LOGO
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS VIII-B
SMP N ...........SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Disusun dan Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat Golongan dari III/c ke III/d
Oleh
………….
NIP. ………………..
SMP NEGERI ……………….
Jl. …………………. Kec. ………………. Kab. ……………….,
Prov. ………………….
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. a. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana menggunakan Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas VIII-B SMP N ...........Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020
b. Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : ……..
b. NIP : ………………
c. Pangkat / Golongan : Penata, III/c
d. Jabatan : Guru Mata Pelajaran
e. Instansi : SMP N ...........
f. Tempat Penelitian : SMP N ……………..
3. Lama Penelitian : 3 bulan (Bulan September 2019 sampai dengan Bulan November 2019)
4. Sumber Biaya : Swadaya
Mengetahui ……………, 18 November 2019
Kepala Sekolah Peneliti
………………..……… ………………………
NIP. ………………. NIP. ……………
Mengesahkan
Pengawas Sekolah
………………………..
NIP. …………………….
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS VIII-B
SMP N ...........SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Oleh
…………….
NIP. ……………………..
ABSTRAK
Tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas VIII-B SMP N ...........Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2021. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklusnya terdapat dua pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tes dan dokumentasi. Teknik validasi data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode discovery pada pembelajaran IPA terbukti mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal tersebut terindikasi dari peningkatan motivasi siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 12 siswa atau 38,71%, naik menjadi 21 siswa atau 67,74% pada siklus pertama, dan serta 93,35% atau 29 siswa pada siklus kedua, serta meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya 58,71 naik menjadi 68,71 pada siklus pertama, dan 78,39 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa (35,48%) pada studi awal, meningkat menjadi 61,29% atau 19 siswa pada siklus pertama, 27 siswa atau 87,10% dinyatakan tuntas belajarnya dan 4 siswa (12,90%) belum tuntas belajarnya namun semua kriteria keberhasilan telah tercapai sehingga proses perbaikan dinyatakan selesai pada siklus kedua dan kepada siswa yang belum tuntas akan diberikan program remidial.
Kata Kunci : discovery, motivasi, hasil belajar
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNyalah seluruh proses penelitian sampai penulisan laporan penelitian tindakan kelas berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana menggunakan Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas VIII-B SMP N ...........Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020” dapat terselesaikan. Laporan penelitian tindakan kelas ini dibuat untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dan golongan dari III/c ke III/d. Peneliti mengakui, dengan terselesaikannya penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini, tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Penelitipun menyadari, bahwa penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun, akan peneliti terima dengan senang hati. Akhirnya peneliti berharap semoga penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
……………., November 2019
Peneliti
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 4
D. Rumusan Masalah ................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................... 7
B. Kerangka Berpikir ................................................................. 20
C. Hipotesis Tindakan ................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian................................................................... 23
B. Metode dan Rancangan Penelitian ........................................ 23
C. Subjek Penelitian.................................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 25
E. Validasi Data.......................................................................... 27
F. Analisis Data.......................................................................... 27
G. Prosedur Penelitian ................................................................ 29
H. Indikator dan Kriteria Keberhasilan ...................................... 34
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ....................................................................... 36
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................. 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 53
B. Saran....................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA pada Kondisi Awal 33
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal .................................................................................................. 33
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA pada Siklus I 39
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I 40
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran pada Siklus II.. 43
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus II 44
Tabel 4.7 Nilai Hasil Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II........ 46
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II.................................................................................................. 49
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas........................... 21
Gambar 3.1 Bagan siklus pelaksanaan penelitian tindakan kelas (Aqib 2007:22) 24
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Tes Formatif pada Konsidi Awal, Siklus I dan II................................................................ 46
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa Pada Siklus I dan II 47
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Motivasi Siswa Pada Siklus I dan II .................................................................................................. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 5 : Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 6 : Analisis Data Hasil Penelitian
Lampiran 7 : Daftar Hadir Siswa
Lampiran 8 : Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 9 : Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 10 : Dokumen Pelaksanaan Seminar PTK
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
- Deskripsi Kondisi Awal
Peneliti menemukan masalah dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yang kurang optimal dan belum mencapai hasil yang maksimal. Siswa terlihat seperti mengalami kejenuhan bila menghadapi pembelajaran IPA. Keadaan ini berlanjut hingga siswa harus mencatat materi dan mengerjakan soal-soal tanpa ada yang harus diperbuat dan didiskusikan, akhirnya siswa banyak yang terlihat masih mengobrol, keluar masuk kelas dengan alasan izin ke belakang, ada yang diam saja tanpa ekspresi, dan lain-lain. Jika melihat hal ini kalaupun siswa bisa menjawab soal yang diberikan oleh guru bukan berarti didapat dari pemahamnnya melainkan dari pengetahuan yang disampaikan oleh guru, dan hasilnya pun tidak memuaskan. Tidak dipungkiri lagi keadaan siswa seperti itu membelenggu kreativitas dan perkembangan kemampuannya, apalagi dalam melakukan penelitian atau pengamatan langsung terhadap objek pembelajaran. Peran guru pun mempengaruhi respon siswa tersebut, diantaranya kurangnya mempersiapkan RPP yang akan dilakukan, dan kurang mampu mengelola pembelajaran yang kurang kreatif sehingga kurang memotivasi siswa dalam hal belajar. Padahal jika sesuatu yang dikerjakan seperti melakukan pengamatan, menggunakan media yang relevan, mungkin siswa akan merasa senang dan termotivasi utnuk mencoba lebih kreatif.
Dari observasi yang dilakukan peneliti diperoleh hasil bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan masih menggunakan metode ceramah. Dimana proses pembelajaran didominasi oleh guru sedangkan siswa menjadi pendengar dan pencatat setia serta tidak adanya percobaan atau diskusi yang dilakukan siswa. Rendahnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar. Faktor yang lainnya adalah kurang kreatifnya guru dalam memilih metode pembelajaran. Berikut hasil evaluasi siswa berupa nilai ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA pada Kondisi Awal
Nilai |
Jumlah Siswa |
Capaian |
Tuntas |
Ket |
|||
Ya |
% |
Tidak |
% |
||||
≤50 |
12 |
520 |
|
|
√ |
38,71 |
BT |
60 |
8 |
480 |
|
|
√ |
25,81 |
BT |
70 |
6 |
420 |
√ |
19,35 |
|
|
T |
80 |
5 |
400 |
√ |
16,13 |
|
|
T |
90 |
0 |
0 |
|
|
|
|
T |
100 |
0 |
0 |
|
|
|
|
T |
Jumlah |
31 |
1820 |
- |
35,48 |
- |
64,52 |
- |
Tuntas |
11 |
||||||
Persentase |
35,48 |
||||||
Belum tuntas |
20 |
||||||
Persentase |
64,52 |
||||||
Nilai Rata-2 |
58,71 |
Adapun penjelasan hasil observasi terhadap motivasi belajar siswa pada kondisi awal menggunakan 10 indikator yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, tidak putus asa jika menghadapi kesulitan, mencari alternatif memecahkan masalah sebagaimana dijelaskan tabel di bawah ini
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal
No |
Uraian |
Jumlah |
Ket |
1 |
Siswa Tuntas |
12 |
|
2 |
Persentase Tuntas |
38,71 |
|
3 |
Siswa Belum Tuntas |
19 |
|
4 |
Persentase Belum Tuntas |
61,29 |
|
5 |
Ketuntasan Klasikal |
38,71 |
|
Dari tabel-tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa tuntas pada kondisi awal sebanyak 11 siswa atau 35,48% dan siswa belum tuntas sebesar 64,52% atau 20 siswa, dengan perolehan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 58,71. Hal ini diperkuat oleh hasil observasi motivasi belajar siswa dimana siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 38,71% atau 12 siswa. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan pendekatan discovey pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dalam dua siklus dan diuraikan pada bahasan berikutnya.
- Deskripsi Siklus Pertama
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan peneliti Penjelasan guru mengenai materi pembelajaran kurang bisa dipahami oleh para siswa dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode discovery untuk meningkatkan pemahaman siswa akan materi pembelajaran. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
a. Perencanaan
Rencana tindakan pembelajaran siklus I disusun setelah peneliti melakukan observasi awal pada subyek penelitian. Pada saat melakukan observasi awal, diperoleh temuan bahwa pembelajaran yang dikembangkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah (teacher centered). Pembelajaran didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya menyimak dan mencatat, tidak ada kegiatan percobaan, diskusi atau kegiatan di luar kelas, akibatnya hasil belajar siswa buruk. Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilengkapi lembar kerja siswa (LKS) yang dimaksudkan untuk membantu siswa pada tahap diskusi kelompok dan diskusi kelas, dalam rangka pengumpulan data maka disusun evaluasi proses, evaluasi akhir, dan pedoman observasi kegiatan siswa dan guru pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Guru memberikan permasalahan dalam bentuk LKS, di dalam LKS terdapat panduan percobaan dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa. Guru kembali mengkondisikan siswa untuk duduk bersama kelompoknya masing-masing. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk membuat hipotesis atas permasalahan yang diberikan, guru menghampiri satu persatu kelompok guna membimbing dan mengarahkan siswa membuat hipotesis.
Sebelum melakukan percobaan, guru berkeliling memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan, setelah memeriksa alat dan bahan yang dibawa siswa, kemudian guru langsung meminta siswa untuk duduk yang rapi dengan kelompoknya dan melakukan percobaan. Pada saat percobaan terlihat siswa bertanya kepada guru mengenai langkah dan cara mengisi tabel di LKS.
Setelah selesai melakukan percobaan, kemudian guru meminta siswa untuk berdiskusi dari hasil kegiatan percobaan yang dilakukan. Pada saat pelaksanaan diskusi tentang pertanyaan yang terdapat di dalam LKS, namun dalam berdiskusi sebagian kelompok hanya didominasi oleh ketua kelompoknya saja. Setelah selesai berdiskusi guru menawarkan kepda siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, siswa saling tunjuk menunjuk untuk maju mempresentasikan.
Guru kemudian membahas hasil diskusi dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Setelah guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, meminta masing-masing ketua kelompok untuk mengumpulkan laporan hasil kegiatan kerja kelompok. Setelah siswa terkondisikan kemudian guru membagikan soal evaluasi. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, kemudian guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, kemudian ketua kelas memimpin doa dan memberi salam.
Adapun Hasil Postest Tindakan Pembelajaran Siklus I dijabarkan pada tabel berikut ini
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA pada Siklus I
Nilai |
Jumlah Siswa |
Capaian |
Tuntas |
Ket |
|||
Ya |
% |
Tidak |
% |
||||
≤50 |
6 |
280 |
|
|
√ |
19,35 |
|
60 |
6 |
360 |
|
|
√ |
19,35 |
|
70 |
8 |
560 |
√ |
25,81 |
|
|
|
80 |
6 |
480 |
√ |
19,35 |
|
|
|
90 |
5 |
450 |
|
|
|
|
|
100 |
0 |
0 |
|
|
|
|
|
Jumlah |
31 |
2130 |
- |
45,16 |
- |
38,71 |
|
Tuntas |
19 |
||||||
Persentase |
45,16 |
||||||
Belum tuntas |
12 |
||||||
Persentase |
38,71 |
||||||
Nilai Rata-2 |
68,71 |
Dari tabel di atas tentang rekapitulasi nilai tes formatif pembelajaran IPA materi pesawat sederhana pada Siklus I di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Nilai rata-rata hasil belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama sebesar 68,71.
b) Jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 14 siswa atau sebesar 45,16%
c) Jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 12 siswa atau sebesar 38,71%
Penjelasan mengenai aspek motivasi belajar yang diamati adalah tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, tidak putus asa jika menghadapi kesulitan, mencari alternatif memecahkan masalah. Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format observasi yang telah dipersiapkan. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I
No |
Uraian |
Jumlah |
Ket |
1 |
Siswa Tuntas |
21 |
|
2 |
Persentase Tuntas |
67,74 |
|
3 |
Siswa Belum Tuntas |
10 |
|
4 |
Persentase Belum Tuntas |
32,26 |
|
5 |
Ketuntasan Klasikal |
67,74 |
|
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 31 siswa terdapat 21 orang yang tuntas belajarnya (67,74%) dilihat dari motivasi belajarnya, sedangkan 10 siswa (32,26%) belum tuntas dilihat dari motivasi belajarnya. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus II motivasi belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
c. Observasi
Pada tahap obserrvasi peneliti berkerjasama dengan teman sejawat (observer) untuk melakukan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola kelas dan kemampuan kerja siswa. Pada siklus I observer mengamati kegiatan pembelajaran sampai selesai. Pada pelaksanaan observasi ini yang diobervasi adalah kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diperoleh data sebagai berikut :
1) Antusias siswa dalam pembelajaran masih kurang termotivasi.
2) Beberapa siswa masih kurang bersemangat dalam belajar.
3) Siswa belum termotivasi untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum difahami dan belum bisa menanggapi pertanyaan atau jawaban guru.
4) Guru masih kurang mampu menggondisikan kelas sehingga masih ada siswa yang rebut saat berlangsungnya pembelajaran.
Sesuai tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa maka dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui analisis data respon verbal, adapun hasil analisis data respon verbal didapatkan data motivasi dan hasil siswa dengan rata-rata anak cukup aktif dalam KBM.
- Deskripsi Siklus kedua
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua peneliti mencoba menyempurnakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
a. Perencanaan
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun dalam Siklus II sistematikanya sama dengan RPP yang disusun guru pada Siklus I. Namun demikian berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada Siklus I maka perlu dilakukan revisi. Pada RPP Siklus II revisi tersebut berkenaan dengan cara membimbing, memotivasi, memberikan perhatian kepada seluruh siswa dan penggunaan alat peraga yang baik dan efektif . Pembagian waktu pembelajaran yang direncanakan pada Siklus II meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Tujuan pembelajaran pada Siklus II yaitu siswa diharapkan melakukan pengkajian ulang dengan objek, media dan sarana pembelajaran lain serta mampu menentukan dan mengidentifikasi pesawat sederhana manusia.
b. Pelaksanaan
Setelah selesai memotivasi siswa guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang sudah diajarkan pada pertemuan terdahulu, setelah itu guru menyampaikan tujuan pokok pembelajaran I sesuai yang tercantum di RPP. siklus II.
Guru menyajikan masalah dalam bentuk LKS, kemudian memanggil satu persatu ketua kelompok untuk mengambil LKS dan memaparkan masalah yang terdapat di dalam LKS, siswa diminta memperhatikan masalah yang diberikan oleh guru. Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk membuat hipotesis atas masalah yang diberikan.
Setelah memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang ada pada LKS, kemudian guru meminta siswa untuk membaca prosedur percobaan, yang terdapat dalam LKS kemudian guru menjelaskan langkah kegiatan percobaan dengan pemodelan lebih dahulu, siswa mencatat hasil pengamatannya ke dalam LKS. Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduknya kembali, kemudian meminta siswa untuk berdiskusi menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Guru mengundi kelompok yang harus tampil mempresentasikan hasil diskusi, guru kemudian membacakan nama kelompok yang harus tampil, kemudian siswa maju mempresentasikan di depan kelas, siswa lain memperhatikan. Guru membahas hasil diskusi siswa secara keseluruhan mengenai pengertian, jenis dan macam gangguan yang dapat terjadi pada pesawat sederhana, siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatatnya ke dalam buku tulis. Guru kemudian mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS sebagai hasil laporan kegiatan pembelajaran, setelah itu guru memberitahukan, kepada siswa untuk bersiap-siap mengerjakan tes evaluasi dan guru meminta siswa untuk mengerjakan tes evaluasi, siswa terlihat serius dalam mengerjakan tes soal. Setelah siswa menyelesaikan tes formatif, siswa diminta mengumpulkan hasil tes tersebut. Guru kemudian meminta ketua kelas memimpin doa, kemudian ketua kelas memimpin doa dan memberikan salam untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Pada siklus kedua ini dalam tahap pelaksanaan sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA pada Siklus II
Nilai |
Jumlah Siswa |
Capaian |
Tuntas |
Ket |
|||
Ya |
% |
Tidak |
% |
||||
≤50 |
0 |
0 |
|
|
√ |
0,00 |
|
60 |
4 |
240 |
|
|
√ |
12,90 |
|
70 |
12 |
840 |
√ |
38,71 |
|
|
|
80 |
5 |
400 |
√ |
16,13 |
|
|
|
90 |
5 |
450 |
√ |
16,13 |
|
|
|
100 |
5 |
500 |
√ |
16,13 |
|
|
|
Jumlah |
31 |
2430 |
- |
87,10 |
- |
12,90 |
|
Tuntas |
27 |
||||||
Persentase |
87,10 |
||||||
Belum tuntas |
4 |
||||||
Persentase |
12,90 |
||||||
Nilai Rata-2 |
78,39 |
Dari tabel di atas tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA materi pesawat sederhana pada Siklus II di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Nilai rata-rata hasil belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua sebesar 78,39.
b) Jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 27 siswa atau sebesar 87,10%
c) Masih ada 4 siswa yang belum tuntas belajarnya atau sebesar 12,90%
Dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif mengalami peningkatan dari siklus I, karena pada siklus II siswa tuntas 27 siswa (87,10%). Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap peningkatan motivasi belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II
Penjelasan mengenai aspek motivasi belajar yang diamati adalah tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, tidak putus asa jika menghadapi kesulitan, mencari alternatif memecahkan masalah. Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format observasi yang telah dipersiapkan. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus II
No |
Uraian |
Jumlah |
Ket |
1 |
Siswa Tuntas |
29 |
|
2 |
Persentase Tuntas |
93,55 |
|
3 |
Siswa Belum Tuntas |
2 |
|
4 |
Persentase Belum Tuntas |
6,45 |
|
5 |
Ketuntasan Klasikal |
93,55 |
|
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 31 siswa terdapat 29 orang yang tuntas belajarnya (93,55%) dilihat dari motivasi belajarnya. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap peningkatan motivasi belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus I.
c. Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada tahap ini diamati hasil kemampuan siswa dari hasil observasi yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan siklus II berlangsung. Kegiatan pelaksanaan tiap tahap ini juga diobservasi dengan menggunakan lembar observasi, dan wawancara yang diarahkan untuk menganalisis respon dari perilaku siswa terhadap pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh peneliti. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan sistem pendapingan ternyata sangat efektif dilakukan, karena siswa belum tuntas tidak segan dan sungkan untuk meminta bantuan dan pendapat kepada siswa tuntas karena kedekatan mereka dalam pertemanan. Di samping itu observer mewawancarai siswa yang belum tuntas belajarnya.
d. Refleksi
Berdasarkan pada pelaksanaan siklus II, peneliti dan observer mengadakan tinjauan dan identifikasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II, adapun hasil dari identifikasi menunjukkan bahwa guru telah mampu memotivasi siswa untuk lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran terutama ikut aktif dalam kegiatan dan diskusi kelompok, siswa telah terbiasa dengan pembelajaran discovery yaitu dengan pemberian masalah dan lebih mengoptimalkan penggunaan media dengan menerapkan pendekatan discovery sehingga siswa mampu menemukan dan membangun pemahaman sendiri terhadap pembelajaran IPA materi pesawat sederhana, siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang dituangkan dalam berbagai macam bentuk soal dengan pemahaman yang baik dan ketelitian yang tinggi, dan nilai rata-rata, daya serap, serta ketuntasan belajar siswa meningkat.
B. Hasil Penelitian
1. Peningkatan Hasil Belajar
Penggunaan metode discovery akan sangat membantu dalam membangkitkan motivasi belajar siswa, ini terbukti dari hasil belajar yang diberikan pada setiap siklusnya mengalami peningkatan di mana pada studi awal sebesar 59,17 dan siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 64,09 serta pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,43. Rekapitulasi nilai hasil tes formatif siswa dari kondisi awal, siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Nilai Hasil Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II
No |
Pembelajaran |
Prestasi belajar Siswa |
||||
Nilai |
Tuntas |
% |
Belum |
% |
||
1. |
Awal |
58,71 |
11 |
35,48 |
20 |
64,52 |
2. |
Siklus I |
68,71 |
19 |
61,29 |
12 |
38,71 |
3. |
Siklus II |
78,39 |
27 |
87,10 |
4 |
12,90 |
Untuk memperjelas kenaikan ketuntasan belajar siswa dan penurunan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini :
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Tes Formatif pada Konsidi Awal, Siklus I dan II
Penjelasan mengenai peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan penerapan metode discovery menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di mana pada kondisi awal sebesar 58,71 dan siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 68,71 serta pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 78,39. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa Pada Siklus I dan II
Peningkatan hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran dengan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran ini dirancang agar siswa dapat belajar membentuk pengetahuan sendiri baik secara individu maupun secara kelompok dengan bantuan instruksi yang diberikan. Pola pembelajaran metode discovery menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran secara aktif membangun pengetahuan melalui penyelidikan untuk memecahkan masalah berdasarkan tahapan-tahapan tertentu.
Hal ini sesuai dengan konsep dasar dan karakteristik pembelajaran discovery yang dikemukakan dimana dalam pembelajaran ini dapat diartikan sebagai rangkaian motivasi yang menekankan proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran dengan menerapkan metode discovery yaitu merupakan rangkaian motivasi pembelajaran artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Siswa tidak hanya mencatat dan menghapal materi akan tetapi siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan. Motivasi pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Dimana proses berfikir dilakukan secara empiris yaitu didasarkan pada data dan fakta yang jelas serta sistematis.
Sehubungan upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak, oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah dengan model pembelajaran yang lebih menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas kepada siswa untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan sosial. Dalam pembelajarn ini siswa tidak hanya belajar dan menerima materi pelajaran saja tetapi dapat belajar dari siswa lain dan juga dari media dan lingkungan serta dituntut kemampuan untuk belajar mandiri dan berpikir kritis. Dengan metode discovery dapat menciptakan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali, mencari dan menemukan informasi agar pengetahuan siswa lebih berkembang dan dapat berpikir kritis. Maka metode pembelajaran discovery ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya serta meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dan bermakna serta memperoleh pengalaman langsung dan nyata.
Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana pada setiap siklus tindakan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan pembelajaran dengan pendekatan discovery dapat melatih motivasi terbiasa menganalisis suatu permasalahan dengan berbagai alternatif dan pendekatan discovery juga mengkondisikan siswa untuk berpikir kritis logis dan sistematis sehingga tingkat penguasaan materi pembelajaran akan semakin meningkat.
2. Peningkatan Motivasi Belajar
Keberhasilan proses perbaikan pembelajaran tidak hanya dilihat dari peningkatan hasil belajar atau nilai tes formatif saja. Motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran juga merupakan indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Data motivasi siswa diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh observer selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Fokus observasi difokuskan pada aspek-aspek bisa menjawab, mau bertanya dan aktif dalam kegiatan diskusi. Hasil observasi pada pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran menunjukkan hasil yang positifi, dan dibuktikan dengan adanya peningkatan motivasi siswa pada setiap siklusnya.
Secara rinci penjelasan mengenai peningkatan motivasi siswa dalam proses perbaikan pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II
No |
Uraian |
Jumlah Siswa |
Siswa Belum Tuntas |
Siswa Tuntas |
||
Frekuensi |
% |
Frekuensi |
% |
|||
1 |
Awal |
31 |
12 |
38,71 |
19 |
61,29 |
2 |
Siklus I |
31 |
21 |
67,74 |
10 |
32,26 |
3 |
Siklus II |
31 |
29 |
93,55 |
2 |
6,45 |
Secara jelas peningkatan motivasi siswa selama proses perbaikan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Motivasi Siswa Pada Siklus I dan II
Dari hasil observasi mengenai motivasi siswa tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena peningkatan motivasi siswa mencapai angka 93,55% dari 85% batasan minimal yang telah ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran. Atas dasar pertimbangan sebagaimana diurakan di atas, maka peneliti dan observer sepakat memutuskan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus II.
C. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini telah berhasil meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan angka-angka hasil perhitungan baik mengenai motivasi maupun hasil belajar siswa yang menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya sebagaimana diuraikan di atas. Keberhasilan ini disebabkan karena proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode discovery. Adapun tindakan-tindakan yang diambil dalam permasalahan penelitian tersebut dapat dilihat berdasarkan pada kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dari siklus I sampai siklus II dengan menerapkan model pendekatan discovery dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas VIII-B SMP N ...........pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana
Kondisi objektif berdasarkan hasil observasi, menunjukan bahwa kegiatan untuk meningkatkan motivasi anak kelas VIII-B SMP N ...........dalam proses pembelajaran IPA anak perkembangannya masih belum terstimulasi. Sebagian besar anak membutuhkan stimulasi untuk memunculkan motivasinya ketika berlangsungnya pembelajaran IPA. Permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VIII-B SMP N ...........disebabkan pada pengetahuan guru, pemilihan dan implementasi metode pembelajaran IPA yang digunakan masih terbatas. Pada hal ini guru menggunakan metode pembelajaran IPA dengan implementasinya masih berpusat pada guru, kurang memberikan kesempatan bagi anak terlibat langsung.
Pembelajaran IPA di sekolah menengah dapat berhubungan dengan motivasi anak. Selama mengikuti pembelajaran IPA, motivasi anak akan diwujudkan secara nyata dalam bentuk menemukan konsep baru, mengkreasi keterampilan baru dan lain sebagainya yang dapat melahirkan hal-hal yang bersifat orisinal dari diri anak, hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi merupakan tujuan alamiah dalam pendidikan IPA.
Kegiatan pembelajaran IPA dengan metode discovery ini dalam pembelajaran IPA dilaksanakan dengan beberapa tahapannya berkaitan dengan munculnya ciri-ciri motivasi anak yaitu perilaku apektif dan kognitif kreatif anak. Pada tahap Stimulasi dapat muncul perilaku apektif kreatif anak seperti rasa ingin tahu anak yang besar dan rasa tertantang. Pada tahap Perumusan Masalah dapat muncul perilaku apektif kreatif anak yang berani mengambil resiko dan muncul perilaku kognitif kreatif anak seperti keterampilan berpikir lancar (Fluency). Tahap Pengumpulan Data dapat muncul perilaku kognitif kreatif anak yaitu keterampilan berpikir luwes (Fleksible), selanjutnya pada tahap Analisis data dapat muncul keterampilan berpikir orisional (Original), juga dengan keterampilan memperinci (Elaborasi) pada tahap Verifikasi dan keterampilan menilai (Evaluasi) pada tahap Generalisasi. Hasil penelitian yang didapatkan pula menunjukan bahwa metode pembelajaran IPA dengan pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan motivasi anak. Anak jadi lebih mendapatkan kesempatan dan berani untuk mengungkapkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan serta mengungkapkkan gagasan, disini anak terlibat dalam aktifitas atau pengalaman langsung (hands on experience) di dalam kegiatan pembelajaran ketika tahap mengumpulkan data, mengelompokkan hal menurut kategori dan anak dapat berani menilai serta mengevaluasi diri dalam menyelesaikan tugasnya juga menilai (teman atau guru) ketika menyelesaikan tugas atau saat memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan Dharmawan, bahwa metode ini merupakan metode penemuan yang cara penyajian pelajarannya banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya banyak menuntut aktifitas berpikir dan bahkan tidak jarang pula menuntut aktifitas fisik
Berdasarkan penjelasan di atas serta data-data hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran berupa data hasil tes formatif siklus I, tes formatif siklus II dan data hasil observasi siklus I dan II maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana di kelas VIII-B SMP N ........... Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
Untuk mendapatkan file lengkap............... silahkan klik disini