Thursday, 8 January 2015

PTS KENAIKAN PANGKAT KEPALA SEKOLAH DASAR





LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

PENINGKATAN KINERJA DALAM MENYUSUN PERANGKAT ADMINISTRASI BAGI GURU KELAS IV, V, DAN VI  MELALUI KEGIATAN SUPERVISI ADMINISTRASI GURU KELAS
DI SDN …………………………..
KECAMATAN…………….
KABUPATEN …………



Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan




Oleh :

………………………………………..




SEKOLAH DASAR NEGERI ............
KECAMATAN ............
............
KATA PENGANTAR


         Alhamdulillah, dengan rahmat Allah  SWT yang tak terhingga, Peneliti telah diberikan kemampuan dan kesempatan untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sampai selesai, dan menyusun laporan penelitiannya.
        Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.        ………………….. selaku Kepala ……………………
2.        ………………….., selaku Pengawas …………………...
3.        Guru-guru SDN ……………………………
4.        Segenap warga SDN ……………………
5.    Pihak-pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
        Peneliti    menyadari     bahwa    laporan     Penelitian    ini     masih   jauh  dari  sempurna,   ini disebabkan   keterbatasan   pengetahuan   penulis.Untuk  itu  kritik   dan  saran  dari   pembaca   yang    budiman  sangat    penulis   harapkan,    hingga   nantinya   dapat  penulis    gunakan sebagai bahan perbaikan dalam menyusun laporan penelitian yang akan datang.
        Peneliti  juga  berharap   laporan   penelitian  ini   bermanfaat   bagi    peneliti sendiri, rekan - rekan   guru,  kepala     sekolah   dan    pengawas. Terutama    bagi penulis pemula,  hingga    nantinya   menjadi pedoman     untuk    belajar memulai menulis   laporan   Penilaian Tindakan  Kelas (PTK) maupun  Penelitian Tindakan  Sekolah  ( PTS).
                                                                                        
……………,     ……….201..
Penulis











LEMBAR PENGESAHAN


1.
Judul Penelitian
PENINGKATAN KINERJA DALAM MENYUSUN PERANGKAT ADMINISTRASI BAGI GURU KELAS IV, V, DAN VI  MELALUI KEGIATAN SUPERVISI ADMINISTRASI GURU KELAS DI SDN …………………………..
KECAMATAN……………. KABUPATEN …………
2.
Identitas Peneliti
a.    Nama Lengkap
b.   NIP
c.    Pangkat. Golongan
d.   Tempat Tugas
e.    Kabupaten/Kota
f.    Provinsi
g.   Alamat Kantor
h.   Telepon

……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….

3.
Lama Penelitian
….. bulan (………… s.d ………… 201..)
4.
Sumber Dana
Swadaya




Catt :
Untuk lembar pengesahan yang bertanda tangan disesuaikan dengan kondisi setempat



















ABSTRAK

………………………………..
NIP. …………………….


Latar  belakang  penelitian  ini  adalah  banyak  guru  yang  menemui permasalahan  pembelajaran, kepala  sekolah  belum  melaksanakan  tugas  supervisi secara  efektif  dan  berkesinambungan  dalam  upaya  meningkatkan  kinerja  guru. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan supervisi administrasi guru kelas dapat meningkatkan kinerja guru kelas IV, V dan VI di SD Negeri …………….? Tujuan penelitian  ini  adalah  untuk:(1) mengetahui  keefektifan, dampak dan model pelaksanaan  supervisi  administrasi guru kelas di SDN …... terhadap peningkatan kinerja guru kelas IV, V dan VI dalam penyusunan administrasi guru kelas. Subyek  dalam  penelitian  3 orang guru di SDN ………..   Teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan adalah  wawancara, observasi serta analisis dokumentasi. Validitas data yang  digunakan  adalah  dengan  teknik   triangulasi  sumber  dan  metode.  Berdasarkan  hasil penelitian  dapat  disimpulkan  bahwa peningkatan kinerja guru dalam penyusunan administrasi kelas,  di mana pada kondisi awal tidak ada guru yang mampu menyusun penyusunan administrasi kelas dengan baik hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya hasil nilai rata-rata yang diperoleh guru-guru yaitu 78 dan hanya masuk dalam kategori kurang, pada siklus I meningkat cukup signifikan walaupun masih belum ada guru yang dinyatakan mampu menyusun administrasi kelas dengan baik, dengan peroleh nilai rata-rata secara klasikal sebesar 118 dan masuk dalam kriteria cukup dan pada siklus terakhir menjadi  guru atau 100%, dibuktikan dengan perolehan nilai secara klasikal sebesar 158 dalam kriteria nilai baik. Kesimpulannya adalah supervisi administrasi guru kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap 3 orang guru di SD Negeri ……….., dinyatakan berhasil meningkatkan meningkatkan kinerja guru dalam penyusunan administrasi guru kelas.

Kata kunci: kepala sekolah, kinerja guru dan supervisi
















DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................      
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................      
KATA PENGANTAR........................................................................................      
DAFTAR ISI.......................................................................................................      
ABSTRAK..........................................................................................................      
DAFTAR TABEL...............................................................................................      
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB    I     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang.............................................................................      
B.  Rumusan Masalah........................................................................      
C.  Tujuan Penelitian.........................................................................      
D.  Manfaat Penelitian.......................................................................      
BAB    II   KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori.................................................................................      
B.  Kerangka Berpikir........................................................................      
C.  Hipotesis Tindakan......................................................................      
BAB    III METODE PENELITIAN           
A.    Jenis Penelitian.............................................................................      
B.     Lokasi Penelitian..........................................................................      
C.     Subjek dan Objek Penelitian........................................................      
D.    Sumber Data................................................................................      
E.     Prosedur Pengumpulan Data.......................................................      
F.      Prosedur Penelitian......................................................................      
G.    Teknik Analisis Data ...................................................................      
H.    Indikator Keberhasilan................................................................      
BAB    IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian............................................................................      
B.  Pembahasan  Hasil Penelitian......................................................      
KESIMPULAN DAN SARAN                    
A.  Kesimpulan .................................................................................      
B.  Saran ...........................................................................................      
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN













DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                           Halaman

Tabel   4.1       Rekapitulasi  Penilaian Instrumen Supervisi Administrasi Guru Kelas Kondisi Awal           ..................................................................................................
Tabel   4.2       Rekapitulasi  Penilaian Instrumen Supervisi Administrasi Guru Kelas Siklus Pertama         ..................................................................................................
Tabel   4.3       Rekapitulasi  Penilaian Instrumen Supervisi Administrasi Guru Kelas Siklus Kedua            ..................................................................................................
Tabel   4.4       Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Supervisi Administrasi Kelas pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II....................................................................................         


  


DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                      Halaman

Gambar  4.1    Peningkatan Kinerja Guru dalam Menyusun Perangka Administrasi Guru Kelas Pada Pelaksanaan Kondisi Awal, Siklus I, dan  Siklus II.................         




DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                                   Halaman

Lampiran   1    Instrumen Supervisi Manajerial Bidang : Administrasi Guru Kelas I, II, III, IV, V, VI  Pada Kondisi Awal

Lampiran   2    Instrumen Supervisi Manajerial Bidang : Administrasi Guru Kelas I, II, III, IV, V, VI  Pada Siklus I

Lampiran   3    Instrumen Supervisi Manajerial Bidang : Administrasi Guru Kelas I, II, III, IV, V, VI  Pada Siklus II










BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori
1.    Supervisi
a.    Pengertian Supervisi
Secara  etimologi,  supervisi  berasal  dari  dua  kata  bahasa  Inggris,  yaitu super  dan  vision,  yang  mengandung  arti  melihat  dan  meninjau  dari  atas  atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Kegiatan supervisi, pelaksanaan bukan mencaricari  kesalahan  tetapi  lebih  banyak  mengandung  unsur  pembinaan,  agar  kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan sematamata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Menurut  Arikunto  (2006:  5)  supervisi  adalah  kegiatan  mengamati, mengidentifikasi  mana  hal-hal  yang  sudah  benar,  mana  yang  belum  benar,  dan mana  pula  yang  tidak  benar,  dengan  maksud  agar  tepat  dengan  tujuan memberikan  pembinaan.  Kegiatan  pokok  dari  supervisi  adalah  melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas pembelajarannya  meningkat.  Dampak  meningkatnya  kualitas  pembelajaran  akan meningkatkan  prestasi  belajar  siswa,  dengan  demikian  meningkatlah  kualitas lulusan sekolah.
Menurut  Purwanto  (2009:  115)  menyatakan  bahwa  supervisi  adalah aktivitas  menentukan  kondisi/syarat-syarat  yang  essensial  yang  akan  menjamin tercapainya  tujuan-tujuan  pendidikan .  Melihat  definisi  tersebut,  maka  tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari,  dan  menentukan  syarat-syarat  mana  sajakah  yang  diperlukan  bagi kemajuan  sekolahnya  sehingga  tujuan-tujuan  pendidikan  di  sekolah  itu semaksimal  mungkin  dapat  tercapai.Ia  harus  dapat  meneliti  dan  menentukan syarat-syarat  mana  yang  telah  ada  dan  mencakupi,  mana  yang  belum  ada  atau kurang mencakupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi.
Sergiovani  dalam  Mulyasa  (2009:  111)  menyatakan  bahwa  supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan  supervisor  dalam  mempelajari  tugas  sehari-hari  di  sekolah  agar  dapat menggunakan  pengetahuan  dan  kemampuannya  untuk  memberi  layanan  yang lebih  baik  pada  peserta  didik  dan  sekolah,  serta  menjadikan  sekolah  sebagai masyarakat belajar yang efektif.Supervisi  merupakan  usaha  mengawali,  mengarahkan,  mengkoordinasi, dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual  maupun  secara  kolektif,  agar  lebih  mengerti  dan  lebih  efektif  dalam mewujudkan  seluruh  fungsi  pengajaran  sehingga  dapat  menstimulasi  dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
Sagala   (2009:  125)  berpendapat  bahwa  program  supervisi  di  sekolah adalah  program  pengembangan  guru  yang  kegiatannya  dirancang  dengan  tema-tema  yang  berkisar  pada  penyajian  informasi  tentang  suatu  jenis  pendekatan, membantu  guru  memahami  informasi,  membantu  guru  mengaplikasikan pengajaran,  dan  membantu  guru  memahami  tingkat  pengetahuan  serta  integrasi nilai dan sikap.
Kegiatan supervisi sesuai dengan konsep pengertiannya, dapat dibedakan menjadi  dua  yaitu  supervisi  akademik  dan  supervisi  administrasi.  Supervisi akademik adalah supervisi menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru  untuk  membantu  siswa  ketika  sedang  dalam  proses  belajar.  Sedangkan supervisi administrasi menitikberatkan pengamatan pada  aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran (Arikunto  2006: 5).
Berdasarkan  pendapat-pendapat  di  atas,  maka  dapat  dinyatakan  bahwa supervisi   adalah  suatu  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  pejabat  atasan  (pengawas atau  kepala  sekolah)  terhadap  bawahan  (guru  dan  staf  ),  dalam  rangka memberikan  bantuan  kepada  guru  dan  staf  untuk  memperbaiki  situasi  belajar mengajar/kinerja guna meningkatkan mutu pembelajaran.
b.    Prinsip-prinsip Supervisi
Menurut  Arikunto  (2006:  19)  Supervisi  harus  memenuhi  prinsip-prinsip  sebagai berikut:
1)        Supervisi  bersifat  memberikan  bimbingan  dan  memberikan bantuan kepada guru dan staf lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan   mencari-cari kesalahan.
2)        Pemberian  bantuan  dan  bimbingan  dilakukan  secara  langsung, artinya  bahwa  bimbingan  dan  bantuan  tersebut  tidak  diberikan secara  langsung  tetapi  harus  diupayakan  agar  pihak  yang bersangkutan  tanpa  disangka  atau  dibukakan  hatinya  dapat merasa  sendiri  serta  sepadan  dengan  kemampuan  untuk  dapat mengatasi sendiri.
3)        Apabila  pengawas  atau  kepala  sekolah  merencanakan  akan memberikan  saran  atau  umpan  balik,  sebaiknya  disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.
4)        Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya tiga  bulan  sekali,  bukan  menurut  minat  dan  kesempatan  yang dimiliki oleh pengawas satu atau kepala sekolah.
5)        Suasana  yang  terjadi  selama  supervisi  berlangsung  hendaknya mencerminkan  adanya  hubungan  yang  baik  antara  supervisor dan yang disupervisi.
6)        Untuk  menjaga  agar  apa  yang  dilakukan  dan  yang  ditemukan tidak  hilang  atau  terlupakan,  sebaiknya  supervisor  membuat catatan  singkat,  berisi  hal-hal  penting  yang  diperlukan  untuk membuat laporan.
Menurut  Moh.  Rifai  dalam  Purwanto  (2009:  17)  prinsip  yang  perlu diperhatikan dalam supervisi adalah:
1)        Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu  pada yang  dibimbing  dan  diawasi  harus  dapat  menimbulkan dorongan untuk bekerja.
2)        Supervisi  hendaknya  didasarkan  pada  keadaan  dan  kenyataan yang  sesuai  dengan  sebenar-benarnya  (realistis,  mudah dilaksanakan)
3)        Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaanya.
4)        Supervisi  harus  dapat  memberikan  perasaan  aman  pada  guruguru dan pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi.
5)        Supervisi  harus  didasarkan  atas  hubungan  professional,  bukan atas dasar hubungan pribadi.
6)        Supervisi  harus  selalu  memperhitungkan  kesanggupan,  sikap dan mungkin prasangka guru-guru dan pegawai sekolah.
7)        Supervisi  tidak  bersifat  mendesak  (otoriter)  karena  dapat menimbulkan perasaan gelisah bahkan antipasti dari guru-guru.
8)        Supervisi  tidak  boleh  didasarkan  atas  kekuasaan  pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi.
9)        Supervisi  tidak  boleh  bersifat  mencari-cari  kesalahan  dan kekurangan.
