Wednesday, 3 May 2023

PTK SEKOLAH DASAR

 

 

 LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

 

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATERI TEKS PERCAKAPAN TENTANG HIDUP RUKUN SISWA KELAS II SDN .........SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2020/2021

 

 

 

 

Diajukan sebagai

Persyaratan Kenaikan Pangkat dari  Golongan …… ke ………

Unsur Pengembangan Profesi Guru

 

 

 

 

 

Oleh

 

.................................

NIP. ……………………..

 

 

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH DASAR NEGERI .........

Jl……………………………..…………….. Kecamatan ………………………….

  Kabupaten …………… Provinsi …………..

2018

 

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(CLASSSROOM ACTION RESEARCH)

 

 

1. Judul Penelitian

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATERI TEKS PERCAKAPAN TENTANG HIDUP RUKUN SISWA KELAS II  SDN ......... SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2020/2021

2. Identitas Peneliti

    a. Nama Lengkap dan Gelar

 b. NIP

 c. Pangkat, Golongan

 d. Jabatan

 e. Unit Kerja

 

 f. Alamat

 

 

 

..............................................

……………………………………

.............................................

Guru

SDN .........  Kecamatan ........ Kabupaten ..........

 

3. Lama Penelitian

 

4. Sumber Biaya

3 bulan / dari bulan September  2020 sampai dengan bulan November 2020

Swadana

 

 

                        Mengetahui                                    ………..,  16 Maret 2020

                     Kepala Sekolah                                                Peneliti

 

 

 

 

         ………………………………                          ................................

            NIP. …………………….                       NIP. ………………………

 

Mengesahkan

Pengawas Sekolah

 

 

 

 

…………………………………..

NIP. ……………………………

 

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATERI TEKS PERCAKAPAN TENTANG HIDUP RUKUN SISWA KELAS II SDN .........

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2020/2021

 

 

Oleh

 

.................................

NIP. ……………………..

 

 

ABSTRAK

 

 

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi teks percakapan tentang hidup rukun pada siswa kelas II SDN .........  Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan menggunakan media  pembelajaran berupa media gambar. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan sistem siklus yang terdiri dari perencanan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN .........  Semester 1  Tahun Pelajaran 2020/2021, dengan jumlah 11 siswa, terdiri dari …. siswa laki-laki dan ….. siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi. Validasi data mengunakan  teknik triangulasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan partisipasi belajar dari 27,27% atau 3 siswa  pada studi awal menjadi, 54,55% atau 6 siswa pada siklus I, meningkat menjadi 100% atau 11 siswa pada akhir siklus kedua. Peningkatan hasil belajar siswa dari 55,45, meningkat menjadi  65,45 pada siklus pertama dan pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 76,36, sedangkan ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana pada studi awal hanya 2 orang siswa (18,18%) menjadi 54,55% atau 6 siswa, meningkat lagi menjadi 10 siswa atau 90,91% pada akhir siklus kedua. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa  penggunaan media gambar dalam pembelajaran materi teks percakapan tentang hidup rukun dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa kelas II SDN .........  Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021.

 

Kata Kunci : partisipasi, hasil belajar, media gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

 

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya, sehingga laporan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATERI TEKS PERCAKAPAN TENTANG HIDUP RUKUN SISWA KELAS II  SDN ......... SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2020/2021” dapat diselesaikan atas tepat pada waktunya. Penyusunan laporan penelitian tindakan kelas IIni  sebagai persyaratan untuk mencapai jenjang golongan  ………… .

Dengan terselesainya laporan penelitian tindakan kelas  ini berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada::

1.      Pengawas Sekolah yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan pada penyusunan laporan penelitian tindakan kelas IIni.

2.      Rekan-rekan guru SDN .........  yang senantiasa memberi semangat dan dorongan selama penelitian dan penyusunan karya tulis ini berlangsung.

3.      Segenap warga sekolah, khususnya anak-anakku tersayang siswa kelas II SDN ......... .

4.      Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian tindakan kelas IIni masih banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat digunakan sebagai pijakan berikutnya.

 

……….,     Maret 2020

Peneliti

 

 

 

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..........................................................................................      i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................     ii

ABSTRAK..........................................................................................................    iii

KATA PENGANTAR........................................................................................    iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................     v

DAFTAR TABEL...............................................................................................    vi

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................   vii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii

 

BAB    I     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah ..............................................................     1

B.  Identifikasi Masalah ....................................................................     3

C.  Rumusan Masalah .......................................................................     4

D.  Tujuan Penelitian .........................................................................     4

E.   Manfaat Penelitian ......................................................................     5

 

BAB    II   KAJIAN PUSTAKA

A.  Kajian Teori.................................................................................     6

B.  Kerangka Berpikir........................................................................   17

C.  Hipotesis Tindakan......................................................................   19

 

BAB    III METODE PENELITIAN         

A.  Setting Penelitian.........................................................................   20

B.  Metode dan Rancangan Penelitian .............................................   20

C.  Subjek Penelitian..........................................................................   22

D.  Teknik dan Isntrumen Pengumpulan Data ..................................   22

E.   Validasi Data...............................................................................   24

F.   Analisis Data................................................................................   24

G.  Prosedur Penelitian .....................................................................   26

H.  Indikator dan Kriteria Keberhasilan ...........................................   27

 

BAB    IV  HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Data.............................................................................   29

B.  Hasil Penelitian............................................................................   41

C.  Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................   45

 

BAB    V   SIMPULAN DAN SARAN                  

A.  Simpulan .....................................................................................   50

B.  Saran ...........................................................................................   51

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

 

DAFTAR TABEL

 

TABEL                                                                                                       Halaman

 

Tabel   3.1     Kriteria Penilaian Partisipasi Belajar Siswa.................................      25

Tabel   4.1     Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Materi Teks percakapan tentang hidup rukun pada  Kondisi Awal..............................................................................      29

Tabel   4.2     Rekapitulasi Hasil Obervasi Partisipasi Belajar Siswa pada  Kondisi Awal                 30

Tabel   4.3     Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Materi Teks percakapan tentang hidup rukun  pada  Siklus I.........................................................................................      33

Tabel   4.4     Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Partisipasi Siswa pada Siklus I                   34

Tabel   4.5     Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran  pada Siklus II....      38

Tabel   4.6     Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Partisipasi Siswa pada  Siklus II                40

Tabel   4.7     Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Belajar Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II                                                                                                           42

Tabel   4.8     Nilai Hasil Tes Formatif Temuan Awal,  Siklus I dan Siklus II..      43

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

GAMBAR                                                                                                  Halaman

 

Gambar    2.1  Kerangka Berpikir  Penelitian Tindakan Kelas.........................      18

Gambar    3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:63)............      21

Gambar    4.1 Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Partisipasi Siswa Pada Siklus I dan II         .................................................................................................. 43

Gambar    4.2 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar  Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus  II .................................................................................................. 44

Gambar    4.3  Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa  Pada Siklus I dan II                    45


DAFTAR LAMPIRAN

 

LAMPIRAN                                                                                                             

 

1.        Surat Ijin Penelitian

2.        Jurnal Kegiatan Penelitian

3.        a.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

b.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

4.        Instrumen Pengumpulan Data

a.  Lembar Kerja Siswa dan Lembar Soal Tes Formatif Siklus I

b.  Lembar Kerja Siswa dan Lembar Soal Tes Formatif Siklus II

c. Lembar Observasi Aktivitas  Siswa

5.        Analisis Data HasilPenelitian

a.       Hasil Nilai Tes Formatif Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

  1. Hasil Nilai Penilaian Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

6.        Contoh Hasil Pekerjaan Siswa

7.        Daftar Hadir Siswa

8.        a.  Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Kondisi Awal

b.  Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I

c.  Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    Kajian Teori

  1. Alat Peraga

Alat peraga adalah komunikasi atau perantara yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari. Menurut Nasution (2003: 100) “alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif”. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran. Sejalan dengan itu ahli lain mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan. Alat peraga adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hamzah (1985: 11) bahwa “media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”. Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga menurut Nasution (2003: 95) adalah “alat bantu dalam mengajar lebih efektif”.

Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa media atau alat bantu mengajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

  1. Media Gambar

Media gambar termasuk ke dalam media visual. Sama dengan media lain, media  gambar  berfungsi  untuk  menyalurkan  pesan  dan  penerima  sumber  ke penerima  pesan.  Pesan  yang  akan  disampaikan  dituangkan  ke  dalam  simbol-simbol  komunikasi  visual.  Supaya  proses  penyampaian  pesan  dapat  berhasil  dan efisien,  simbol-simbol  tersebut  perlu  dipahami  benar.  Secara  khusus  gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Media  gambar  berbentuk  dua  dimensi  (grafis)  karena  hanya  memiliki ukuran  panjang  dan  lebar.  Yang  termasuk  media  gambar  adalah  gambar,  foto, grafik, bagan atau diagram, kartun, komik, poster, peta dan lain-lain. Media  gambar  telah  berkembang  sesuai  dengan  kemajuan  teknologi seperti  gambar fotografi. Gambar fotografi bisa diperoleh dari berbagai sumber : surat  kabar,  majalah,  brosur,  dan  buku-buku.”  Gambar,  lukisan,  kartun,  ilustrasi, foto  yang  diperolah  dari  berbagai  sumber  tersebut  dapat  dipergunakan  oleh  guru secara  efektif  dalam  kegiatan  belajar  mengajar  pada  tiap  jenjang  pendidikan  dan berbagai disiplin ilmu ” (Sujana 2000: 78).

Di samping itu gambar/fotografi juga sangat mendorong para siswa untuk membangkitkan  minatnya  pada  pelajaran,  membantu  mengembangkan kemampuan  berbahasa,  kegiatan  seni,  melukis,  menggunakan  serta  membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku-buku teks. Kriteria  dalam  pemilihan  media  gambar  adalah  berdasarkan  persyaraitan artistik. Media gambar yang memiliki kriteria artistik adalah media gambar grafis.  

Media  memiliki  unsur-unsur  adalah  gambar  dan  tulisan.  Media  ini  dapat digunakan  untuk  mengungkapk,an  fakta  atau  gagasan  menggunakan  kata-kata, angka,  serta  bentuk  simbol  (lambang).  Media  grafis  merupakan  gambar  yang sederhana untuk menggambarkan data kuantitatif yang akurat dan mudah untuk di mengerti.  Media  pembelajaran  gambar  mempunyai  beberapa  kelebihan  yaitu sifatnya konkrit, gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Media gambar juga dapat mengatasi keterbatasan pengamatan manusia, dapat memperjelas suatu masalah, gambar juga dapat digunakan tanpa memerlukan alat khusus.

Di  samping  itu  media  gambar  atau  foto  juga  mempunyai  beberapa kelemahan  yaitu  gambar  hanya  menekankan  persepsi  indra  mata,  gambar  benda yang  terlalu  kompleks  kurang  efektif  untuk  kegiatan  pembelajaran,  ukurannya sangat  terbatas  untuk  kelompok  besar.  Ada  beberapa  syarat  harus  terpenuhi supaya  gambar  itu  baik  sebagai  media  pendidikan  setidaknya  gambar  itu  akan cocok  dengan  tujuan  pendidikan.  Gambar  tersebut  harus  otentik,  sederhana  dan ukurannya  relatif  serta  gambar  sebaiknya  mengandung  gerak  atau  perbuatan, gambar  juga  hendaknya  bagus  dari  sudut  seni  dan  sesuai  dengan  tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

a.   Pengertian Media

Media  pembelajaran  telah  dikenal  sejak  lama,  sejak  pendidikan  formal atau  pengajaran  itu  ada.  Terdapat  banyak  pengertian  atau  definisi  tentang  media. Namun  definisi-definisi  yang  dimunculkan  mengandung  makna  yang  hampir sama.  Secara  etimologis,  kata  “media”  adalah  bentuk  jamak  dari  medium,  yang dalam  bahasa latin  berarti  alat,  sarana,  dan  perantara.  Media  adalah  sarana  yang digunakan  untuk  menampilkan  pelajaran  dan  dalam  pengertian  yang  lebih  luas disebut  media  pendidikan,  dengan  pengertian  bahwa  pendidikan  bukan  hanya mencakup pengajaran saja tetapi juga pendidikan dalam arti yang lebih luas. 

Media  pendidikan  dalam  arti  sempit  terutama  hanya  memperhatikan  dua unsur  dari  model  kawasan  keseluruhan  yakni  bahan  dan  alat,  walaupun  juga memberi  catatan  bahwa  persoalan  yang  dihadapi  disekolah  bukan  Cuma menyangkut  kedua  unsur  tetapi  juga  melibatkan  orang-orang  yang  menyediakan dan  mengoperasikannya,  masalah  rancangan,  produksi,  pemanfaatan, pengorganisasian,  dan  pengelolaannya,  sehingga  bahan  dan  alat  itu  dapat berinteraksi  dengan  siswa.  Proses  belajar  mengajar  adalah  proses  komunikasi yang  diciptakan  oleh  guru  dan  siswa,  dimana  kadang  terjadi  gangguan  atau hambatan.  Untuk  mengatasi  hambatan  itu  diperlukan  adanya  media  pengajaran yang  dapat  untuk  meningkatkan  efektivitas  belajar  mengajar.  Menurut  Oemar Hamalik  (1982  :  23)  media  pendidikan  dapat  berfungsi  sebagai  alat,  metode  dan teknik  yang  digunakan  dalam  rangka  lebih  mengefektifkan  komunikasi  dan interaksi  antara  guru  dan  siswa  dalam  proses  pendidikan  dan  pengajaran  di sekolah.

Menurut  Arsyad  (2002:  11-13)    ada  beberapa  kemampuan  media pengajaran  peristiwa,  (2)  kemampuan  manipulatif  yaitu  kemampuan memindahkan suatu objek yang disesuaikan dengan keperluan, kemampuan dalam mengefektifkan proses belajar mengajar antara lain: (1) kemampuan fiksasi, yaitu media  mempunyai  kemampuan  menangkap  sesuatu  objek  atau  distributive  yaitu memungkinkan kita mentransfer atau memindahkan suatu objek melalui ruang.

Media  pembelajaran  mempunyai  fungsi  yaitu:  (1)  media  pembelajaran dapat  memperjelas  penyajian  pesan  dan  informasi  sehingga  dapat  memperlancar dan  meningkatkan  proses  dan  hasil  belajar,  (2)  media  pembelajaran  dapat meningkatkan  dan  mengarahkan  perhatian  anak  sehingga  dapat  menimbulkan motivasi  belajar,  (3)  media  pembelajaran  dapat  mengatasi  keterbatasan  indera, ruang  dan  waktu,  (4)  media  pembelajaran  dapat  memberikan  kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka. 

Ada bermacam-macam media pembelajaran dalam pendidikan, yaitu:

1)   Model

Model  adalah  alat  bantu  mengajar  sejarah  yang  berupa  bentuk-bentuk  khusus yang  bersifat  tiga  dimensi  yang  merupakan  tiruan  dari  unsur-unsur  peristiwa sejarah.

2)   Bagan waktu

Bagan  waktu  berfungsi  memberikan  kerangka  kronologis  dalam  mana  peristiwa dan  unsur  perkembangannya  bisa  ditunjukkan  dengan  jelas.  Selain  itu,  bagan waktu  juga  bisa  menggambarkan  unsur-unsur  sebab  akibat  dari  peristiwa  sejarah dan  bahkan  saling  hubungan  antara  peristiwa-peristiwa  dalam  berbagai  aspek kondisionalnya.

3)   Peta

Penggunaan  peta  sebagai  media  pengajaran  sejarah,  merupakan  bagian  integral dari  materi  pengajaran  itu  sendiri,  disebabkan  karena  suatu  peristiwa  sejarah di samping unsur waktu juga punya unsur tempat atau ruang. 

4)   Gambar

Gambar  digunakan  dan  diperagakan  disusun  pada  dinding  peraga.  Gambar  harus cukup jelas, agar siswa dapat melihat dengan jelas. 

b.   Prinsip-prinsip Penggunaan Media

Media merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Oleh karena  itu,  agar  pemanfaatannya  dapat  maksimal,  maka  harus  memperhatikan beberapa  hal  bahwa  sebagian  bagian  integral  dari  proses  belajar  mengajar.

Apabila  memilih  suatu  media  pembelajaran  hendaknya  memperhatikan  beberapa prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran sebagai berikut: 

1)      Harus diketahui dengan jelas media itu bertujuan untuk apa,

2)      Pemilihan media harus secara obyektif,

3)      Tidak  ada  satu  pun  media  yang  bisa  dipakai  untuk  semua  tujuan  karena masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing,

4)      Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar serta materi pengajaran yang akan disampaikan,

5)      Untuk  mengenai  media  dengan  tepat,  guru  hendaknya  mengenal  ciri-ciri media,

6)      Pemilihan media supaya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan, dan

7)      Pemilihan  media  juga  harus  didasarkan  pada  kemampuan,  dan  pola  belajar

8)      siswa.

c.   Kelebihan dan Kekurangan Hasil Pengembangan Media Gambar.

Kelebihan dari hasil pengembangan media gambar dalam pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan adalah sebagai berikut:

1)      Media gambar merupakan media yang umum dipakai.

Media gambar merupakan bahasa yang paling umum sering dipakai dalam proses pembelajaran. mengingat banyak sekalih manfaat yang bisa didapatkan dari media gambar, yaitu lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Media gambar juga bisa meningkatkan konsentrasi dan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

2)      Hasil Pengembangan media gambar disesuaikan dengan taraf berpikir siswa dari sederhana ke kompleks.

Kegiatan pembelajaran pada siswa SD menuntut guru untuk memberikan materi setahap demi setahap dari yang sederhana sampai yang kompleks (Sugihartono, dkk., 2007: 112). Hasil dari pengembangan media gambar dapat digunakan guru untuk menyajikan kegiatan pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka sesuai dengan taraf berpikir siswa dari yang sederhana ke kompleks yaitu dimulai dari siswa menetukan nilai satuan dan puluhan kemudian sampai pada pembelajaran pemahan konsep tentang cara menjumlahkan dan mengurangkan bilangan dua angka.

3)      Melibatkan siswa untuk mengoprasikan media pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Menurut Conny R. Semiawan (1998: 295), keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan mengikat siswa untuk menjaga keberadaan program dan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, tentu saja posisi guru tetap menempatkan dirinya sebagai fasilitator, pendorong serta pendukung yang mampu menjadikan kegiatan pembelajaran itu sebagai aktifitas yang produktif dan media untuk berlatih dalam memecahkan permasalahan akademik khususnya, dan persoalan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian keterlibatan siswa dalam mengoprasikan hasil pengembangan media gambar menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

4)      Warna dari media gambar yang bervariasi dapat memotivasi belajar siswa.

Gagne (Abdul Majid, 2008: 69), menyatakan bahwa fase dalam kegiatan pembelajaran adalah fase motivasi, fase menaruh perhatian (attention, alertness), fase pengolahan, fase umpan balik (feedback reinforcement). Berdasakan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media harus dikembangkan. Media yang digunakan harus menarik dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga dapat memotivasi belajar. Aspek kemenarikan ini dapat dilihat dari warna gambar yang bervariasi.

5)      Bahan pembuatan media mudah didapat dan tahan lama.

Hasil dari pengembangan media gambar berupa media yang terbuat dari bahan dasar karton. Hasil pengembangan media gambar disini termasuk dalam media yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh, harganya murah, cara membuatnya mudah, penggunaannya tidak sulit, dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama (Syaiful Bahri Djamarah, 1997: 213). Dengan demikian hasil pengembangan media gambar dapat memenuhi salah satu kriteria pemilihan media yaitu bahan pembuatnya mudah diperoleh dan tahan lama.

Selain kelebihan yang dimiliki, hasil pengembangan media gambar juga memiliki kelemahan yaitu, untuk bisa menggunakan hasil pengembangan media gambar ini, siswa harus memiliki pengetahuan prasyarat terlebih dahulu. Pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki adalah siswa harus terlebih dahulu mengetahui konsep materi nilai tempat satuan dan puluhan. Apabila siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat tersebut, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam mengoprasikan hasil pengembangan media tersebut (Arief S. Sadiman, 2009: 103).

  1. Partisipasi

Menurut Keit Davis dalam Sastroputro (1989:35) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002:149). Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156).

Jadi partisipasi yang peneliti maksud adalah partisipasi siswa yang merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.

Partisipasi menurut Bloom yang dikutip oleh Winkel yaitu mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berperan dalam suatu kegiatan (Winkel, 1996: 247). Berdasarkan pengertian diatas, maka partisipasi pada hakekatnya adalah keterlibatan seseorang atau kelompok orang dalam suatu kegiatan tertentu. Keterlibatan disini tidak hanya sekedar mengikuti, namun keterlibatan dalam partisipasi melibatkan mental dan emosional partisipan. Keterlibatan-keterlibatan ini adalah ; (1) Keterlibatan dalam pembuatan keputusan, (2) Keterlibatan dalam pelaksanaan tugas, (3) Kegiatan memperoleh manfaat dan (4) Kegiatan mengevaluasi program.

Partisipasi dalam pelaksanaan adalah keterlibatan mahasiswa secara langsung, baik secara mental maupun emosional untuk mewujudkan tujuan. Partisipasi dalam pelaksanaan mencakup bentuk aktivitas-aktivitas yang umum adalah aktivitas perhatian, pendengaran, penulisan, penggambaran, ketrampilan, serta emosi.

Faktor lain yang mempengaruhi intensitas partisipasi adalah faktor prasarana dan waktu yang cukup untuk memanfaatkannya. Dalam hal ini yang ingin diketahui bagaimana partisipasi mahasiswa dalam mengikuti materi pembelajaran yang diberikan guru. Partisipasi seperti yang telah dijelaskan di atas adalah berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung dicapainya prestasi yang tinggi. Hasrat ini diperlihatkan dalam wujud frekuensi bertanya, berpendapat, menjawab pertanyaan, mencoba, mencatat, dan melakukan praktek secara bersungguh-sungguh.

Partisipasi dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru maupun bagi sekolah. Manfaat bagi sekolah adalah meningkatkan mutu sekolah. Peningkatan mutu sekolah  akan diikuti oleh peningkatan persepsi masyarakat terhadap mutu sekolah, sehingga minat masyarakat untuk menguliahkan anaknya ke sekolah yang bersangkutan menjadi tinggi. Disamping itu persepsi kalangan industriawan juga meningkat, sehingga mereka senang hati menampung lulusannya. Manfaat bagi siswa adalah mereka dapat memanfaatkan motivasinya secara positif, meningkatkan harga dirinya, dan menyalurkan daya kreasinya.

  1. Hasil Belajar Siswa.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep  yang tidak dapat dipisahkan satu  sama  lain.  Belajar  menunjuk  pada  apa  yang  harus  dilakukan  seseorang sebagai  subjek  yang  menerima  pelajaran  (sasaran  didik),  sedangkan  mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar bukan merupakan kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar  adalah  suatu  proses  yang  ditandai  dengan  adanya  perubahan  pada  diri seseorang.  ”Perubahan  sebagai  hasil  proses  belajar  dapat  ditunjukkan  dalam berbagai  bentuk  seperti  berubah  pengetahuannya,  pemahamannya,  sikap  dan tingkahlakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu” (Sudjana, 1987: 28). 

Dalam proses belajar dan mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi  guru  dan  siswa  sebagai  makna  utama  proses  pembelajaran  memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.  Kedudukan  siswa  dalam  proses  belajar  dan  mengajar  adalah  sebagai subjek  dan  sekaligus  sebagai  objek  dalam  pembelajaran,  sehingga  proses  atau kegiatan  belajar  dan  mengajar  adalah  kegiatan  belajar  siswa  dalam  mencapai suatu  tujuan  pembelajaran.  Hasil  belajar  dalam  kontesktual  menekankan  pada proses  yaitu  segala  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  siswa  dalam  mencapai  tujuan pembelajaran.  Nilai  siswa  diperoleh  dari  penampilan  siswa  sehari-hari  ketika belajar. ”Hasil belajar diukur dengan berbagai cara misalnya, proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, dan tes” (Depdiknas: 2002). 

Pembelajaran  merupakan  suatu  usaha  sadar  yang  dilakukan  oleh  guru dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat terwujud. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran,  sedangkan  hasil  belajar  adalah  kemampuan-kemampuan  yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 

Dengan demikian hasil belajar dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa, baik  hasil  belajar  (nilai),  peningkatan  kemampuan  berpikir  dan  memecahkan masalah  perubahan  tingkah  laku  atau  kedewasaannya.  Horward  Kysley  dalam Sudjana (1990: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis  hasil  belajar  dapat  diisi  dengan  bahan  yang  telah  ditetapkan  dalam kurikulum  sedangkan  Gagne  membagi  lima  kategori  hasil  belajar,  yakni  (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motorik. Dalam  sistem  pendidikan  nasional  rumusan  tujuan  pendidikan,  baik tujuan  kurikuler  maupun  tujuan  instruksional,  menggunakan  klasifikasi  hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah  kognitif,  ranah  afektif,  dan  ranah  psikomotorik.  Ranah  kognitif  berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yakni: pengetahuan atau  ingatan,  pemahaman,  aplikasi,  analisis,  sintesis,  dan  evaluasi.  Kedua  aspek pertama  disebut  kognitif  tingkat  rendah  dan  keempat  aspek  berikutnya  termasuk kognitif  tingkat  tinggi.  Ranah  afektif  berkenaan  dengan  sikap  yang  terdiri  atas lima  aspek  yakni  penerimaan,  jawaban  atau  reaksi,  penilaian,  organisasi,  dan internalisasi.  Ranah  psikomotorik  berkenaan  dengan  hasil  belajar  keterampilan dan  kemampuan  bertindak.  Ada  enam  aspek  ranah  psikomotorik,  yakni  gerakan refleks,  keterampilan  gerakan  dasar,  kemampuan  perseptual,  keharmonisan  atau ketetapan,  gerakan  keterampilan  kompleks,  dan  gerakan  ekspresif  dan interpretative.

Hasil  belajar  biasanya  dapat  diketahui  melalui  kegiatan  evaluasi  yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana  tingkatkemampuan  dan  keberhasilan  siswa  dalam  pencapaian  tujuan pembelajaran.

Hasil belajar  yang dicapai oleh siswa dipengaruhi dua faktor utama  yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan.  Faktor  yang  datang  dari  diri  siswa  terutama  kemampuan  yang dimilikinya.  Faktor  kemampuan  siswa  besar  sekali  pengaruhnya  terhadap  hasilbelajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah  70%  dipengaruhi  oleh  kemampuan  siswa  dan  30%  dipengaruhi  oleh lingkungan.  Di  samping  faktor  kemampuan  yang  dimiliki  oleh  siswa,  juga  ada faktor  lain,  seperti  motivasi  belajar,  minat  dan  perhatian,  sikap  dan  kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis .

Adanya  pengaruh  dari  dalam  diri  siswa,  merupakan  hal  yang  logis  dan wajar,  sebab  hakikat  perbuatan  belajar  adalah  perubahan  tingkah  laku  individu yang  diniati  dan  disadari.  Salah  satu  lingkungan  belajar  yang  paling  dominan mempengaruhi  hasil  belajar  di  sekolah,  ialah  kualitas  pengajaran  yaitu  tinggi rendahnya  atau  efektif  tidaknya  proses  belajar  dan  mengajar  dalam  mencapai tujuan  pembelajaran.  Oleh  karena  itu  hasil  belajar  siswa  di  sekolah  dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran. 

B.     Kerangka Berpikir

Pembelajaran materi teks percakapan tentang hidup rukun dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran materi teks percakapan tentang hidup rukun tersebut bersifat membosankan, tidak menarik, dan menyebabkan siswa mengantuk, tidak berminat untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa malas bertanya, malas mengerjakan tugas, dan malas mendengarkan penjelasan guru. Penugasan untuk dikerjakan di rumah juga banyak yang tidak diselesaikan sendiri. Selama proses pembelajaran siswa lebih banyak pasif. Kondisi tersebut menunjukkan siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran materi teks percakapan tentang hidup rukun. Penggunaan media pembelajaran adalah salah satu variasi dalam proses belajar mengajar di kelas. Media pembelajaran beraneka ragam, dapat berupa media audio, media visual, dan media audio visual. Penggunaan media gambar diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami materi pelajaran sejarah, serta siswa diharapkan dapat mengingat materi yang sudah pernah disampaikan guru dipertemuan sebelumnya.

Kerangka pikir adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis.  Adapun kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas IIni adalah :

 

 




 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2.1  Kerangka Berpikir  Penelitian Tindakan Kelas

 

C.    Hipotesis Tindakan

Dengan mempertimbangkan dan merujuk kepada beberapa pendapat para pakar di atas, disusunlah hipotesis sebagai berikut : Diduga proses pembelajaran, partisipasi dan hasil belajar pembelajaran materi teks percakapan tentang hidup rukun siswa kelas II SDN .........  Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 dapat ditingkatkan melalui penggunaan media gambar.

 

 

Untuk mendapatkan file lengkap...............   silahkan klik disini