Loggo
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN APLIKASI ZOOM CLOUD MEETINGS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI .............................. SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Disusun sebagai salah satu syarat
Kenaikan Pangkat Golongan dari Golongan ….. ke ……
Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Oleh
.......................
NIP. .......................
SMP N ..............................
Alamat : Jl. ……………………………………… Kecamatan ………………….
Kabupaten …………………….. Provinsi …………
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSSROOM ACTION RESEARCH)
1. a. Judul Penelitian : Penggunaan Aplikasi Zoom Cloud Meetings untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Gerak Pada Manusia Siswa Kelas VIII SMP Negeri .............................. Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021
b. Kategori Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap : .......................
b. NIP : .......................
c. Pangkat / Golongan : .......................
d. Jabatan : Guru Mata Pelajaran
e. Sekolah : SMP N ..............................
3. Jumlah peneliti : 1 orang
4. Lokasi : Kelas VIII
5. Jangka waktu : 3 (tiga) bulan (Bulan September 2020 s.d. November 2020)
Mengetahui ........................, 16 November 2020
Kepala Sekolah Peneliti
………………… .......................
NIP. ………………… NIP. .......................
Mengesahkan
Pengawas Sekolah
……………………..
NIP. ………………….
PENGGUNAAN APLIKASI ZOOM CLOUD MEETINGS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI .............................. SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Oleh
.......................
NIP. .......................
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi sistem gerak pada manusia siswa kelas VIII SMP N .............................. Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N .............................. sebanyak 25 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi dan tes. Validitas penelitian tindakan kelas ini dengan meminimalkan subjektivitas melalui triangulasi. Analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi zoom cloud meetings dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Peningkatan aktivitas siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 36,00% atau 9 siswa meningkat menjadi 72,00% pada siklus pertama atau sebanyak 18 siswa, dan pada siklus kedua menjadi 100% atau sebanyak 25 siswa dinyatakan tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya 61,20 menjadi 66,80 pada siklus pertama, dan pada siklus kedua menjadi 76,40 serta peningkatan ketuntasan belajar dari 11 siswa atau 44,00% menjadi 13 siswa atau 52,00% dan 22 siswa atau 88,00% pada siklus kedua. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi zoom cloud meetings terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi sistem gerak pada manusia siswa kelas VIII SMP N .............................. Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021.
Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, zoom cloud meetings
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga laporan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penggunaan Aplikasi Zoom Cloud Meetings untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Gerak Pada Manusia Siswa Kelas VIII SMP Negeri .............................. Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021" dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian Karya Tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Kenaikan Pangkat ke Golongan ………….
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang selayaknya dari Tuhan Yang Maha Esa. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga sudilah kiranya apabila ada yang memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian mendatang.
Akhirnya peneliti berharap semoga apa yang disajikan dalam karya tulis ini memberikan manfaat kepada berbagai pihak pada umumnya dan peneliti khususnya.
........................, November 2020
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
ABSTRAK.......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori................................................................................. 7
B. Kerangka Pikir Penelitian............................................................ 22
C. Hipotesis Tindakan...................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian......................................................................... 24
B. Metode dan Rancangan Penelitian ............................................. 24
C. Subjek Penelitian.......................................................................... 26
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................... 26
E. Validasi Data............................................................................... 27
F. Analisis Data................................................................................ 28
G. Prosedur Penelitian ..................................................................... 29
H. Indikator Keberhasilan ................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data............................................................................. 36
B. Hasil Penelitian............................................................................ 47
C. Pembahasan................................................................................. 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 54
B. Saran ........................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Hasil Observasi Siswa..................................... 29
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus....................... 36
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pra Siklus.... 37
Tabel 4.3 Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar pada Siklus I...................... 40
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I............... 41
Tabel 4.5 Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar pada Siklus II.................... 45
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II.............. 46
Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 47
Tabel 4.8 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 48
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir.................................................................. 23
Gambar 3.1 Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (Adaptasi Model Hopkin) 25
Gambar 4.1 Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Aspek pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 48
Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 49
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Surat Ijin Penelitian
2. Jurnal Kegiatan Penelitian
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
5. Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar Kerja Siklus I
b. Soal Tes Formatif Siklus I
c. Lembar Kerja Siklus II
d. Soal Tes Formatif Siklus II
e. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
6. Hasil Analisis Data
7. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
8. Daftar Hadir Siswa (Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)
9. Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
a. Pra Siklus
b. Siklus I
c. Siklus II
10. Berkas Pelaksanaan Seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir , berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktivitas baik fisik maupun mental agar dapat memperoleh hasil belajar secara maksimal (Sumiati dan Asra, 2008: 224). Pengertian aktivitas belajar yang dikemukan Juliantara (2010: 1) yaitu : Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
Senada dengan hal di atas, Gie (Junaidi, 2010: 1) mengatakan bahwa: Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Untuk menumbuhkan aktivitas siswa dalam belajar perlu diperhatikan unsur-unsur yang dapat menunjang teciptanya proses kegiatan yang diharapkan.
Sudjana dalam Juliantara (2010:48) mengemukakan bahwa ‘Kegiatan belajar/ aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik’. Dalam pembelajaran perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran.
Berkenaan dengan hal tersebut, Paul B. Dierich (Sardiman, 2008: 101) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi dan percobaan,.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mampu melakukan kegiatan menjadi mampu melakukan kegiatan.
Dalam penelitian ini aktivitas belajar siswa yang diamati disesuaikan dengan sintak pembelajaran aplikasi zoom cloud meetings, yaitu:
a. Menyimak penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran, prosedur kegiatan, tugas/LKS yang harus dikerjakan dan materi yang disampaikan.
b. Mengajukan tanggapan/pertanyaan tentang hal belum dipahami dari semua yang telah disamapaikan/ kegiatan yang akan dilakukan.
c. Menyimak demonstrasi yang dilakukan guru.
d. Menjawab pertanyaan/ memberi tanggapan terhadap pertanyaan guru/ siswa seputar hal yang didemonstrasikan.
e. Menyimak penjelasan guru mengenai pembagian kelompok.
f. Mengerjakan tugas LKS
g. Melakukan diskusi hasil kerja kelompok
h. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
i. Memberikan tanggapan hasil presentasi kelompok.
j. Menyimak penguatan materi/ penjelasan dari guru terhadap yang dipresentasikan.
2. Hasil Belajar
Belajar yaitu proses kegiatan yang berkesinambungan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku karena pengaruh hasil dan pengalaman yang diperoleh. Jadi belajar diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran. Hasil belajar yang dimaksud disini adalah hasil belajar yang dilihat dari skolastik maupun non skolastik. Skolastik merupakan hasil belajar yang dicapai siswa secara kuantitatif, berarti hasil belajar yang berupa skolastik dapat dimaknai sebagai prestasi yang dicapai siswa setelah pembelajaran. Non skolastik merupakan hasil belajar yang ditunjukkan dari perubahan perilaku siswa, berarti hasil belajar yang berupa non skolastik dapat dimaknai sebagai perubahan motivasi belajar ke arah yang lebih baik. (Depdiknas, Balitbang, 2007:18)
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Akumulai akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan atau perolehan prilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komprehensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku. (Anita : 2009: 2.19).
Romozoswki (Anitah, 2009: 2.19) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat hasil belajar yaitu:
1) Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berfikir logis.
2) Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual.
3) Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control.
4) Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.
Seperti telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan prilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi kegiatan pembelajaran sehingga diperlukan adanya tekhnik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar.
Menurut Anita (2009.3.67) untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil belajar berdasarkan:
1) Kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan.
2) Kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati, dan atau didengar.
3) Kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan.
4) Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh. Kemampuan tersebut sudah dapat diterapkan di Sekolah Dasar khususnya pada kelas tinggi.
Untuk memahami faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan guru dapat melakukan berbagai pendekatan, diantaranya dengan wawancara, observasi, kunjungan rumah, dokumentasi atau isian berupa angket (kuesioner)
3. Pembelajaran IPA
a. Pengertian
Dalam Pedoman Pengembangan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa pembelajaran IPA di tingkat SMP dilaksanakan dengan berbasis keterpaduan. Pembelajaran IPA di SMP dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial. Integrative science mempunyai makna memadukan berbagai aspek yaitu domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Secara substansi, IPA dapat digunakan sebagai tools atau alat untuk mengembangkan domain sikap, pengetahan dan keterampilan. Guru IPA juga harus mempunyai kemampuan interdisipliner IPA ditunjukkan dalam keilmuan (pengetahuan) IPA dan juga hubungannya dengan lingkungan, teknologi dan bidang lainnya. NSTA (2003: 8) dalam Insih Wilujeng (2010: 353), juga merekomendasikan agar guru-guru IPA sekolah Dasar dan Menengah harus memiliki kemampuan interdisipliner IPA.
Hal ini yang mendasari perlunya guru IPA memiliki kompetensi dalam membelajarkan IPA secara terpadu (terintegrasi), meliputi integrasi dalam bidang IPA, integrasi dengan bidang lain dan integrasi dengan pencapaian sikap, proses ilmiah dan keterampilan. Hakikat IPA yang cukup penting adalah dimensi proses ilmiah (metode ilmiah). Intinya bahwa siswa dalam belajar IPA bukan belajar hafalan konsep tetapi belajar menemukan melalui proses sains. Dengan melakukan hands on activity dan minds on activity berbasis proses sains, siswa dapat memahami, mengalami dan menemukan jawaban dari persoalan dari yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan literasi sains atau melek sains terhadap berbagai persoalan, gejala dan fenomena sains serta aplikasinya dalam teknologi dan masyarakat. Hal ini sesuai bahwa dalam kurikulum 2013, pembelajaran IPA dikembangkan dengan berbasis scientific yang lebih menekankan aspek proses ilmiah. Hal ini tentunya menuntut kemampuan guru untuk membelajarkan IPA berbasis scientific.
b. Tujuan
Pembelajaran IPA sekolah menengah pertama (SMP) bertujuan untuk:
1) Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan IPAwi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2) Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi
3) Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
4) Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan alat dan bahan untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan; memilih makanan dan minuman yang menyehatkan dan tidak merusak tubuh; serta menggunakan energi secara hemat dan aman serta tidak merusak lingkungan sekitarnya.
5) Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan; memberi apresiasi pada orang yang menjual makanan sehat tanpa campuran zat aditif yang berbahaya; serta memberikan dukungan kepada orang yang menjaga kelestarian lingkungan.
c. Ruang Lingkup Materi
Ruang Lingkup mata pelajaran IPA di SMP menekankan pada pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, isu-isu fenomena alam terkait dengan kompetensi produktif dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Meliputi objek IPA, klasifikasi makhluk hidup, organisasi kehidupan, energi dalam kehidupan, interaksi makhluk hiup dengan lingkungannya, pencemaran lingkungan, pemanasan global, sistem gerak pada manusia, struktur tumbuhan, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem reproduksi, hereditas, dan perkembangan penduduk.
2) Benda/zat/Bahan dan Sifatnya
Meliputi karakteristik zat, sifat bahan, bahan IPA, atom, ion,dan molekul.
3) Energi dan Perubahannya
Meliputi energi dalam kehidupan, suhu, pemuaian, dan kalor, gerak lurus, gaya dan Hukum Newton, pesawat sederhana, tekanan zat cair, getaran, gelombang dan bunyi, cahaya dan alat optik, listrik statis dan dinamis, kemagnetan dan induksi elektromagnetik.
4) Bumi dan Alam Semesta
Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan,
d. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan konsep integrative science dapat diterapkan mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, sampai kegiatan penutup. Pembelajaran IPA terpadu dapat dilaksanakan melalui model-model pembelajaran inovatif, misalnya model pembelajaran inkuari, siklus belajar atau pemecahan masalah. Strateginya dapat menggunakan pembelajaran kooperatif atau pengajaran langsung. Pendekatan dapat menggunakan keterampilan proses, lingkungan atau STM, metode dapat menggunakan eksperimen, demonstrasi, ceramah dan lain-lain. Langkah-langkah atau sintaksnya dimodifikasi sesuai model keterpaduan yang dipilih dan pendekatan scientific.
e. Penilaian
Dalam pembelajaran terpadu, guru harus melakukan penilaian baik dalam proses pembelajaran maupun sebagai hasil proses pembelajaran. Penilaian proses dapat dilakukan guru secara langsung dengan menggunakan teknik observasi baik ketika peserta didik bekerja kelompok, misalnya menyampaikan gagasan. Penilaian proses juga dapat dilakukan terhadap kinerja, baik berupa produk fisik yang dihasilkan anak dalam proses/setelah proses pembelajaran maupun kinerja melakukan sesuatu berupa keterampilan motorik. Sedangkan aspek sikap dapat dinilai pada waktu proses pembelajaran. Penilaian sikap dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap, misalnya sikap terhadap apa yang telah dipelajari, sikap terhadap guru, dan sikap terhadap proses pembelajaran. Pada kurikulum 2013 dianjurkan menerapkan penilaian autentik. Penilaian ini berlaku untuk semua pembelajaran, sehingga pada pembelajaran IPA secara terpadupun penilaian tetap menerapkan pembelajaran autentik.
Pembelajaran IPA di SMP dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu, yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan social. Integrative science mempunyai makna memadukan berbagai aspek yaitu domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini menunjukkan perlunya guru IPA memiliki kompetensi dalam membelajarkan IPA secara terpadu (terintegrasi), meliputi integrasi dalam bidang IPA, integrasi dengan bidang lain dan integrasi dengan pencapaian sikap, proses ilmiah dan keterampilan. Keintegrasian ini ditunjukkan dari rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Inilah pentingnya guru perlu mempunyai kemampuan dalam merancang rencana dan langkah pembelajaran dalam pembelajaran IPA di kurikulum 2013
4. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah pembelajaran dalam jaringan. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran dalam jaringan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik yang pembelajarannya tidak dilakukan secara bertatap muka secara langsung. Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka secara langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar-mengajar yang dilakukan secara jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring adalah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan luas (Sofyan & Abdul, 2019:82).
Pembelajaran daring merupakan salah satu cara menanggulangi masalah pendidikan tentang penyelenggaraan pembelajaran. Definisi pembelajaran daring adalah metode belajar yang menggunakan model interaktif yang berbasis Internet dan Learning Manajemen System (LMS). Seperti menggunakan Zoom, Whatsapp, Google Meet, Google Drive, dan lain sebagainya. Adapun kegiatan daring diantaranya adalah webinar, kelas online seluruh kegiatan yang dilakukan menggunakan jaringan internet dan komputer. (Hasibuan, dkk, Jurnal, 2019:67-76). Menurut Meidawati (2019) pembelajaran daring sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah di mana peserta didik dan pendidik berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya.
Pada tataran pelaksanaannya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat mobile seperti smartphone atau telepon, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang digunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan di mana saja (Gikas & Grant, 2013:18-26). Berbagai media juga dapat digunakan dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Zoom Cloud Meetings, Edmodo, dan Schoology dan aplikasi instan seperti Whatsapp.
5. Aplikasi Zoom Cloud Meetings
a. Pengertian Aplikasi Zoom Cloud Meetings
Aplikasi Zoom Cloud Meeting merupakan aplikasi meeting online dengan konsep screen sharing. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya bertatap muka dengan lebih dari 100 orang partisipan dan terhubung dengan peserta langsung ke dalam ruangan yang sama dan melakukan proses pembelajaran. Aplikasi Zoom sebagai salah satu aplikasi yang dapat digunakan dengan cara melakukan pembelajaran secara virtual. Aplikasi zoom daapat mempertemukan peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan video sehingga proses pembelajaran dapat tersampaikan secara baik (Meda Yuliani, dkk. 2020:18).
Aplikasi Zoom dapat memberikan kontrol penuh bagi pengguna dengan memberikan akses menelpon berbagi kontrol dengan mengadakan rapat dengan peserta lain dan juga dapat melakukan rapat dalam form video. Layanan konferensi rapat pada aplikasi Zoom juga memiliki beberapa fitur dan beberapa opsi yang tersembunyi bagi pengguna yang menggunakan menggunakan layanan tingkat premium. Aplikasi Zoom ini memberikan kemudahan kepada setiap pengguna untuk tetap bertemu tatap muka, berbagi informasi, dan tetap terhubung satu sama lain meskipun dilakukan dengan jarak jauh (Ahmadi & Aulia, 2020: 108).
Aplikasi Zoom merupakan sebuah aplikasi yang dapat menunjang kebutuhan komunikasi dimanapun dan kapanpun dengan banyak orang tanpa harus bertemu fisik secara langsung. Aplikasi ini digunakan untuk video conference yang dengan mudah dapat di unduh pada perangkat:
1) PC (Personal Computer) dengan Webcame
2) Laptop dengan Webcame
3) Smartphone Android
Aplikasi Zoom Cloud Meeting ini sangat cocok digunakan untuk melakukan video conference, dengan bandwidth yang digunakan, tidak ada iklan di aplikasi tersebut, serta tidak terlalu banyak memakan resource memory jika dijalankan di Android atau PC. Untuk melakukan registrasi, cukup memasukkan email di halaman utama website Zoom.Us dan nanti mendapatkan E-Mail notifikasi aktifasi akun, dan selanjutnya ikuti langkah langkah yang tertera. Jika menggunakan PC/laptop, setelah melakukan registrasi akun nanti ditunjukkan TopUp link download file.exe dan silahkan diunduh (mendukung di windows dan linux menggunakan wine). Jika menggunakan Smartphone Android, bisa mengunduhnya di Playstore dengan keyword “ZoomUs”. Jika ingin melakukan conference secara bersama-sama, bisa melakukan invite atau bisa juga dengan menginformasikan “ID Meeting” kepada rekan.
b. Langkah Penggunaan Aplikasi Zoom dalam Telepon
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan aplikasi Zoom dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. (Ahmadi & Aulia, 2020: 111)
1) Buka Playstore pada smartphone dan ketik “Zoom Cloud Meeting”
2) Selanjutnya klik “Download atau Install”
3) Tunggu sebentar, dan aplikasi Zoom sudah dapat digunakan.
c. Langkah Penggunaan Aplikasi Zoom dalam Pelajaran
Adapun langkah-langkah dalam
penggunaan aplikasi
sevima dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. (Ahmadi & Aulia,
2020: 111)
1) Buka aplikasi Zoom
2) Pilih menu “Share Screen” yang terdapat pada tab “Home”
3) Masukkan “Sharing Key” atau “meeting ID”
4) Isi kolom tersebut dengan menggunakan kata sandi agar bisa bergabung dengan panggilan video yang sedang berlangsung.
5) Temukan sejumlah pilihan layar yang ingin ditampilkan kepada pengguna zoom lain.
6) Pilih opsi “Screen” untuk berbagi layar PC secara real time.
7) Jika ingin mendapatkan sedikit privasi, maka dapat memilih “Windows”
8) Jika sudah bergabung dalam panggilan video dan ingin berbagi layar, pengguna cukup memilih “Share Screen”.
9) Pengguna dapat memilih windows yang ingin dibagikan dan tekan tombol “Share” untuk menampilkan kepada pengguna lain.
d. Kelebihan Aplikasi Zoom
1) Memiliki Kualitas Video dan Audio yang Bagus
Aplikasi Zoom ini memiliki kualitas video dan audio yang bagus. Selain itu, aplikasi ini juga mendukung video konferensi sampai 1000 peserta dan juga 49 video dalam satu layar sekaligus.
2) Bisa Merekam Aktivitas Video Conference
Aplikasi zoom mampu merekam aktivitas video konferensi yang sedang berlangsung. Hasil dari rekaman video konferensi tersebut disimpan dalam akun cloud storage masing-masing peserta.
3) Memiliki Fitur Penjadwalan
Fitur yang sangat penting yaitu fitur penjadwalan. Fitur ini hanya bisa ditemukan pada aplikasi Zoom. Dengan adanya fitur ini kita bisa dengan mudah mengatur jadwal kapan video konferensi kita akan berlangsung.
4) Tersedia Obrolan Tim
Aplikasi Zoom ini mampu memberikan kemudahan kepada para penggunanya jika ingin mengobrol atau berbincang di grup. Fitur ini juga bisa berguna untuk membagikan file atau berbagi arsip sesama pengguna dalam satu grup.
e. Kekurangan Aplikasi Zoom
Adapun kelemahan aplikasi Zoom menurut Iskandar (dalam Taufan, 2020) Adalah sebagai berikut.
1) Ekspos Data Dikirim ke Facebook
Ekspos data ke Facebook tanpa pemberitahuan dan persetujuan dari pengguna Zoom yang melakukan ekspos data ke Facebook di versi Ios. Akhirnya Zoom menghapus SDK login via Facebook (FB). Pihak facebook tidak mengetahui sistem ekspos data yang selama ini terjadi tanpa persetujuan pengguna.
2) Isu Penggunaan Enkripsi
Pada kegiatan marketing, Zoom mengaku menggunakan teknologi end to end encryption, padahal dalam praktiknya tidaksama. Zoom hanya menggunakan Trasnport Layer Security (TLS) seperti update dari SSL (Secure Socket Layer) yang merupakan langkah situs web untuk membuat sambungan aman dengan browser web pengguna. Pada akhirnya video konferensi maupun webinar tidak ada perlindungan, sehingga membuka kemungkinan untuk terjadinya pencurian informasi. Dilain pihak, Zoom bisa melihat isi meeting dan webinar tersebut.
3) Rentan Pencurian Data
Fitur chat pada Zoom memberikan celah keamanan karena bisa digunakan untuk mencuri username dan password pada penggunaan Zoom di windows. Cara kerjanya adalah mengirimkan chat berisi URL link. Hal inilah yang membuat banyak akun Zoom terkena peretasan dan username serta password dapat dijual di dark web. Caranya menggunakan UNC inject, dengan memanfaatkan URL link yang dikirim ke ruang chat saat live Zoom terjadi. d. Ancaman Malware Aplikasi Zoom di Mac OS terjadi dengan model yang aneh dan mirip dengan software berbahaya atau disebut dengan malware. Instalasinya memunculkan kecenderungan ada manipulasi dan ketidaksesuaian antara keterangan dan yang dilakukan oleh software.
4) Komputer Zombie
Patrick Wardie merupakan mantan kontraktor NSA (National Security Agency) dan seseorang hacker yang menjelaskan bahwa Zoom bisa digunakan untuk mengintai malware. Zoom nantinya bisa digunakan sebagai jembatan untuk peretas yang menjadikan komputer sebagai komputer zombie yang bisa dikendalikan.
5) Key Management System
Key Management System merupakan system untuk memproses enskripsi yang kebetulan hanya menggunakan TLS.
B. Kerangka Pikir
Dengan adanya wabah virus corona (COVID 19) yang melanda Indonesia, pemerintah mengatur rencana dengan menerapkan Physical Distancing atau jaga jarak aman antar individu, oleh karena itu hal-hal yang membuat massa berkumpul sebaiknya tidak dilakukan terlebih dahulu termasuk aktivitas pembelajaran di sekolah yang terpaksa diliburkan dengan memindahkannya menjadi belajar di rumah. Pembelajaran yang dilakukan di rumah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang sudah canggih di masa sekarang ini atau dalam artian lain pembelajaran dilaksanakan secara daring atau berbasis online (e-learning).
Hasil belajar siswa kelas VIII
SMPN ................... hanya terdapat 11 anak saja yang memiliki nilai tuntas
dan sisanya 25 anak belum mencapai nilai KKM. Rendahnya nilai ketuntasan siswa
ini dipicu karena kurang termotivasinya siswa dalam mengikuti pelajaran daring
yang disajikan oleh guru. Sebagai
solusinya, maka peneliti melaksanakan pembelajaran
menggunakan aplikasi zoom cloud
meetings. Guru dapat memberikan materi kepada
siswa dengan media dan metode pembelajaran yang menarik serta dapat menciptakan
situasi belajar yang kondusif dalam kelas. Dengan penerapan pembelajaran
tersebut diharapkan dapat tercipta interaksi belajar aktif.
Sistem belajar jarak jauh memang baik saat kondisi darurat seperti ini, bentuk penugasan menjadi hal yang paling efektif untuk pembelajaran jarak jauh. Para pengajar dapat memberikan tugas melalui aplikasi whatsapp, zoom, google classroom, dan aplikasi lainnya yang dinilai dapat membantu untuk sistem belajar melalui sistem daring. Sistem belajar mengajar menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meetings, merupakan sistem yang diterapkan secara online melalui perangkat smart phone atau perangkat komputer.
Selain itu aplikasi Zoom Cloud Meetings ini memiliki fitur – fitur pendukung, seperti fitur share screen sehingga para pengajar dapat menampilkan slide presentasinya melalui fitur tersebut, kemudian fitur video dapat dipakai agar para pengajar dapat melihat para murid saat sedang belajar, dan vitur audio agar pengajar dan juga para murid dapat berinterasi melalui fitur audio. Melalui Zoom para guru dapat langsung berkomunikasi secara visual, dengan memberikan berbagai materi pelajaran dengan petunjuk langsung kepada para murid – muridnya.
Dari penjelasan di atas maka dalam bentuk bagan, kerangka pikir pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan aplikasi zoom cloud meetings pembelajaran IPA materi sistem gerak pada manusia siswa kelas VIII SMPN ................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Bertolak dari uraian di atas, peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu jika pembelajaran IPA materi sistem gerak pada manusia menggunakan aplikasi zoom cloud meetings maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN ................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 akan meningkat.
Untuk mendapatkan file lengkap............... silahkan klik disini