterampilan tangan ini dimana gerakan-gerakan jasmani dan
gerakan-gerakan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk
mengajar hal-hal yang bersifat rutin (Staton,1978:91). Dengan kata lain, metode
demonstrasi bertujuan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan fisik
daripada keterampilan-keterampilan intelektual. Cardille mengemukakan bahwa
metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk:
1)
Mengajar siswa tentang bagaimana melakukan sebuah
tindakan atau menggunakan suatu prosedur atau produk baru.
2)
Meningkatkan kepercayaan bahwa suatu prosedur
memungkinkan bagi siswa.
3)
Meningkatkan perhatian dalam belajar dan penggunaan
prosedur. (Canei, 1986:38)
Sedangkan Winarno mengemukakan bahwa tujuan penerapan
metode demonstrasi Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses
pembuatan, proses kerja.Proses mengerjakan dan menggunakan, dan
menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk
tertentu.Mengetengahkan cara kerja. (Winarno, 1980:87-88).
Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penerapan
metode demonstrasi yang dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan Winarno, dapat
diidentifikasi tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup:
1)
Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau
prosedur keterampilan-keterampilan.
2)
Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan
penglihatan para siswa secara bersama-sama.
3)
Mengkonkretkan infomasi yang disajikan kepada para
siswa.
c.
Keunggulan Metode Demonstrasi.
Dengan mempertunjukkan atau memperagakan suatu
tindakan, proses, atau prosedur, maka metode demonstrasi memiliki
keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
1)
Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau
siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja, karena demonstrasi
memberikan gambaran konkret yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil
pengamatannya.
2)
Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam
kegiatan demonstrasi,sehingga memberi kemungkinan yang besar bagi para siswa
memperoleh pengalaman-pengalaman langsung. Peluang keterlibatan siswa
memberikan kesempatan siswa mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan
dan penghargaan.
3)
Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal
yang dianggap penting,sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian
khusus kepda hal tersebut.
Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah
dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada yang
lain.Memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum
mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat
disampaikan oleh guru ada saat itu pula.
d.
Kelemahan Metode Demonstrasi
Walaupun memiliki beberapa
kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga memiliki beberapa
kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa
kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan
jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan,
sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
Dari pendapat di atas dapat
penulis simpulkan bahwa kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda
dan materi pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif
bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus. Meskipun metode ini
memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus
sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena siswa tidak
hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran bahasa Inggris, tetapi
siswa juga dapat langsung mempraktekkan kegiatan bahasa Inggris yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan
kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Agar pelaksanaan metode
demonstrasi berjalan baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut
: rumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh siswa, susun
langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai
dengan skenario yang direncanakan, persiapkan peralatan atau bahan yang
dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang
direncanakan, teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar
demonstrasi berhasil dilakukan, perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga
kita dapat memberikan keterangan dari siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila
ada keraguan.
Selama demonstrasi
berlangsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut : apakah
demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa, apakah demonstrasi yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan, apakah keterangan yang diberikan
dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa, apakah siswa telah diberikan
petunjuk mengenai hal hal yang perlu dicatat, apakah waktu yang tersedia dapat
digunakan secara efektif dan efisien. Seperti yang dikemukakan Winarno metode
demonstrasi adalah dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta
ataupun siswa itu sendiri memperlihatkan suatu proses kepada seluruh siswa di
kelas. Berdasarkan uraian di atas metode demonstrasi lebih menitik beratkan
pada bagaimana proses, tindakan dan langkah-langkah suatu kegiatan pembelajaran
yang dilakukan seorang guru kepada seluruh siswanya.
5.
Penerapan Metode
Demonstrasi dalam Meningkatkan Keterampilan dan Hasil Belajar Siswa
Sebelum mengajar atau pembelajaran dilaksanakan,
seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan
konsep materi yang akan dipelajari siswa, mencari dan merumuskan masalah yang
sesuai dengan konsep tersebut, serta merencanakan strategi pembelajaran yang
cocok. Mengacu dari metode yang dipergunakan, maka selama proses kegiatan
belajar mengajar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang
akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan
yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan,
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat
dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan
secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki karena langsung diberikan contoh konkretnya.