10)    Supervisi  tidak  boleh  terlalu  cepat  mengharapkan  hasil,  dan tidak boleh lekas merasa kecewa.
11)    Supervisi hendaknya bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.
Menurut Oteng Sutisna (1983) dalam Arikunto (2006:22)
1)      Supervisi  merupakan bagian integral dari program pendodikan, supervisi   adalah layanan yang bersifat kerjasama.
2)      Pada  dasarnya  semua  personil  pelaksana  pendidikan memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi.
3)      Supervisi  hendaknya  disesuaikan  dengan  kondisi  setempat karena  berguna  untuk  memenuhi  kebutuhan  perseorangan  dari personil sekolah.
4)      Supervisi  adalah  layanan  yang  tidak  mungkin  dapat  berjalan satu pihak  yaitu supervisi  saja tetapi merupakan kegiatan yang bersifat kerjasama.
5)      Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran  pendidikan,  dan  hendaknya  menerangkan implikasi-implikasi dari tujuan dan sasaran-sasaran tersebut.
6)      Supervisi  hendaknya  membantu  memperbaiki  sikap  dan hubungan  dari  semua  anggota  staf  sekolah  dengan  orang  tua siswa  dan  masyarakat  setempat,  serta  pihak-pihak  yang  terkait dengan hubungan sekolah.
7)      Tanggung  jawab  program  seperti  berada  pada  dua  pejabat, pertama  supervise  sekolah  menjadi  tanggung  jawab  kepala sekolah sedangkan pengawas bertanggung jawab atas supervise semua sekolah yang mrnjadi wewenang pembinaannya.
8)      Supervisi  yang  merupakan  bantuan  dan pembinaan  untuk  guru dan staf TU. Bagi  pengawas,  kegiatan  tersebut  merupakan  kegiatan  mobile, yaitu  tugas    yang  memerlukan  perjalanan  keliling  setiap  hari. Untuk  itu  maka  supervise  hanya  dapat  berjalan  apabila dilengkapi dengan dana yang mencukupi.
9)      Dalam  pendidikan  yang  berlangsung  di  sekolah  tampaknya kepala  sekolah  merupakan  penanggung  jawab  utama keberlangsungan pendidikan di sekolah yang ia pimpin.
10)  Supervisi hendaknya merupakan wahana untuk menjelaskan dan berdiskusi  tentang  hasil-hasil  penelitian  pendidikan  yang mutakhir  tetapi  belum  ada  wadah  untuk  mengkomunikasikan, apalagi menerapkan.
Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa supervisi  yang dilakukan harus memperhatikan prinsip-prinsip diantaranya: Supervisi  dilakukan  oleh  kepala  sekolah  dalam  rangka  memberikan  bantuan /bimbingan kepada guru dan staf dalam mengatasi masalah  yang ditemui bukan mencari-cari  masalah.  Bantuan  yang  diberikan  harus  disesuaikan  dengan kebutuhan  dari  personil  yang  disupervisi  dan  disampaikan  langsung  oleh supervisor  tanpa  perantara  agar  guru  merasa  nyaman.  Supervisi  hendaknya dilakukan  secara  berkala  dan  berkesinambungan  sesuai  program  dan  jadwal yang  telah  dibuat  agar  guru  dan  staf  selalu  dalam  kondisi  siap  dalam melaksanakan  tugas.  Supervisi  dilakukan  dalam  suasana  kekeluargaan sehingga dapat memberikan rasa nyaman bagi pihak yang disupervisi maupun yang mensupervisi.
c.    Tujuan Supervisi
Menurut Arikunto (2006: 40), ada dua tujuan dalam pelaksanaan   supervisi yaitu  tujuan  umum  dan  tujuan  khusus.  Tujuan  umum  dalam  supervisi  supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang  lain  agar  personil  tersebut  mampu  meningkatkan  kualitas  kinerjanya, terutama  dalam  melaksanakan  tugas,  yaitu  melaksanakan  proses pembelajaran.
Selanjutnya apabila kualitas kinerja guru dan staf sudah meningkat, demikian pula mutu  pembelajarannya,  maka  diharapkan  prestasi  belajar  siswa  juga  akan meningkat.  Pemberian  bantuan  pembinaan  dan  pembimbing  tersebut  dapat bersifat  langsung  ataupun  tidak  langsung  kepada  guru  yang  bersangkutan.
Pemberian bantuan dan pembimbing tersebut didasarkan atas data yang lengkap, tepat, dan rinci, serta benar-benar harus sesuai dengan kenyataan.  Adapun tujuan khusus dari supervisi menurut Arikunto (2006: 41)  yaitu:
1)   Meningkatkan  kinerja  siswa  sekolah  dalam  perannya  sebagai peserta  didik    yang  belajar  dengan  semangat  tinggi,  agar  dapat mencapai prestasi belajar secara optimal.
2)   Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan membimbing  siswa  mencapai  prestasi  belajar  dan  pribadi sebagaimana diharapkan.
3)   Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta  mendukung  dimilikinya  kemampuan  pada  diri  lulusan sesuai dengan tujuan lembaga.
4)   Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa.
5)   Meningkatkan  kualitas  pengelola  sekolah,  khususnya  dalam mendukung  terciptanya  suasana  kerja  yang  optimal,  yang selanjutnya  siswa  dapat  mencapai  prestasi  belajar  sebagaimana diharapkan.
6)   Meningkatkan  kualitas  situasi  umum  sekolah  sedemikian  rupa sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif bagi  kehidupan  sekolah  pada  umunya,  khususnya  pada  kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
Menurut Mulyasa (2006: 157), supervisi bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar, melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Suyati dkk, (2009: 215)  mengemukakan bahwa tujuan supervisi dibedakan antara  tujuan  akhir  dan  tujuan  perantara.  Tujuan  akhir  (tujuan  umum)  supervisi pendidikan  adalah  lulusan  (keluaran,  autput,  outcome)  yang  bermutu.Lulusan dikatan bermutu bila mampu memenuhi kebutuhan dari pelanggan (stakebolders, pemangku  kepentingan,  pemangku  gati).  Stakebolders  dari  proses  pembelajaran antara  lain:  siswa  itu  sendiri  (dengan  cita-cita  yang  ingin  diraihnya),  orang  tua (dengan  harapan  menyekolahkan  anaknya),  pendidikan  lanjutan  (yang menginginkan  masukan terbaik  atau  bermutu),  dunia  kerja  (yang  menginginkan dunia  kerja  bermutu),  masyarakat,  bangsa,  Negara  (yang  menghendaki  warga yang  bermutu),  yang  berbagai  kepentinganyang  lain.  Tujuan  perantara  (tujuan khusus) dari supervisiadalah proses pembelajaran  yang efektif dan efisien  yang ditunjang oleh administrasi pendidikan yang berfungsi secara optimal.
Olive  dalam  Sahertian  (2000:  19)  supervisi  pendidikan  mempunyai  tigasasaran yaitu:  mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah, meningkatkan  belajar  mengajar  di  sekolah,  mengembangkan  semua  staf  di sekolah. Supervisi dilakukan guna mengetahui situasi dan kondisi sekolah  (proses belajar  mengajar)  untuk  dibawa  kepada  pertumbuhan  atau  perkembangan  yang lebih baik agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud.
Tujuan  supervisi  pendidikan  adalah  perbaikan  dan  perkembangan  proses pembelajaran  secara  total,  artinya  supervisi  pendidikan  tidak  hanya  untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru termasuk  didalamnya  pengadaan  fasilitas  yang  menunjang  kelancaran  proses pembelajaran,  peningkatan  mutu  pengetahuan  dan  keterampilan  guru-guru, pemberian  bimbingan  dan  pembinaan  dalam  hal  implementasi  kurikulum, pemilihan  dan  penggunaan  metode  mengajar,  alat-alat  pelajaran,  prosedur,  dan teknik evaluasi pengajaran. Supervisi  yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasar  pendidikan  dan  cara-cara  belajar  serta  perkembangannya  dalam pencapaian  tujuan  umum  pendidikan.  Fokusnya  bukan  pada  seorang  atau sekelompok orang, melainkan semua orang, seperti guru -guru, para pegawai, dan kepala  sekolah,  lainnya  adalah  teman  sekerja  yang  sama-sama  bertujuan mengembankan  situasi  yang  memungkinkan  terciptanya  kegiatan  pembelajaran yang baik.
Berdasar  pendapat-pendapat  tersebut  di  atas  dapat  dinyatakan  bahwa tujuan  dari  supervisi  adalah  meningkatkan  perbaikan  kinerja  guru,  siswa  dan semua pemangku kepentingan (stakebolders) dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran  yang  bermuara  pada  peningkatan  prestasi  belajar  siswa. Apabila pengelolaan pembelajaran baik prestasi siswa dan sekolah pasti akan baik pula.
d.   Fungsi Supervisi
Fungsi dari supervisi menurut Arikunto (2006: 13-14)  ada tiga yaitu:
1)   Meningkatkan mutu Pembelajaran  
Merupakan  supervisi  dengan  ruang  lingkup  yang  sempit,  tertuju  pada  aspek akademik,  khususnya  yang  terjadi  di  ruang  kelas  ketika  guru  sedang memberikan  bantuan  dan  arahan  kepada  siswa.  Perhatian  supervisor  tertuju pada  bagaimana  dan  perilaku  siswa  yang  belajar,  dengan  bantuan  atau  tanpa bantuan  guru  secara  langsung.Fokusnya  pada  seberapa  tinggi  tinggi keberhasilan siswa kepada belajar.
2)   Memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran
Merupakan  supervisi  yang  berfungsi  memicu  atau  penggerak  terjadinya perubahan  tertuju  pada  unsur-unsur  yang  terkait  dengan,  atau  bahkan  yang merupakan  faktor-faktor  yang  berpengaruh  terhadap  peningkatan  kualitas pembelajaran.Supervisi ini dikenal dengan istilah supervisi administrasi.
3)   Membina dan memimpin
Merupakan fungsi memimpin yang dilakukan oleh pejabat yang diserahi tugas memimpin sekolah, yaitu kepala sekolah, diarahkan kepada guru.
Dari  pendapat  tersebut  dapat  dinyatakan  bahwa  tujuan  supervisi  adalah meningkatkan  mutu  pembelajaran,  harapannya  dengan    adanya  perbaikan  dalam pembelajaran oleh guru maka akan berdampak pada hasil belajar siswa. Tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru tetapi juga membina profesi guru termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses pembelajaran, peningkatan mutu pengetahuan dan ketrampilan guru-guru,  pemberian  bimbingan  dan  pembinaan  dalam  hal  implementasi kurikulum.
e.    Teknik Supervisi
Supervisi  dapat  dilakukan  dengan  berbagai  cara,  dengan  tujuan  agar  apa yang  diharapkan  bersama  dapat  menjadi  kenyataan.  Seorang  supervisor  dituntut untuk bisa memilih cara/teknik yang tepat dalam melaksanakan kegiatan supervisi agar dapat mencapai hasil yang diharapkan.Menurut  Purwanto  (2009:  120)  teknik  supervisi  dapat  digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok Teknik  perseorangan  maksudnya  ialah  supervisi  yang  dilakukan  secara perseorangan. kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1)   Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
Kunjungan  kelas  sewaktu  waktu  dapat  dilakukan  oleh  supervisor.  Hal  ini dimaksudkan  agar  supervisor  bisa   melihat  atau  mengamati  secara  langsungseorang  guru  yang  sedang  mengajar.  Tujuan  dari  kunjungan  kelas  adalah mengobservasi  bagaimana  guru  mengajar,  apakah  sudah  memenuhi  syarat-syarat  didaktis  atau  metodik  yang  sesuai  apa  belum.  Melalui  observasi supervisor  dapat  melihat  langsung  apa  kekurangan  atau  kelemahan  yang sekiranya masih perlu diperbaiki.Setelah  kunjungan  kelas  selesai,  supervisor  sebaiknya  mengadakan  diskusi empat  mata    dengan  guru  yang  bersangkutan.  Temuan-  temuan  yang  didapat pada  saat  observasi  disampaikan  langsung  oleh  supervisor  dan  selanjutnya memberikan saran-saran atau nasihat-nasihat yang diperlukan  demi perbaikan proses belajar-mengajar.
2)   Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
Kunjungan  observasi  bisa  dilakukan  oleh  guru-guru  melalui  satu  kegiatan khusus  misalnya  stady  banding  atau  melalui  kegiatan  kelompok  kerja  guru(KKG)  untuk  melihat/mengamati  seorang  guru  yang  sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara  menggunakan  alat  atau  media  yang  baru,  seperti  audio -visual  aids, cara mengajar  dengan  metode  tertentu,  seperti  misalnya  sosiodrama,  problem solving, diskusi panel, fish bowl metode penemuan, dan sebagainya.Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri (intraschoolvisits)  atau dengan  mengadakan  kunjungan  ke  sekolah  lain  (interschoolvisits).  Sebagai demonstran dapat ditunjuk seorang guru dari sekolah sendiri atau sekolah lain, yang dianggap memiliki kecakapan atau keterampilan mengajar sesuai dengan tujuan  kunjungan  kelas  yang  diadakan.  Setelah  kunjungan  observasi dilanjutkan  dengan mengadakan diskusi di antara guru-guru pengamat dengan demonstran  yang  dilakukan  segera  setelah  demonstran  mengajar  selesai dilakukan.
3)   Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa
Guru banyak  mengalami  masalah dalam mengatasi kesulitan kesulitan belajar siswa,  misalnya  siswa  yang  lamban  dalam  belajar,  tidak  dapat  memusatkan perhatian,  siswa  yang  nakal,  siswa  yang  mengalam  perasaan  rendah  diri  dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya. Meskipun di beberapa sekolah mungkin  telah  dibentuk  bagian  bimbingan  dan  konseling,  masalah-masalah yang sering timbul didalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas daripada diserahkan kepada guru bimbingan  atau  konselor  yang  mungkin  akan  memakan  waktu   lebih  lama untuk mengatasinya. Supervisor  harus menyadari bahwa  guru kelas atau wali kelas  adalah  pembimbing  yang  utama,  oleh  karena  itu,  peranan  supervisor, terutama kepala sekolah, dalam hal ini sangat diperlukan.
4)   Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum  sekolah  antara  lain:  menyusun  program  semester,  menyusun  atau membuat  program  satuan  pelajaran,  mengorganisasi  kegiatan-kegiatan pengelolaan  kelas,  melaksanakan  teknik-teknik  evaluasi  pengajaran, menggunakan  media  dan  sumber  dalam  proses  belajar  mengajar, mengorganisasi  kegiatan-kegiatan  siswa  dalam  bidang  ekstrakurikuler,  study tour, dan sebagainya.
Teknik  kelompok  adalah  supervisi  yang  dilakukan  secara  kelompok. Kegiatan  yang  dapat  dilakukan  antara  lain:  Mengadakan  pertemuan  atau  rapat (meetings).  Melalui  rapat  kepala  sekolah  dapat  menyampaikan  hal-hal  yang berkaitan  dengan  program  sekolah.  Berbagai  hal  dapat  dikemukakan  kepada seluruh  guru dan staf sebagai bahan rapat diantaranya hal-hal yang berhubungan dengan  pelaksanaan  dan  pengembangan  kurikulum,  pembinaan  administrasi sekolah,  pengelolaan  keuangan  sekolah.termasuk  juga  kegiatan  supervisi.  Pada saat  rapat  jadwal  dan  pelaksanaan  supervisi  bisa  di  bahas  termasuk  instrument penilainnya bersama-sama dengan guru  sehingga bisa diterima oleh semua pihak baik guru maupun supervisor.
Selain  dengan  mengadakan  pertemuan  atau  rapat,  dapat  juga  dengan mengadakan  diskusi  kelompok  (group  discussions).  Kegiatan  yang  dapat dilakukan  pada  saat  kegiatan  diskusi  kelompok  diantaranya  dengan membentuk kelompok-kelompok  guru  yang  berminat  pada  mata  pelajaran-mata  pelajaran tertentu  misalnya saja mata pelajaran  muatan lokal sekolah. Kelompok-kelompok yang  telah  terbentuk  itu  diprogramkan   untuk  mengadakan  pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan  proses  belajar  mengajar  terkait  dengan  mata  pelajaran  tersebut . Supervisor   dalam  kegiatan  ini  dapat  memberikan  pengarahan,  bimbingan, nasihat-nasihat ataupun saran-saran yang diperlukan.Penataran-penataran  (inservice-training)  juga  bisa  dilaksanakan  melaluiteknik  kelompok.  Banyak  teknik  supervisi  kelompok  yang  dilakukan   melaluiperantara  penataran.  Jenis  penataran  untuk  guru-guru  yang  dapat  dilakukan diantaranya:    penataran tentang metodologi pengajaran,  administrasi pendidikan, model  pembelajaran,  penggunaan  alat  peraga,  pembelajaran  untuk  kelas rendah/model pembelajaran tematik dan masih banyak lagi.  Tugas kepala sekolah selaku  supervisor  adalah  mengelola  dan  membimbing  pelaksanaan  tindak  lanjut dari  hasil  penataran,  agar  dapat  dipraktikan  oleh  guru-guru  setelah  selesai mengikuti penataran. (Purwanto, 2009: 122)
Suryasubroto  (1980:  109)  menyebutkan  bahwa  teknik  supervisi pendidikan  terdiri  dari,  Kunjungan  kelas;  Observasi  kelas;  Percakapan  pribadi; Saling  kunjung  mengunjungi;  Musyawarah,  rapat,  loka  karya;  dan  karyawisata; Penyediaan  perpustakaan  jabatan  untuk  guru;  dan  Penyediaan  instrument supervise untuk menilai diri sendiri. Menurut Ametembun (1981: 59-96) menjelaskan bahwa teknik supervisi meliputi beberapa hal  yaitu:  teknik kelompok dan perseorangan,  metode langsung dan  tak  langsung,  kunjungan  sekolah,  kunjungan  kelas,  pembicaraan  individual, rapat supervisi, pendidikan  in-service,    metode-metode lain supervisi pendidikan yang  meliputi:  workshop,  simulasi,  intervisitasi,  demonstrasi  mengajar,  bulletin supervisi papan pengumuman, dan kunjungan rumah.
Menurut  Gwyn (Sahertian, 2000: 52) teknik supervisi dibedakan menjadi dua  yaitu  teknik  supervisi  yang  bersifat  individual  dan  teknik  supervisi  yang bersifat  kolompok.  Teknik  supervisi  yang  bersifat  individual  terdiri  dari: kunjungan  kelas,  observasi  kelas,  percakapan  pribadi,  intervisitasi,  penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar,  menilai diri sendiri.Teknik  supervisi  yang  bersifat  kelompok  menurut  Sahertian  (2000:  86-129)  dapat  dibedakan  dalam  kegiatan-kegiatan  seperti  pertemuan  orientasi,  bagi guru baru, kegiatan panitia penyelenggara, rapat guru, studi kelompok antar guru, missal KKG, dan berbagai kegiatan diskusi yang bertujuan untuk tukar menukar pengalaman.  Adapun  kegiatan  lain  dari  supervisi  yang  bersifat  kelompok  juga dapat  dilakukan  melalui  kegiatan  ilmiah  seperti  lokakarya  (workshop),  diskusi panel, seminar, symposium, demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, bulletin supervise,  membaca  langsung,  mengikuti  kursus,  organisasi  organisasi  jabatan, laboratorium  kurikulum,  dan  perjalanan  sekolah  untuk  anggota  staf. Semua kegiatan dilakukan dengan melibatkan orang lain atau sifatnya kelompok.
Berdasarkan  pendapat-pendapat  tersebut  di  atas  dapat  dinyatakan  bahwa teknik  supervisi dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik atau cara disesuaikan dengan  kebutuhan  dari  supervisor  maupun  yang  di  supervisi  sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari supervisi itu sendiri.
f.     Model-model Supervisi
Model  supervisi  dalam uraian ini adalah suatu pola  penerapan supervisi. Menurut  Sahertian  (2000:  34-44),  ada  beberapa  model  yang  berkembangdiantaranya:
1)      Model Konvensional (Tradisional)
Model konvensional atau tradisional, adalah supervisi  yang bersifat otoriter, feudal  yang  cenderung  mencari  kesalahan,  bahkan  bersifat  memata-matai (snoopervission). Supervisi ini juga disebut supervisi  yang korektif. Supervisi ini tidak membuat guru merasa aman, melainkan membuat guru menjadi takut dan  gelisah.  Supervisi  konvensional  dapat  menjadikan  guru  acuh  tak  acuh (masa  bodoh),  bahkan  menentang  atau  agresif.  Tetapi  model  supervisi konvensional juga perlu dilaksanakan untuk mencari kekurangan-kekurangan yang dialami guru tanpa disadari. Dengan memata-matai supervisor akan bisa menemukan  kekurangan  yang  tanpa  disadari  oleh  guru  untuk  kemudian didiskusikan dengan guru agar bisa dicarikan solusi terbaik.
2)      Model Supervisi yang Bersifat Ilmiah
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)        Dilaksanakan secara berencana dan kontinu
b)        Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu
c)        Menggunakan instrumen pengumpulan data
d)       Ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.
Dengan menggunakan merit rating, skala penilaian atau chek  list lalu para  siswa  atau  mahasiswa  menilai  proses  kegiatan  belajar-mengajar guru/dosen  di  kelas. Hasil  penelitian  diberikan  kepada  guru-guru  sebagai balikan  terhadap  penampilan  mengajar  guru  pada  cawu  atau  semester  yang lalu.  Data  ini  tidak  berbicara  kepada  guru  dan  guru  yang  mengadakan perbaikan. Penggunaan  alat  perekam  data  ini  berhubungan  erat  dengan penelitian.  Walaupun  demikian,  hasil  perekam  data  secara  ilmiah  belum merupakan jaminan untuk melaksanakan supervisi yang lebih manusiawi.
3)      Model Supervisi Klinis
Supervisi  klinis  adalah  supervisi  yang  difokuskan  pada  perbaikan pembelajaran  melalui  siklus  yang  sistematis  mulai  dari  tahap  perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajarannya dengan  tujuan  untuk  memperbaiki  proses  pembelajaran  agar  lebih  baik.Supervisi klinis dalam bidang pendidikan terkandung tujuan, sifat, dan fungsi penyembuhan,  yaitu  penyembuhan  seorang  guru  yang  sedang  mengalami permasalahan  (yang  dikonotasikan  sedang  sakit)  yang  berkonsultasi  kepada supervisor  (yang  dikonotasikan  dokter)  untuk  dengan  kemam puan  dan kemauan  sendiri  berdasar  hasil  konsultasinya  dengan  supervisor  mengatasi masalahnya (yang dikonotasikan dengan penyembuhan), Arikunto,(2004: 38-40,93-94).
Supervisi klinis memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)    Perbaikan  dalam  pembelajaran  mengharuskan  guru  mempelajari keterampilan  intelektual  dan  bertingkah  laku  berdasarkan  keterampilan tersebut.
b)    Fungsi utama supervisor adalah menginformasikan beberapa keterampilan, seperti:  (1)  keterampilan  menganalisis  proses  pembelajaran  berdasarkan hasil pengamatan, (2) keterampilan mengembangkan kurikulum, terutama bahan pembelajaran, (3) keterampilan dalam proses pembelajaran.
c)    Fokus  supervisi  klinis  adalah:  (1)  perbaikan  proses  pembelajaran,  (2) keterampilan  penampilan  pembelajaran  yang  memiliki  arti  bagi keberhasilan  mencapai  tujuan  pembelajaran  dan  memungkinkan  untuk dilaksanakan,  dan  (3)  didasarkan  atas  kesepakatan  bersama  dan pengalaman masa lampau.
Berdasarkan  keterangan  tersebut  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa supervisi  klinis  adalah  supervisi  yang  dilakukan  oleh  supervisor  terhadap guru,  yang  mengkonsultasikan  masalahnya  dalam  bertugas  sebagai  guru, bukan  masalah  pribadi  secara  sukarela,  melalui  diskusi  hingga  timbul  cara pemecahan  masalah  yang  akan  dilaksanakan  oleh  guru  dengan  pengamatan supervisor.
4)      Model Supervisi Artistik
Artistik berarti memiliki sifat atau jiwa  art.  Arti sempit  art  adalah seni yang bersifat  halus,  manusiawi;  dalam  arti  luas,  art  adalah  ilmu,  yang  menuntut sikap  dan  tanggung  jawab  ilmiah  dan  berpengetahuan  luas.  Supervisi  yang artistik  adalah  supervisi  yang  lebih  menekankan  pada  kemanusiaan:  salingmenghargai,  saling  menerima  sebagaimana  adanya,  saling  mendengarkan, saling memperhatikan, dengan cara atau bahasa yang halus, tanpa kekerasan atau penolakan. Melalui supervisi artistik akan terjalin hubungan baik antara supervisor dan yang disupervisi. Supervisi artistik juga menuntut pengetahuan yang  luas  dan  pemahaman  yang  mendalam  sehingga  dapat  dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Supervisor yang mengembangkan model  artistik akan menampakkan dirinya dalam relasi dengan guru-guru yang dibimbing sedemikian baiknya sehingga paraguru merasa diterima. Adanya perasaan aman dan dorongan positif untuk berusaha terus maju. Sikap seperti mau belajar mendengarkan perasaan orang lain,  mengerti  orang  lain  dengan  problem-problem  yang  dikemukakan, menerima  orang  lain  sebagaimana  adanya,  sehingga  orang  dapat  menjadi dirinya sendiri, itulah supervisi artistik.
Dikatakan oleh  Imron  (2011: 28)  Supervisi pembelajaran dibagi ke dalam tiga  aliran  pendekatan,  yaitu  pendekatan  ilmiah,  pendekatan  artistik,  dan pendekatan  klinik.  Masing-masing  pendekatan  mempunyai  kelebihan  dan kekuranag,  oleh  karena  itu  masing-masing  kekurangan  yang  ada  hendaknya diketahui oleh supervisor sehingga dapat diantisipasi sebelum diterapkan.Agar  pendekatan-pendekatan  supervisi  pembelajaran  dan  pandangan-pandangan  supervisi  ini  dapat  dilakukan,  maka  seorang  supervisor  harus dapat menerapkan  keterampilan-keterampilannya  yaitu  keterampilan  menejerial, keterampilan  konseptual,  dan  keterampilan  teknis.  Ketiga  keterampilan  tersebut akhirnya  bermuara  di  keterampilan  teknis.  Oleh  karena  itu,  keterampilan  teknis dipandang  paling  tinggi  kontribusinya  dalam  rangka  pelaksanaan  supirvisi pembelajaran.
Berpedoman  kepada  pendekatan,  pandangan  dan  keterampilan  supervisi pembelajaran  ini,  supervisor  dapat  mengaksentuasikan  supervisinya  terhadap aspek-aspek  substantif  supervisi  pembelajaran.  Aspek-aspek  substantif tersebut meliputi  supervisi  terhadap  keterampilan  mengajar  guru,  supervisi  terhadap kepuasan  kerja  guru,  dan  supervisi  terhadap  disiplin  kerja  guru.  Aspek pertama dan kedua bersentuhan dengan segi profesionalitas guru, sedangkan aspek ketiga, keempat, dan kelima bersentuhan dengan aspek personal guru.
g.    Supervisi yang Efektif
Kepala  Sekolah  selaku  supervisor  memiliki  fungsi  mengarahkan, membimbing  dan  mengawasi  seluruh  kegiatan  pendidikan  termasuk  kegiatan pembelajaran  yang  dilaksanakan  guru  yang  ditunjang  oleh  pegawai  di sekolah. Kepala  Sekolah  hendaknya  melakukan  obeservasi  yang  terus  menerus  tentang kondisi-kondisi dan sikap-sikap di kelas, di ruangan guru, di ruang tata usaha dan pada pertemuan-pertemuan staf pengajar. Maksudnya adalah memberikan bantuan pemecahan  atas  kesulitan-kesulitan  yang  dialami  guru  dan  pegawai  serta melakukan perbaikan-perbaikan baik langsung maupun tidak langsung mengenai kekurangan-kekurangannya,  sehingga  secara  bertahap kualitas  dan  produktivitas kegiatan  belajar  mengajar  yang  dilakukan  guru  di  kelas,  dan  kinerja  pegawai lainnya akan menjadi semakin baik secara berkelanjutan.
Kepala Sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab, serta wewenang yang berat  dalam  rangka  mengelola  sekolah.  Keberhasilan  sekolah  yang  dipimpinnyasangat  ditentukan  oleh  kepemimpinannya.  Supervisi  merupakan peran  yang strategis  bagi  kepala  sekolah  dalam  melakukan  fungsi  manajemen  dalam pengawasan  (controlling),  pembinaan  dan  pengembangan  (development)  bagi anggota  organisasi.  Kepala  Sekolah  sebagai  pimpinan  dalam  menjalankan fungsinya  perlu  efektif  dan  efesien.  Dalam  hal  ini,  selama  proses  aktivitas organisasi sekolah tersebut dilakukan, maka kepala sekolah dituntut untuk dapat menjalankan  supervisi  sebagai  salah  satu  peran  strategisnya  dalam  melakukan pengelolaan  sekolah.  Efektif  berarti  dampak  positif  yang  dihasilkan  dari melaksanakan  supervisi,  yang  ditunjukkan  dengan  peningkatan  kemampuan dalam organisasi. Hal ini dapat diukur dengan kepuasan kerja,  komitmen, Kinerja pekerjaan, dan meningkatnya kepercayaan (Siagian, 2004: 44).
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan bagaimana merencanakan, mengorganisir  personal  dan  sumber  daya  lainnya,  menggerakkanya  serta mengawasi.  Tanpa  itu  semua,  modal  pendidikan  akan  terbuang  dengan  sia-sia. Supervisor  adalah  seorang  pemimpin,  untuk  itu  harus  tahu  apa  yang  harus dilakukan  untuk  membawa  orang-orang  dan  lembaga  dalam  rangka  pencapaian tujuan. Untuk  dapat  menghasilkan  supervisi  yang  berkualitas,  maka  diperlukanstrategi yang tepat. Strategi yang diterapkan dalam rangka pelaksanaan supervisi yaitu:  plan  (merencanakan),  do  (melaksanakan),  cheq  (umpan  balik),  plan (rencana kembali)
Bertitik tolak dari penjelasan di atas, maka supervisi oleh kepala sekolah perlu  dilaksanakan  secara  efektif,  agar  kinerja  sekolah  yang  dikelolanya  dapat lebih  meningkat.  Supervisi  dikatakan   efektif,  apabila  tingkat  keberhasilan yang dicapai  melalui  serangkaian  kegiatan  dengan  langkah-langkah  yang strategis sesuai  dengan  tujuan  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya.  Langkah -langkah strategis  artinya  setiap  kegiatan  yang  dilakukan  akan  berhasil  guna  dengan meminimalkan tenaga, biaya dan waktu.
2.    Kinerja Guru
a.    Pengertian
Fatah  dalam  Rachmawati  (2013:  16)  mendefinisikan  kinerja  adalah ungkapan  kemajuan  yang  didasari  oleh  pengetahuan,  sikap  dan  motivasi  dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan. Sulistiyani dan Rosidah (2003: 223) menyatakan kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang  dapat  dinilai  dari  hasil  kerjanya.  Secara  definitif  Bernandin  dan  Russell dalam  Sulistiyani  dan Rosidah  (2003)  juga  mengemukakan  kinerja  adalah  suatu hasil  kerja  yang  dicapai  seseorang  dalam  melaksanakan  tugas-tugas  yang dibebankan  kepadanya  yang  didasarkan  atas  kecakapan,  pengalaman,  dan kesungguhan,  serta  waktu.  Sedangkan  pengertian  dari  penilaian  kinerja  adalah menilai  rasio  hasil  kerja  nyata  dari  standar  kualitas  maupun  kuantitas  yang dihasilkan setiap karyawan. (Hasibuan, 2005: 87)
Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya.  Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah suatu  kegiatan  yang  meliputi  perencanaan  pembelajaran,  pelaksanaan pembelajaran/ kegiatan  belajar mengajar, dan  melakukan  penilaian  hasil belajar. (Rachmawati, 2013: 138).  Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.
Dari berbagai pengertian tentang kinerja diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang  bersangkutan.  Kinerja  dikatakan  baik  apabila  hasil  yang  dicapai  sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
b.    Kinerja Guru
Kinerja  Guru  adalah  kemampuan  yang  ditunjukkan  oleh  guru  dalam melaksanakan  tugas  atau  pekerjaannya  Rachmawati  (2013:  16).  Tugas  tersebut terkait  dengan  pembelajaran  yang  meliputi  perencanaan  program  pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.  Kinerja gurudikatakan baik dan memuaskan apabila hasil yang dicapai sesuai dengan  standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah atau dengan kata lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Guru  menjadi  salah  satu  faktor  yang  menentukan  keberhasilan  siswa. Guru sangat berperan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, maka dari itu seorang  Guru  dituntut  untuk  memiliki  berbagai  kompetensi  dasar  dalam  proses belajar  mengajar.  Terkait  dengan  kinerja  guru  dalam  melaksanakan  kegiatan belajar mengajar, maka dapat dikemukakan Tugas Keprofesionalan Guru menurut
Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  14  Tahun  2005  pasal  20 Tentang Guru  dan  Dosen  adalah  merencanakan  pembelajaran,  melaksanakan  proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.Kinerja  Guru  yang  baik  akan  tergambar  pada  penampilan  mereka  baik dari  penampilan  kemampuan  akademik  maupun  kemampuan  profesi  menjadi guru yaitu  mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar  kelas  dengan  sebaik-baiknya.  Kinerja  guru  sangat  penting  untuk diperhatikan  dan  dievaluasi,  hal  tersebut  disebabkan  guru  mengemban  tugas professional yang artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus  yang  diperoleh  melalui  program  pendidikan.  Kinerja  guru  dapat  dilihat dan  diukur  berdasarkan  criteria  yang  harus  dimiliki  oleh  setiap  guru.  Wujud perilaku  yang  dimaksud  adalah  krgiatan  guru  dalam  proses  pembelajaran  yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan menilai hasil belajar.
c.    Indikator Kinerja Guru
Kinerja  merefleksikan  kesuksesan  suatu  organisasi,  maka  dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja dapat dilihat dari beberapa  kriteria,  menurut  Castetter  dalam  Rachmawati  (2013:  17) mengemukakan ada empat  kriteria dalam kinerja yaitu:  (a)  karakteristik individu, (b) proses, (c) hasil dan (d) kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil.Kinerja  dipengaruhi  juga  oleh  kepuasan  kerja  yaitu  perasaan  individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada seseorang sehing ga pekerjaan itu disenangi dan dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan kinerja dapat diketahui melalui evaluasi atau penilaian dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan.
Menilai  kualitas  kinerja  dapat  ditinjau  dari  beberapa  indikator  yang meliputi: unjuk kerja, penguasaan materi, penguasaan professional keguruan dan pendidikan,  penguasaan  cara-cara  penyesuaian  diri  dan  kepribadian  untuk melaksanakan  tugasnya  dengan  baik.  Kinerja  guru  sangat  penting  untuk diperhatikan  dan  dievaluasi  karena  guru  mengemban  tugas  professional artinya tugas  yang  hanya  bisa  dikerjakan  oleh  mereka  yang  mempunyai  kompetensi khusus  yang  diperoleh  melalui  bidang  pendidikan.  Guru  mempunyai tanggungjawab sebagai pengajar, pembimbing, administrator kelas.
Berdasarkan  uraian  tersebut  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  indikator kinerja  guru  antara  lain:  kemampuan  membuat  perencanaan,  penguasaan  materi yang  akan  diajarkan  kepada  peserta  didik,  penguasaan  metode  dan  strategi mengajar,   pemberian  tugas-tugas  kepada  peserta  didik,  kemampuan  mengelola kelas, dan kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
d.   Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Kinerja  Guru  akan  menjadi  optimal,  bilamana  diintegrasikan  dengan komponen sekolah baik  kepala sekolah, iklim  sekolah, guru,  karyawan, maupun anak didik. Pidarta dalam Saerozi (2005: 2)   mengemukakan ada beberapa faktor yang  dapat  mempengaruhi  kinerja  guru  dalam  melaksanakan  tugasnya  yaitu kepemimpinan kepala sekolah,  iklim sekolah,  harapan-harapan, dan kepercayaan
personalia  sekolah.  Kepemimpinan  kepala  sekolah  dan  iklim  sekolah  akan  ikut menentukan baik buruknya kinerja guru.
e.    Upaya Peningkatan Kinerja Guru
Upaya-upaya  yang  dapat  dilakukan  kepala  sekolah  dalam  meningkatkan kinerja  tenaga  kependidikan  dan  prestasi  belajar  peserta  didik  dapat dideskripsikan sebagai berikut (Mulyasa, 2004: 100):
1)   Mengikutsertakan guru-guru dalam penataran-penataran, untuk menambah wawasan  para  guru.  Kepala  sekolah  juga  harus  memberikan   kesempatan kepada  guru-guru  untuk  meningkatkan  pengetahuan  dan  keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2)   Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka, yang  akan  bermanfaat  untuk  memotivasi  para  peserta  didik  agar  lebih  giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
3)   Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara mendorong para  guru  untuk  memulai  dan  mengakhiri  pembelajaran  sesuai  waktu  yang telah  ditentukan,  serta  memanfaatkannya  secara  efektif  dan  efisien  untuk kepentingan pembelajaran.

B.  Kerangka Berpikir
Kepala  sekolah  melakukan  supervisi  kepada  guru-guru  dalam  rangka melaksanakan  tugas  kepengawasan  agar  proses  belajar  mengajar  di  kelas  dapatdipantau  secara  terus  menerus.  Melaui  supervisi  kepala  sekolah  menjadi  lebih mudah  untuk  mendeteksi  sejak  dini  apabila  seorang  guru  mengalami  hambatan atau kendala dalam kegiatan pembelajaran, dengan demikian kepala sekolah dapat memberikan  bimbingan  untuk  mengatasi  kendala  tersebut.  Hambatan-hambatan yang tidak segera diatasi dapat meyebabkan gagalnya pembelajaran.  Supervisi  yang  dilakukan  kepala  sekolah,  dapat  memotivasi  para  guru dalam  menjalankan  tugas  dan  fungsinya  secara  professional. Melalui  kegiatan supervisi  para  guru  akan  selalu  berupaya  meningkatkan  kemampuan  dan keterampilan  profesinya,  misalnya  dengan  menggunakan  metode-metode pembelajaran yang sesuai, media pembelajaran yang menarik, dan model -model pembelajaran yang variatif sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.  Bermakna  atau  tidaknya  sebuah  pembelajaran  dapat  diketahui  dari pencapaian kompetensi-kompetensi yang dimiliki siswa secara menyeluruh. Guru yang telah memiliki kemampuan profesionalitas diharapkan dapat mengant arkan siswa menguasai kompetensi bahan ajar yang telah dipelajari.
Supervisi  yang  dilakukan  secara  tepat  dan  berkesinambungan  dapat meningkatkan dedikasi guru terhadap tugas yang harus dikerjakan sebagai seorang pendidik  dan  pembelajar.  Hal  ini  merupakan  sumbangan  positif  pada  output kelulusan sehingga mutu pendidikan di  Indonesia akan meningkat. Perencanaan, pengorganisasian  dan  pelaksanaan  pengelolaan  kelas  merupakan  tugas  guru. Sedang fungsi kepengawasan melalui supervisi kunjungan kelas merupakan tugas kepala  sekolah  sebagai  manajer  sekolah.  Apabila  fakta-fakta  atau  komponenkomponen tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya akan mempunyai dampak posotif  sehingga  berpengaruh  terhadap  peningkatan  mutu  sekaligus  peningkatan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Untuk  memudahkan  uraian  mengenai  supervisi  kepala  sekolah  dapat dalam  rangka  meningkatkan  kinerja  guru  dapat  digambarkan  kerangka  pikir sebagai berikut:   








Gambar 2.1 Kerangka  Pikir PTS




C.  Hipotesis Tindakan
Berdasarkan  uraian pada kajian teori dan kerangka pikir  di  atas,  maka  hipotesis tindakan dalam penelitian  ini  adalah pelaksanaan supervisi administrasi guru kelas  oleh kepala  sekolah  di SD Negeri …………….  dapat meningkatkan kinerja guru kelas IV, V dan VI di SD Negeri …………… dalam menyusun perangkat administrasi guru kelas.

 
Untuk mendapatkan file secara lengkap terdiri dari BAB I, III, IV, V, lampiran2 serta halaman depan silahkan klik disini