Menurut Basyirudin Usman (2002:46) menyatakan bahwa
keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat
sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman
praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat,
menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa
mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
Adapun menurut
Syaiful Bahri Djamarah (2000:56) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi
adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan,
kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan metode
demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa.
Adapun prosedur demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran, dalam hal
ini untuk meningkatkan kemampuan pada pelajaran bahasa Inggris pada membaca monolog
pendek berbentuk Procedure adalah:
a.
Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
b.
Memberikan penjelasan tentang topic yang akan
didemonstrasikan.
c.
Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan
perniruan dari siswa.
d.
Penguatan (diskusi, Tanya jawab, dan latihan) terhadap
demonstrasi.
B. Kerangka Pikir
Penerapan metode konvensional
dalam pembelajaran bahasa Inggris membuat siswa merasa bosan dan enggan
belajar, sehingga aktivitas pembelajaran cenderung rendah. Pengguna metode
demonstrasi dapat menjadi alternatif dalam peningkatan aktivitas pembelajaran
bahasa Inggris. Tahap perkembangan anak yang masih dalam tahap oprasional
konkret, menuntut guru untuk aktif dalam mengkombinasikan metode pembelajaran
dikelas. Metode demonstrasi dapat menjadi salah satu alternatif dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
Tinggi rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris
mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.
Pada kondisi awal, diketahui bahwa guru belum menggunakan metode
demonstrasi. Maka hasil belajar bahasa Inggris siswa masih rendah. Kemudian guru menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga pada kondisi akhir diduga melalui metode demonstrasi hasil belajar siswa meningkat.
mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.
Pada kondisi awal, diketahui bahwa guru belum menggunakan metode
demonstrasi. Maka hasil belajar bahasa Inggris siswa masih rendah. Kemudian guru menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga pada kondisi akhir diduga melalui metode demonstrasi hasil belajar siswa meningkat.
Hal ini karena metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan
menggunakan peraga untuk memperjelas suatu pengertian. dengan
memanfaatkan alat peraga, siswa akan lebih tertarik untuk mendengarkan materi yang akan diajarkan, dan menjadi lebih paham dengan apa yang diajarkan. Pemahaman pada materi pembelajaran akan lebih meningkat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa meningkat. Metode demonstrasi lebih menekankan pada partisipasi aktif antara guru dan siswa sebab metode ini dilaksanakan secara langsung oleh siswa. Dalam pelaksanaan langkah kelima yaitu memberikan kesempatan aktif pada siswa. Dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga keterampilan dan kemampuan siswa akan meningkat.
menggunakan peraga untuk memperjelas suatu pengertian. dengan
memanfaatkan alat peraga, siswa akan lebih tertarik untuk mendengarkan materi yang akan diajarkan, dan menjadi lebih paham dengan apa yang diajarkan. Pemahaman pada materi pembelajaran akan lebih meningkat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa meningkat. Metode demonstrasi lebih menekankan pada partisipasi aktif antara guru dan siswa sebab metode ini dilaksanakan secara langsung oleh siswa. Dalam pelaksanaan langkah kelima yaitu memberikan kesempatan aktif pada siswa. Dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga keterampilan dan kemampuan siswa akan meningkat.
C. Hipotesis
Tindakan
Sebagaimana dijelaskan pada kajian teori dan kerangka
pikir di atas maka hipotesis tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
tindakan kelas ini adalah upaya meningkatkan keterampilan dan hasil belajar
membaca monolog pendek merbentuk Procedure
kelas IX-1 SMPN 7 .................... dapat dicapai dengan
menggunakan metode demonstrasi.
Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, II, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini